Setelah disandera oleh milisi Taliban sejak tanggal 5 September lalu, seorang wartawan surat kabar The New York Times, Stephen Farrell akhirnya dibebaskan pada hari ini.
Farrell dan penerjemahnya Sultan Munadi meliput lokasi serangan udara Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di provinsi Kunduz, Afghanistan. Hampir 90 orang, sebagian di antaranya diduga merupakan warga sipil, tewas atau terluka dalam serangan ini.
Pembebasan ini dilakukan oleh pasukan khusus (Komando) Angkatan Darat Inggris di Afganistan, tetapi sayangnya Sultan Munadi harus tewas dalam insiden ini. pasukan Inggris mendatangi tempat penyanderaan dengan helikopter lalu terjadi sebuah pertempuran antara dua pihak.
Farrell bukanlah jurnalis pertama yang disandera. David Rohde san Tahir Ludin pernah juga menjadi korban penyanderaan tetapi mereka dapat membebaskan diri.
Munadi adalah seorang penerjemah lepas yang sebelumnya pernah bekerja di stasiun radio local dan penyandang S2 di Jerman. Ia harus mati oleh timah panas yang menyambarnya saat ia ingin membela rekannya.
Nasib jurnalis perang memang tidak dapat diprediksi. Resiko yang mereka tanggung sangat besar karena menyangkut nyawa mereka.
Sumber : vivanews.com/agn