Pernikahan Dengan Cinta

Marriage / 13 October 2009

Kalangan Sendiri

Pernikahan Dengan Cinta

Purnama Sari Dewi Gultom Official Writer
8971

Ishak hidup pada zaman dimana Alkitab belum ditulis. Pada zaman tersebut orang belum menangkap kehendak Allah tentang ‘monogami'. Bapaknya, Abraham pun beristri tiga, belum gundik-gundiknya. Yakub, Daud dan tokoh-tokoh lain sepanjang kisah Alkitab memiliki banyak istri, apalagi Salomo si pemecah rekor. Musa pun tidak hebat dalam pernikahannya dengan Zipora, anak Yitro imam orang Midian. Musa menikah lagi dengan mengambil perempuan Kush sehingga orang-orang memberontak terhadapnya.

Ishak tidak memiliki anak karena istrinya mandul. Ishak tidak menikah lagi seperti bapaknya, tidak seperti Musa dan tokoh Perjanjian Lama lainnya. Ishak tidak mengambil gundik atau selir, Ishak justru memilih berdoa. (Dalam kasus serupa saat-saat ini, doa seperti ini belum tentu dijawab dan kalaupun dijawab sering memerlukan waktu).

Kejadian 25:21, Berdoalah Ishak kepada TUHAN untuk isterinya, sebab isterinya itu mandul; TUHAN mengabulkan doanya, sehingga Ribka, isterinya itu, mengandung.

Kenapa Ishak begitu setia, begitu teguh dan tidak lelah mempertahankan pernikahannya? Karena CINTA! Ishak mencintai Ribka!

Kejadian 24:27, Lalu Ishak membawa Ribka ke dalam kemah Sara, ibunya, dan mengambil dia sebagai isterinya. Ishak mencintainya dan demikian ia dihiburkan setelah ibunya meninggal.

Cinta adalah kekuatan pernikahan. Cinta membuat orang bersukacita dan sukacita adalah kekuatan hidup. Ishak ‘dihiburkan' (menjadi sukacita - red) karena CINTA-nya kepada Ribka.

Amsal 15:13, Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat.

Pernikahan Yang Melelahkan

Ishak mempertahankan pernikahannya karena cinta. Cinta membuat pernikahan menjadi kuat. Apa yang membuat orang merasa ‘lelah' mempertahankan pernikahannya? Pekerjaan yang banyak? Bukan! Tetapi masalah hati! Kecewa dan ‘kepedihan hati' mematahkan semangat, tidak pernah dipuji, apa yang dikerjakan tidak dihargai, tidak diperhatikan, menimbulkan luka hati yang membuat hidup terasa begitu ‘melelahkan'.

Walaupun pekerjaan banyak, secara fisik lelah, tetapi ketika apa yang dikerjakan diperhatikan dan dihargai, perasaan lelah itu akan hilang dengan cepat. Sebaliknya jika dicela, disalahkan dan tidak dihargai, maka badanpun langsung merasa sangat lelah.

Menggairahkan Cinta Pernikahan

Jika pernikahan dan rumah bukan lagi ‘tempat penghiburan' tetapi ‘tempat ratapan', maka secara sadar perlu dilakukan langkah-langkah untuk menggairahkan cinta pernikahan.

1. Belajarlah untuk menerima pasangan Anda dan bukan menuntutnya. Tuntutan justru sering ‘mengkristalkan' sikap, tetapi penerimaan membuat orang bahagia dan orang bahagia berubah ke arah yang lebih baik.

2. Biasakan untuk mulai memberikan perhatian dan pujian yang wajar serta jujur kepada pasangan Anda. Jika Anda mengalami kesulitan untuk secara langsung memuji atau memperhatikan, Anda bisa melakukannya dengan sms dan setiap kali sms, jangan lupa mengakhiri dengan ‘love you' atau kata-kata cinta lainnya. Ini akan menjadi kebiasaan yang mencairkan dan membangun hubungan.

3. Sediakan waktu untuk hanya berdua saja dengan pasangan Anda. Waktu akan ada jika disediakan. Karena itu ‘sediakan' waktu itu dengan berkomitmen atau memberi prioritas. Pekerjaan, pelayanan, bisnis, jika semua diikuti tidak akan ada habisnya.

4. Konsentrasilah pada kebaikan dan sisi positif pasangan Anda. Jangan mengingat-ingat, mengungkit-ungkit sisi negatif, perbedaan maupun kekurangan pasangan Anda.

5. Belajarlah untuk tidak memaksakan kehendak.

6. Cintailah keluarga pasangan Anda. Mau tidak mau, suka tidak suka, Anda tidak hanya menikah dengan pasangan Anda, tapi juga Anda sedang ‘menikah' dengan keluarganya. Kebiasaan, budaya, cara bicara dan banyak hal lain yang mungkin berbeda dengan Anda. Namun berusahalah untuk membaur dengan mereka, memperhatikan mereka, bermurah hati dengan mereka, dengan mertua, ipar dan keponakan-keponakan dari pihak pasangan Anda.

7. Sukailah hobinya, paling tidak jangan membenci hobi pasangan Anda. Dia memang lahir dengan hal itu.

8. Kembangkan sikap humoris.

9. Berikan prioritas untuk seks sebagai hal yang positif. Nasehat terakhir bukan berarti tidak penting. Bagi laki-laki, seks adalah ‘menu utama', karena itu berikan prioritas yang disukai oleh pasangan Anda. Jika Anda seorang suami, jangan ‘terlalu' bernafsu dalam hal seks, karena bagi pasangan Anda itu hanya ‘menu tambahan'. Bagi istri, suasana, hubungan Anda sebagai suami dan istri lebih penting dari hanya sekedar frekuensi.

Sumber : Kuasa Cinta by Jarot Wijanarko
Halaman :
1

Ikuti Kami