Awalnya saya ragu untuk menggunakan istilah ‘Mr Mom' karena pasti ada konotasi negatif dari hal itu. Pada umumnya, tidak ada ‘pria sejati' yang akan mengurus anak-anak di rumah setiap hari. Namun saya dan istri tinggal di California Selatan, di mana kehidupan di sini sedikit lebih santai bila dibandingkan tempat lain. Banyak rekan-rekan saya yang berada di industri musik harus menghadapi situasi yang sama - menjadi seorang ayah dan suami yang tinggal di rumah.
Situasi di antara kami tidak selalu unik. Dengan kuatnya posisi wanita dalam bidang pekerjaan, tak perlu lagi bagi seorang pria untuk mencari penghargaan dalam dunia kerja yang rutin melainkan panggilan tak tetap - seperti menyanyi secara profesional - dalam rangka mendapatkan ‘pekerjaan sesungguhnya' untuk mendukung keluarganya. Demikian juga bagi wanita, tak perlu baginya untuk melepaskan karir dan mencari penghargaan dengan tinggal di rumah sebagai ibu rumah tangga.
Istri saya adalah seorang yang sangat kreatif dalam manajemen dan ketrampilan komputer sehingga sangat terpakai di dunia kerja. Meskipun ia juga memiliki dua gelar dalam musik, namun ketrampilan tambahannya membuat dirinya menjadi karyawan yang sangat dibutuhkan dan sukses dalam dunia kerja saat ini.
Dua puluh tahun yang lalu, suami yang menghabiskan lebih banyak waktu di rumah dianggap radikal. Pria dalam posisi ini akan merasa gagal karena mereka dianggap tidak mendatangkan penghasilan bagi keluarga. Namun stigma sosiologis ini adalah masalah terbesar yang harus diatasi oleh setiap pasangan yang memilih untuk menjalaninya.
Saya adalah seorang pendobrak dalam YMCA, mengantar putra dan putri saya berolahraga ke "Mommy and Me" dan kelas renang. Setelah satu bulan berlalu, ibu-ibu yang lain mulai mengatakan kepada suami mereka bahwa ada seorang ayah dalam grup pengantar anak-anak ini. Lalu banyak ayah yang mulai bermunculan. Mereka bahkan mengganti lirik dari beberapa lagu yang dinyanyikan oleh anak-anak seperti "daddies' menggantikan kata "mommies".
Namun setiap pria perlu untuk tetap memberi makan ‘kemachoan' mereka setiap saat. Pria yang paling setia dalam sebuah keluarga sekalipun perlu untuk keluar bersama teman-teman prianya sekali waktu, meskipun tidak ada alasan lain selain mengingatkan dirinya bahwa ia masih seorang pria. Demikian juga dengan seorang wanita yang paling sukses dalam dunia pekerjaan akan mulai merasa bahwa dirinya bukanlah seorang ibu yang baik karena ia tak bisa berada di rumah setiap hari. Seorang istri perlu sekali-kali ‘memperbaiki' perannya sebagai seorang ibu.
Saya mencoba untuk tetap mencermati suasana hati istri saya karena saya tahu terkadang ia perlu ditarik keluar untuk menikmati perannya sebagai seorang ibu. Anak-anak dan saya terkadang menjemputnya untuk menikmati makan malam bersama. Dengan begitu, ia bisa menghabiskan waktu bersama anak-anak tanpa gangguan. Saya mencoba mengajak istri saya makan siang sekali seminggu dan membawakannya bunga setiap minggu. Salah satu bagian dari mencintai istri saya adalah menghormatinya sebagai seorang ibu.
