Hancur Dalam Pencarian Kasih

Family / 27 November 2009

Kalangan Sendiri

Hancur Dalam Pencarian Kasih

Admin Spiritual Official Writer
30702

Hendra terlahir dengan cacat fisik. Ia tidak memiliki dubur dan kaki yang sempurna layaknya bayi lainnya. Sampai ia beranjak remaja, pergumulan besar telah mengisi hari-harinya. Ayah Hendra sangat malu memiliki anak yang cacat fisik. Ia selalu menatap Hendra dengan pandangan sinis, tanpa ada rasa belas kasihan kepada anak kandungnya yang malang tersebut. Ayah Hendra tidak memperlakukan Hendra seperti anak-anaknya yang lain. Karena malu dengan kondisi anaknya, maka Hendra pun tidak pernah dimasukkan ke bangku sekolah. Ia hanya diberi les privat di rumah hingga ia tumbuh remaja. Mempertunjukkan Hendra di depan umum merupakan sesuatu yang sangat memalukan bagi ayahnya. Setiap kali ada acara keluarga atau undangan pesta, orang tua Hendra tidak pernah mengajaknya ikut. Bahkan ketika kakak kandungnya menikah, Hendra ditinggal sendirian di rumah sambil menahan kesedihan yang mendalam.

Sering kali Hendra menangis ketika malam tiba. Dan ia hanya bisa mengutarakan perasaan di hatinya kepada sang ibu dengan polos. "Ma, kenapa papa kok jahat? Apakah aku ini bukan anaknya? Kalau memang aku ini bukan anaknya lebih baik aku dari kecil diracun saja supaya mati," ucap Hendra dengan suara parau dan isak tangis tersedu-sedu.

Setiap hari caci maki dan kata-kata kutukan selalu terlontar dari mulut sang ayah. Dengan suara lantang dan tatapan jijik, ayah Hendra menghina dirinya. Hendra kecil setiap hari harus menahan rasa pilu di hatinya ketika ia menerima cacian tersebut. Kata-kata yang menyakitkan itu membuat hati Hendra terasa seperti disayat pisau silet. Pedih sekali rasanya mendengar ayah kandung sendiri menghina dirinya seperti binatang. Namun Hendra hanya bisa pasrah dan tidak bisa melawan.

Dari kecil seharusnya sudah ditanamkan sifat kepriaan pada diri Hendra, tetapi ia tidak mendapatkan itu dari sang ayah. Citra dirinya rusak dengan cacian yang ia terima dari ayahnya setiap hari. Ia merasa seperti hewan yang terkurung dan tidak pernah bebas bersosialisai seperti anak-anak lainnya. Hingga pada usia 11 menjelang 12 tahun, Hendra yang ingin merasa bebas mulai mengenal dunia waria dan sering berada di lingkungan mereka. Di situ ia merasa diterima dengan baik. Satu hal yang bisa membuat ia merasa bahagia karena ia tidak pernah merasakan hal itu sebelumnya. Akhirnya ia pun mulai menjadi seorang waria dan meninggalkan keluarganya.

Hendra mengganti namanya menjadi Sandra saat ia menjadi seorang waria. Setiap malam ia menjual dirinya di pinggir jalan dan mengonsumsi narkoba. Sudah beberapa kali ia masuk rumah sakit karena over dosis pemakaian obat-obatan tanpa ada satu orang pun dari keluarganya yang tahu. Namun ia tidak jera. Sekeluarnya dari rumah sakit, Hendra kembali menjual narkoba dan mengonsumsinya lagi. Tak hanya itu, untuk menambah penghasilannya Hendra pun menjual teman-teman wanitanya kepada para lelaki hidung belang. Ia juga berprofesi sebagai germo yang sering mangkal di sebuah diskotik dan di pinggir jalan. 15 tahun lamanya Hendra menjadi seorang waria dan menjalani kehidupan yang liar. "Hidup saya semakin nggak bener, semakin hari semakin tidak karu-karuan," ujar Hendra.

