Kurang Aktivitas Mempercepat Penuaan

Info Sehat / 11 December 2009

Kalangan Sendiri

Kurang Aktivitas Mempercepat Penuaan

Lestari99 Official Writer
3374

Menjalani gaya hidup yang kurang aktif dapat membuat kita secara genetis menjadi tua sebelum waktunya, hasil sebuah penelitian menunjukkan. Sebuah studi pada anak kembar menemukan mereka yang secara fisik aktif selama masa luang mereka secara fisik tampak lebih muda dari saudara kembarnya yang lebih banyak diam.

Para peneliti menemukan potonngan DNA yang disebut telomeres, memendek lebih cepat pada orang yang kurang aktif. Hal ini menunjukkan hubungan yang cukup signifikan dengan penuaan yang lebih cepat dari seharusnya. Kesimpulan ini dapat dijadikan acuan bagi para dokter untuk mempromosikan potensi efek anti-penuaan dengan berolahraga secara teratur.

Gaya hidup aktif sebelumnya telah dikaitkan dengan resiko yang lebih rendah untuk terkena penyakit jantung, diabetes tipe 2 dan kanker. Bagaimanapun juga, penelitian ini menunjukkan bahwa gaya hidup yang kurang aktif tidak hanya membuat orang lebih rentan terhadap penyakit, tapi juga mempercepat proses penuaan itu sendiri.

Tim peneliti The King meneliti 2.401 orang kembar berkulit putih dan meminta mereka mengisi kuesioner mengenai aktivitas fisik mereka, dan bersedia diambil sampel darah dari DNA yang diekstrak. Para peneliti terutama berfokus pada telomeres, sekuens berulang dari DNA yang berada di ujung kromosom, dan melindunginya dari kerusakan. Sejalan dengan pertambahan usia, telemores seseorang akan menjadi lebih pendek dan membuat sel lebih rentan terhadap kerusakan dan kematian.

Dengan mempelajari sel darah putih khususnya yang berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh, para peneliti menemukan rata-rata telomeres kehilangan 21 komponen bagian - yang disebut nukleotida - setiap tahunnya. Namun pada pria dan wanita yang secara fisik kurang aktif di waktu luang mereka memiliki leukocyte telomeres yang lebih pendek bila dibandingkan dengan mereka yang lebih aktif.

Panjang rata-rata telomeres pada mereka yang kurang beraktivitas - hanya 16 menit melakukan aktivitas fisik dalam satu minggu - maka ditemukan 200 nukleotida lebih pendek dibandingkan dengan mereka yang beraktivitas fisik lebih banyak - 199 menit melakukan aktivitas fisik dalam satu minggu, seperti lari, tenis atau aerobik.

Pada mereka yang sangat aktif, panjang telomeres-nya dapat dibandingkan dengan mereka yang kurang aktif dengan usia rata-rata 10 tahun lebih muda. Perbandingan langsung dari pasangan kembar yang memiliki tingkat aktivitas fisik yang berbebda menunjukkan hasil yang sama.

Dampak Dari Stres

Para peneliti menunjukkan bahwa mereka yang tidak aktif secara fisik mungkin lebih rentan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh sel-sel yang terpapar oksigen dan juga peradangan.

Stres juga diduga memiliki dampak pada panjang telomeres, dan para peneliti menunjukkan mereka yang berolahraga secara teratur dapat membantu mengurangi tingkat stres mereka.

Dalam jurnal mereka, para peneliti mengatakan: "Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa orang dewasa yang melakukan aktivitas fisik dengan rutin, secara biologis lebih muda dari mereka yang kurang aktif. Kesimpulan ini dapat dijadikan acuan bagi para dokter untuk mempromosikan potensi efek anti-penuaan dengan berolahraga secara teratur."

Dalam tajuk rencana bersama, Dr Jack Guralnik dari US National Institute on Aging, mengatakan lebih banyak penelitian yang perlu untuk dilakukan untuk menunjukkan hubungan langsung antara penuaan dan aktivitas fisik.

Setiap orang memiliki aktivitas fisik yang berbeda, dan meskipun variabel-variabel tertentu disesuaikan dalam analisis ini, banyak faktor tambahan yang dapat bertanggungjawab atas perbedaan biologis antara orang-orang yang aktif dan yang kurang aktif. Namun demikian, artikel ini dapat menjadi salah satu jawaban dari banyak potongan bukti yang menunjukkan bahwa panjang telomeres mungkin akan menjadi target penelitian dalam mempelajari proses penuaan.

Sumber : saidaonline
Halaman :
1

Ikuti Kami