Hal kecil ini ditanggapi oleh kelompok Coin a Chance, sebuah komunitas pengumpul koin yang dipelopori oleh Nia Sadjarwo dan Hanny Kusumawati. Dunia maya yang menjadi alat bertumbuhnya komunitas ini menjadikan Coin a Chance sebuah gerakan luar biasa. Melalui blog, social network sites seperti Facebook dan Twitter, komunitas ini mengajak orang-orang untuk menyisihkan uang receh mereka. Caranya, dengan menyisihkan koin kembalian ke wadah-wadah yang sudah disiapkan di tempat umum seperti kafe dan rumah makan. Setiap bulannya, koin yang terkumpul dilaporkan ke publik secara terbuka.
Hasilnya, Bintang Gempur Anarki, anak pertama yang dibantu Coin a Chance dapat kembali ke sekolah setelah nyaris putus sekolah akibat menunggak uang bayaran. Berkat koin-koin pula, Bintang kini bisa merasakan belajar di bangku Sekolah Menengah Pertama.
Hingga saat ini, partisipan Coin a Chance sudah mencapai 3000 orang yang tersebar di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Bali, dan beberapa negara di Eropa. Well, terbukti memang bahwa hal kecil pun dapat memberi perubahan seperti yang koin-koin itu ‘lakukan.'