Bagi kebanyakan keluarga, merupakan sebuah kebutuhan bagi suami maupun istri untuk bekerja. Mereka harus membayar berbagai macam tagihan dan menyediakan sebuah kehidupan yang baik bagi anak-anak mereka. Pada akhirnya, anak-anaklah yang harus membayar harga dari ketiadaan orangtua mereka. Mereka dapat bertumbuh menjadi anak-anak yang kasar dan bermasalah - seperti yang kita tahu bahwa sebenarnya hal itu adalah teriakan mereka yang meminta perhatian - atau menjadi anak yang pendiam dan suka menyendiri.
Anak-anak membutuhkan kehadiran orangtua di sekitar mereka. Saya dan istri telah mencoba berbagai macam cara agar ia bekerja di rumah dan saya bekerja kantoran. Tapi entah bagaimana kami selalu ditarik kembali kepada sistem yang saat ini kami jalani. Istri saya dapat mendatangkan uang lebih banyak dalam dunia kerja dibandingkan saya, dan pekerjaan saya - meskipun sporadis - dapat membayar pengeluaran yang besar dan salah satu dari kami dapat memiliki jadwal yang lebih fleksibel.
Bahkan dengan sistem ini - dengan anak-anak yang masih sekolah - hidup dapat menjadi begitu rumit. Jadwal saya sebagai seorang pemain musik sangat tidak beraturan. Panggilan kerja dapat datang 2-3 jam sebelum pekerjaan itu harus dilakukan. Dengan kedua orangtua dan mertua yang tinggal 2.500 mil jauhnya, mencari penitipan anak dalam waktu singkat merupakan sebuah tantangan. Saya dan istri saya membiasakan diri menjalin persahabatan dengan orang-orang yang menyukai anak-anak kami (dan harus diakui, hampir semua orang), dengan orangtua lain maupun orang-orang dari gereja kami yang bersedia menolong menjaga anak-anak kami.
Saya dapat mengingat dengan jelas hari itu ketika saya dijadwalkan untuk bekerja pada musical score untuk film "Jurassic Park". Saya harus berada di studio dari jam 9 pagi sampai jam 6 sore dan kedua anak kami selesai sekolah jam 2 siang. Satu-satunya orang yang bersedia untuk menjemput mereka memiliki sebuah truk yang hanya bisa mengangkut seorang anak - dia menjemput putri saya terlebih dahulu, mengantarkannya ke rumah dan menunggu sampai babysitter datang. Kemudian ia kembali untuk menjemput putra saya.
Akhir-akhir ini saya telah membuat perjanjian dengan seorang teman dari keluarga kami untuk menghadapi situasi seperti itu - jasa baby-sitting yang dapat dibayar dengan memberikan pelajaran menyanyi. Anak-anak juga sudah cukup besar sehingga saya dapat mengandalkan mereka akan sesuatu yang masih saya ragukan sebelumnya - bermain di bawah pengawasan setelah mereka selesai sekolah. Di mana kami tinggal, sekolah letaknya cukup jauh bagi seorang anak untuk berjalan kaki (dalam kasus kami, hampir 4 mil jauhnya), tidak ada sistem transportasi umum yang dapat digunakan oleh anak-anak dan kota dapat menjadi tempat yang menakutkan. Bahkan meskipun jarak sekolah cukup dekat bagi anak-anak untuk berjalan pulang, kami tidak akan pernah mengizinkan anak-anak kami untuk melakukannya.
Hal yang paling penting untuk diingat oleh setiap keluarga adalah menjaga rasa humor, dan ingatlah mengapa Anda melakukan apa yang Anda lakukan. Anak-anak adalah pemberian Tuhan. Menjadi orangtua adalah sebuah tanggungjawab yang besar, namun juga suatu kehormatan.
Jadi, jika suatu saat Anda melihat seorang pria berjalan bersama dengan anak-anaknya pada hari Rabu siang, jangan merasa kasihan padanya. Dia dan istrinya mungkin telah memilih untuk menjadikan dirinya "Mr. Mom". Dan jika demikian adanya, maka ia adalah seorang pria yang beruntung.
Sumber : Jim Raycroft - christianwomentoday.com