Mereka menemukan solusi-solusi kreatif yang tidak hanya untuk mengatasi masalah pengangguran mereka tetapi juga masalah-masalah yang mereka percaya bisa memperbaiki dengan menciptakan bisnis-bisnis baru.
"Tentu saja ini sebenarnya adalah waktu yang paling luar biasa untuk menjadi seorang pengusaha," ujar Darren Hardy, penerbit dan direktur editorial dari majalah Success. "Setiap kali sistem kapital merombak haluan. Mereka yang memiliki kendali di pasaran dan rantai suplai tiba-tiba bisa kehilangan itu. Dimana dahulu sulit bagi bisnis-bisnis kecil mencapai pasar, sekarang cukuplah mudah. Ada sedikit gangguan atas untuk status quo," tambahnya.
Ketika Bear Stearns kolaps pada musim gugur lalu, Stephen Chen tidak berlama-lama untuk memulai di pekerjaan lainnya. Daripada menjelajahi postingan-postingan lowongan kerja dan mengirimkan resume-resume yang tak terhitung, Chen, 26 tahun, mengambil masalah-masalah ke dalam tangannya sendiri dan melihat pengangguran sebagai sebuah kesempatan.
Dalam beberapa hari setelah diberhentikan Chen pun memulai dari menciptakan model-model komputer kompleks bagi sejumlah kelompok manajer-manajer hedge fund yang berkuasa hingga menciptakan sepatu-sepatu bagi orang-orang di seluruh dunia.
Dorongan semangat kewirausahaan telah menghampiri ribuan orang di seluruh negeri, yang meskipun berada dalam ekonomi yang sulit tetapi telah memutuskan untuk memulai bisnis-bisnis mereka sendiri. Ekonomi saat ini penuh dengan tantangan bagi pengusaha usaha kecil. Lebih sulit dari yang telah ada dalam beberapa dekade untuk mengamankan pinjaman-pinjaman atau jalur kredit, asuransi kesehatan lebih mahal, dan pinjaman ekuitas rumah yang menakutkan mengingat turunnya nilai-nilai properti.
Tetapi resesi juga telah menciptakan sebuah kesempatan unik untuk usaha bisnis kecil yang gesit untuk mengeksploitasi ceruk pasar yang tertinggal terbuka oleh korporasi-korporasi besar yang lamban atau gagal.
Memiliki dua teman sebagai partner - salah satunya yang juga baru diberhentikan dari firma Wall Street - Chen memulai sebuah bisnis, GreenSoul Shoes, yang memproduksi sandal-sendal dari ban-ban otomobil hasil recycle.
"Perusahaan ini adalah sesuatu yang kerap kami bicarakan untuk beberapa waktu. Kami menginginkan untuk memulai sebuah perusahaan yang sadar lingkungan dan menolong orang. Jika saja saya tidak diberhentikan, saya tidak tahu jika ide tersebut akan pernah direalisasikan. Waktunya sangatlah tepat," ujar Chen.
Chen menerima penawaran-penawaran dari beberapa firma lainnya, tetapi memutuskan untuk menjalani bisnis dengan Iris Chau, seorang teman lama yang juga baru-baru saja diberhentikan dari JP MorganChase, dan suaminya Alistair Onglingswan. Onglingswan-lah yang pertama kali datang dengan sebuah ide untuk perusahaan tersebut ketika ia melihat orang-orang lokal di Filipina mengubah ban-ban menjadi sepatu.
"Kita telah mendiskusikan menciptakan sebuah perusahaan dengan beberapa nilai-nilai inti: Pelayanan bagi bumi ini, pelayanan bagi perusahaan, dan pelayanan dengan orang-orang yang Anda bekerja sama," ujar Chen.
Sumber : ABC News