Kebencian Pada Ayah, Bawaku ke Lembah Kejahatan

Family / 19 October 2009

Kalangan Sendiri

Kebencian Pada Ayah, Bawaku ke Lembah Kejahatan

Budhi Marpaung Official Writer
5887

Dia hidup dalam pemberontakan, jalanan adalah dunianya. Seorang penjahat, pemabuk, dan pecandu narkotika sesuatu yang mengerikan selalu membayangi hidupnya.

"Kalau papa lagi sebel atau lagi bermasalah dalam hal keuangan biasanya Eki yang kena pelampiasan. Eki yang paling sering," ujar Febry, kakak Micky. "Akhirnya kalau sudah kesetanan dan membabi buta lah mukulnya," tambahnya lagi.

Tanpa disadari setiap pukulan dan cacian yang dari ayahnya membuahkan kebencian dan dendam dalam diri Micky. Inilah awal dari pemberontakan Micky.

Micky mulai menikmati kehidupan jalanan yang penuh dengan kebebasan, namun dia tidak menyangka kebebasan itu membawanya kepada maut.

"Waktu itu saya mengalami paranoid karena pemakaian yang berlebih. Saya berpikir semua orang yang ada di sekeliling saya akan membunuh saya. Saya pegang sama satu tukang ojek terus saya bilang sama dia, "bapak mau ngeroyok saya?" terus saya lepas. Waktu itu saya jalan ke dalam daerah jalan itu (menunjuk lokasi yang ingin ditujunya), tahu-tahu tukang ojek yang saya pegang ini manggil saya."woi" dan mereka langsung ngejar," kisah Micky Christian.

Micky nyaris tewas, namun kejadian itu tidak sekalipun membuat Micky jera. Kejahatan demi kejahatan menjadi makanan sehari-harinya. Hingga pada suatu hari ketika dia sedang menumpang di atas kereta api tanpa ia sadari tubuhnya terhempas jatuh ke tanah ketika kereta melaju.

Micky tidak pernah menyangka bahwa hidupnya akan berakhir tragis. Semua kesenangan yang dulu dia miliki sirna.

"Saya anggepnya hanya, terus terang, hanya main-main. Saya kasihan, tetapi saya anggap kamu main. Setelah 14 tahun kami bergumul dalam doa. Kalau memang perlu Tuhan, Tuhan kami mau serahkan dia sama iblis biar tubuhnya yang binasa tapi rohnya terselamatkan," aku Febry.  

Micky harus menerima nasibnya; seorang yang cacat, ditolak, dan seorang sampah masyarakat. Ia menjadi seorang peminta-minta dalam usia muda.

Tiga bulan sudah Micky hidup sebagai pengemis. Ia mulai bosan dengan hidupnya.

"Saya udah bingung, udah malu, saya harus kemana lagi. Tetapi entah mengapa, seumur hidup saya, saya berdoa. Saya bilang, "Tuhan saya tahu saya ini nakal, saya jahat. Tetapi udah dong saya cape begini. Kalau memang harus hidup seperti ini, saya sendiri gak siap. Saya milih untuk mati," kata Micky. "Saya mati atau hidup pun tidak ada yang peduli."

Namun, tiba-tiba sesuatu mengganggu pikirannya. Ada sesuatu dalam batinnya yang mengatakan, "kalau kamu mati, kamu mau kemana?" pertanyaan ini begitu kuat terngiang dalam pikirannya, dan Tuhan menjawab tepat pada waktunya. Suara kecil di dalam hatinya yang ia percayai sebagai suara Tuhan, mengajaknya untuk pergi ke gereja dan ia ikuti.

Kedatangan Micky ke gereja tidak lah sia-sia. Tuhan bekerja dalam dirinya saat ia mengikuti ibadah tersebut. Sampai pada akhirnya ketika Firman selesai dibagikan dan pendeta mulai mengadakan altar call, ada sebuah harapan yang timbul dalam dirinya bahwa kesembuhan akan ia terima.

Keyakinan itu mendorong Micky untuk maju dan didoakan. Sesuatu yang ajaib terjadi!

"Dan gak tahu kenapa saat itu saya langsung berdiri dan saya mulai pakai kaki saya itu untuk menginjak. Kaget sendiri terus saya bilang sama mereka, "Pak, saat ini saya baru percaya Tuhan. Saya mau serahin hidup saya sama Tuhan," Waktu saya ucapin janji saya sama Tuhan untuk saya melayani Dia. Saya percaya Yesus ampuni Dia dan saya percaya semua itu untuk kemuliaan nama Tuhan," kata Micky.  

Setelah sembuh dari lumpuh, Micky memutuskan berhenti mengemis. Dengan sebuah gitar, ia mulai mengamen. Kemudian di tahun 2003, Micky memutuskan untuk mengikuti sekolah Alkitab. Namun, sesuatu yang sangat mengejutkan baru saja akan terjadi. Di hadapannya ada seorang yang dulunya sangat ia benci, ayahnya.

"Dan jujur, itu adalah hadiah terbesar yang pernah saya terima dari Tuhan. Saya tidak pernah menyangka kalau ada di depan saya adalah ayah saya yang dulu begitu saya benci. Saya pernah melihat bahwa saya tidak diaku anak sama ayah saya. Tak tahunya dia ada di depan saya. Saya bilang, "mungkin papa pernah buang Eki, mungkin papa pernah sia-siain Eki, tapi sekarang Eki tidak akan pernah dendam lagi." "Papa juga gak setia ya nak. Papa juga mohon maaf. Papa bangga sama anak laki-laki papa satu-satunya bahwa tanpa papa, tanpa siapa pun kamu bisa jadi orang sekarang," ujar Micky menutup kesaksiannya. (Kisah ini ditayangkan 19 Oktober 2009 dalam acara Solusi Life di O'Channel).

Sumber Kesaksian:
Micky Christian
Sumber : V090729150435
Halaman :
1

Ikuti Kami