Pemerintah Taiwan rupanya tak setengah-setengah ketika menyuruh warganya mengungsi. Kuatir dengan kemungkinan banyaknya korban jiwa yang jatuh jika topan besar melanda, maka pemerintah setempat meminta penduduk desa di distrik Pingtung untuk meninggalkan rumahnya. Topan yang ditakuti pemerintah adalah Topan Parma karena topan besar tersebut semakin mendekati wilayah pantai.
Namun beberapa kepala keluarga memilih untuk tetap bertahan di rumahnya. Tak mau menanggung resiko yang besar, pemerintah pun meminta para penduduk yang tidak mau mengungsi untuk menandatangani perjanjian yang isinya keselamatan mereka telah menjadi tanggung jawab mereka sendiri. Bahkan dengan tegas pemerintah Taiwan mewajibkan para penduduk ini untuk membayar denda sebesar 200 ribu dolar Taiwan atau setara dengan Rp58,9 juta karena dianggap mengabaikan himbauan pemerintah.
Topan Parma merupakan topan besar yang ditenggarai sedang mendekati kepulauan Taiwan bagian selatan. Topan ini berpotensi membawa hujam deras yang bisa menimbulkan longsor hebat di beberapa wilayah. Karena hal inilah, untuk mengurangi kemungkinan banyaknya korban jiwa yang jatuh, pemerintah Taiwan pun akhirnya memutuskan untuk mengevakuasi lebih dari 6.000 penduduknya sejak Senin (5/10) kemarin. Namun rupanya niat baik pemerintah ini harus dilakukan secara paksa bagi beberapa orang yang memilih untuk bertahan di rumah mereka.
Niat baik memang tak selamanya bisa ditanggapi dengan positif. Namun sebaliknya, menyesal kemudian juga tidak akan merubah keadaan yang sudah terjadi. Jadi apapun resikonya, sepertinya pemerintah Taiwan telah melakukan usaha yang maksimal untuk menghindari warganya dari bahaya bencana alam yang mungkin mengancam.
Sumber : detiknews / LEP