Nusa Tenggara Barat (NTB) dikenal sebagai salah satu daerah penghasil sapi berkualitas baik. Kegemaran Malaysia untuk mengklaim dan mematenkan produk-produk unggulan negara tetangga rupanya membuat para peternak sapi NTB kuatir Malaysia pun akan melakukan hal yang sama terhadap sapi mereka. Oleh karena itu, para peternak NTB bertekad tidak akan mengirimkan bibit sapinya ke Malaysia.
Malaysia memang memiliki potensi alam untuk mengembangkan sapi di wilayah mereka. Dengan tekhnologi bagus didukung dana yang besar, sangat mudah bagi Malaysia untuk mencontoh bibit sapi Indonesia terutama yang berada di Lombok. Jika hal ini dibiarkan terjadi, produksi sapi Indonesia tidak akan bisa berkembang.
Saat ini jumlah sapi NTB mencapai 546.114 ekor sapi dengan tingkat konsumsi masyarakat mencapai 5 kilogram per tahun. Sementara jumlah sapi betina produktif mencapai 37% atau 189 ribu ekor sapi. Untuk mencapai 1 juta sapi pemerintah NTB berharap agar sapi-sapi tersebut mampu melahirkan 1 ekor anak per tahun. Bibit unggul dan bibit komersial dari sapi-sapi tersebut sedang dikembangkan.
Entah apakah ketakutan para peternak ini beralasan atau tidak karena sampai saat ini belum ada peneliti dari Malaysia yang masuk ke NTB. Namun seandainya pemerintah kita lebih serius menanggapi segala bentuk klaim Malaysia akhir-akhir, sebenarnya tidak ada yang perlu ditakutkan oleh para peternak dalam negeri. Semoga saja di pemerintahan SBY periode kedua ini, pemerintah bisa lebih tegas menghadapi ulah negara tetangga yang dapat menimbulkan masalah antar dua negara pada akhirnya.
Sumber : vivanews