Hingga tiba pada suatu hari Hendra mulai merasa jijik dengan dirinya sendiri dan ia memutuskan untuk bunuh diri. "Namun pada saat itu saya mendengar suara Tuhan yang berkata, ‘Aku menciptakan kamu seperti gambar-Ku, bukan seperti modelmu ini'," cerita Hendra. "Saya berontak kepada Tuhan dan berkata, Tuhan, saya tidak mampu Tuhan! Tapi suara Tuhan berbicara berulang kali seperti itu."

Dorongan yang kuat untuk mengakhiri kehidupannya yang salah membuat Hendra bertekad untuk berubah. Ia mulai meresponi suara Tuhan. Beberapa hari setelah ia mendengar suara Tuhan, Hendra pergi ke salon dan memotong rambutnya yang panjang menjadi model potongan rambut laki-laki. Begitu ia melihat potongan rambutnya yang baru setelah lama memiliki model rambut panjang serupa wanita pada umumnya, Hendra melihat wajahnya tampak berbeda. Ia terharu dan menangis di hadapan Tuhan. Hendra berkata dalam hati, "Tuhan, mengapa Engkau sungguh baik Tuhan Yesus. Mengapa semua orang menganggap saya sampah, keluarga saya yang terutama, tetapi Engkau menjadikan saya berharga seperti ini."

Dalam sekejap Hendra merasakan damai sejahtera dan segala kepahitan terhadap orang-orang yang pernah menyakitinya hilang. Terutama kepahitan terhadap ayahnya yang dulu sering mencaci-maki dirinya. Hendra mulai meninggalkan dunia malam dan kehidupannya sebagai seorang waria. Ia berubah seutuhnya menjadi seorang pria dan kembali ke tengah-tengah keluarganya. Berkat pertolongan Tuhan, keluarga Hendra pun diubahkan dan mau menerima keberadaan dirinya apa adanya. Ucapan syukur Hendra semakin bertambah melihat dirinya dicintai oleh sang ayah dan bisa tinggal kembali di tengah-tengah kehidupan keluarga yang harmonis.

"Walaupun secara fisik saya sudah berubah pada saat itu, tapi perasaan saya masih seperti perempuan. Saya masih bisa mencintai seorang pria," ujar Hendra. Apa yang berhasil ia ubah pada bagian luar ternyata tidak sama dengan bagian dalam dirinya. Ternyata Hendra masih merasa seperti seorang perempuan. Ia menemukan kenyataan bahwa tidak semuanya berubah. Setiap malam ia menangis sambil berdoa kepada Tuhan. "Tuhan Yesus, kalau Engkau mau pulihkan saya tolong jangan setengah-setengah seperti ini. Tolong Tuhan, ubah saya!" seru Hendra dalam doanya. Ia merasa sedih melihat sebagian dari dirinya ternyata masih sama seperti dulu.

Seiring dengan doa yang ia utarakan kepada Tuhan setiap hari, tahap demi tahap Hendra mulai merasakan sisi kewanitaannya memudar. Tuhan mulai menghilangkan perasaan menyukai seorang pria dalam diri Hendra. Hingga Hendra benar-benar merasakan dirinya sudah utuh kembali sebagai seorang laki-laki.

"Kalau saya bisa dipulihkan, dari waria menjadi seorang pria sejati, Tuhan Yesus sungguh ajaib. Kasihnya sungguh luar biasa," ujar Hendra menutup kesaksiannya. (Kisah ini ditayangkan 27 November 2009 dalam acara Solusi Life di O'Channel).

Sumber Kesaksian :
Lukas Pohan Hendra

 

 

 

Anda ingin menyaksikan versi video dari kisah ini? Nonton di sini!

Video lainnya, nonton di sini!

Halaman :
1

Ikuti Kami