Selepas pelantikannya, Tifatul sendiri menyatakan bahwa ia memiliki 5 langkah strategis ke depannya yang akan segera ia ambil. Ia juga berpendapatk bahwa pentingnya peranan industri software lokal kita.
"Kita perlu menggalakkan produksi software lokal agar lebih agresif lagi. Hal ini semata-mata untuk meningkatkan kualitas SDM kita," ujar Tifatul "Selain itu, peningkatan produksi software lokal juga dapat berperan untuk menekan belanja IT yang tinggi," ucapnya.
Melihat geliat industri IT, Anindya Bakri, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Telematika pun langsung mengusulkan pembentukan ICT Fund kepada Tifatul. "Kita dari Kadin mengusulkan dibentuknya ICT Fund untuk membantu pembiayaan modal UMKM di bidang telematika," kata Anindya, di Gedung Depkominfo. Ia mengusulkan agar lembaga ini berada di bawah Depkominfo. "Ke depan, tinggal bagaimana kita mengisi konektivitas yang telah ada, dengan aplikasi software dan konten. Saat inilah pemain UMKM yang berperan, bukan pemain besar," ujar Anindya.
Tidak seperti pada masa ICT 1.0 dimana para pemain besar yang mendominasi dengan melakukan pembangunan infrastruktur dengan belanja modal yang tinggi, di era ICT 2.0 masyarakat lebih banyak berkutat dengan software dan konten. Anin mencontohkan tumbuhnya industri Ring Back Tone yang begitu pesat di Indonesia.
Menurutnya, ini merupakan kesempatan bagi para UKM di bidang telematika (teknopreneur) berkembang. Apalagi, beberapa perusahaan besar seperti Microsoft, Google, Facebook, dan Apple juga bermula dari perusahaan berskala kecil.
Bagi Anda orang berjiwa pengusaha, tertarik untuk terjun menjadi teknopreneur? Kewirausahaan pun sekarang bisa dilakukan dengan dunia digital, bersiaplah untuk menjadi bagiannya.
Sumber : berbagaisumber/Tmy