Hidup bagaikan roda, terkadang kita berada di atas terkadang berada di bawah. Inilah yang mungkin sedang dialami oleh Dr Cai Ming Jie, seorang warga Singapura. Mendapatkan pendidikan tinggi di sekolah ternama sampai meraih gelar PhD, Dr Cai saat ini hanya menjadi seorang supir taksi.
Kisah perjalanan hidup Dr Cai memang tak seindah awalnya. Ia meraih PhD bidang biologi molekul dari Universitas Stanford tahun 1990. Setelah itu ia mendapatkan beasiswa postdoctoral selama 2 tahun di bawah asuhan seorang ahli genetik ternama yang memenangkan Nobel Fisiologi, Professor Lee Hartwell. Dua tahun setelah itu ia bergabung menjadi peneliti di Institute of Molecular and Cell Biology (IMCB). Di IMCB, Dr Cai bekerja sebagai investigator utama di bidang genetik sel.
Setelah melalui tahun-tahun emas itu, secara mendadak Dr Cai harus menghentikan profesi yang dijalaninya karena kontrak kerjanya tidak diperpanjang pihak institut. Juru bicara Agency for Science, Technology and Research (A*Star) menyatakan bahwa pihak institut tidak memperpanjang kontrak kerja Dr Cai karena pembaharuan kontrak peneliti didasarkan pada beberapa faktor. Penilaian itu antara lain dilihat dari jumlah waktu yang dimiliki untuk mengajar murid PhD serta kontribusinya kepada institut riset. Penilaian kinerja itu sendiri dilakukan oleh pihak luar, yaitu Scientific Advisory Board (SAB).
Dan saat itu SAB merekomendasikan agar Dr Cai tidak diperpanjang masa kontraknya. Karir Dr Cai pun harus berakhir dan ia banting setir menjadi supir taksi. "Saat ini, bisnis taksi mungkin menjadi satu-satunya bisnis di Singapura yang secara efektif merekrut pekerja," ujar mantan peneliti yang saat ini mengendarai taksi Toyota Crown.
Kemalangan memang bisa datang kapan saja. Tapi sepanjang kita tak pernah menyerah, masa depan cerah suatu saat nanti pasti akan kita raih menjadi milik kita.
Sumber : detiknews