Elizabeth Wahyu: Hobi Yang Perlu Kerja Keras

Entrepreneurship / 30 October 2009

Kalangan Sendiri

Elizabeth Wahyu: Hobi Yang Perlu Kerja Keras

Tammy Official Writer
5835
Jika Anda kaum hawa yang menggemari perhiasan, mungkin Anda akan mengenal nama Elizabeth Wahyu. Ya, Elizabeth Wahyu dikenal sebagai nama karya perhiasan berdesain feminin dan unik. Karyanya yang cantik dan tidak pasaran kerap menghiasi berbagai majalah dan tabloid gaya hidup.

Meski sudah dibilang cukup sukses, tentu saja seperti kisah kesuksesan khalayak banyak, kesuksesan itu tidak dicapai begitu mudahnya. Wanita yang sering dipanggil dengan panggilan Eliz ini tidak mengenyam pendidikan khusus di bidang desain aksesoris perhiasan. Wanita kelahiran Jakarta, 20 Maret 1974 ini justru lulusan dari Bisnis Internasional, jurusan Marketing yang dituntaskannya pada tahun 1995.

Begitu lulus, ia langsung terjun ke bisnis keluarga yang bergerak di bidang perdagangan dan manufaktur. Diakuinya bahwa ia bukan tipe orang yang senang diam di belakang meja. Ia selalu ingin bereksplorasi dan melakukan pekerjaan yang sesuai kata hatinya. Dan akhirnya, bisnis tersebut ia serahkan kepada adiknya.

Di tahun 1998, Elizabeth menikahi Ricky Leon dan kembali lagi ke AS ikut dengan suaminya. Disinilah Eliz mempelajari kerajinan polymer clay yang dibakar dan seni kerajinan tangan lainnya yang juga diminatinya. Ia mengaku ia tak kesulitan belajar polymer clay karena tersedia bahan dan buku dalam jumlah banyak. Belajar membuat polymer clay awalnya lebih untuk mengisi waktu luang sembari menunggu suami pulang kerja. Tetapi ternyata ia pun jadi jatuh cinta juga dengan dunia baru ini.

Blueberry - Elizabeth WahyuDi tahun 2001 pasangan suami-istri ini memutuskan kembali ke Indonesia. Di tahun yang sama juga, Eliz bersama keempat temannya membuka sebuah kursus polymer clay yang diberi nama Blueberry. Selain belajar polymer clay, orang-orang yang kursus di Bluberry juga dapat belajar kerajinan lain seperti patchwork, renda atau menyulam. Sembari mengajar Eliz juga membuat aksesoris, yang hebatnya, ketika sebuah aksesoris jadi, langsung terjual.

Seiring laris-manisnya aksesoris karyanya, Blueberry ‘terpaksa' dijual ke orang lain. "Pembeli protes karena pesanan mereka tertunda karena saya masih sibuk di kursus. Akhirnya saat harus memilih saya putuskan menekuni aksesoris, kursus polymer clay dilepas," ujar Eliz.

Awalnya Eliz mendesain aksesoris bukan karena uang, melainkan karena kesenangan alias hobi saja, "Namun saat melihat hasil penjualannya sangat lumayan, saya putuskan menekuninya. Meski dari nol, modalnya berani dan pantang menyerah," ujar Eliz.

Sumber : hanyawanita.com/Tmy
Halaman :
1

Ikuti Kami