Meminjamkan Kepada Sesama

Investment / 4 September 2009

Kalangan Sendiri

Meminjamkan Kepada Sesama

agnes.faith Official Writer
3144

Meminjamkan bukanlah suatu prinsip yang baru. Hal ini sudah dimulai sejak manusia bisa membuat catatan. Meminjam juga merupakan sesuatu yang lazim pada zama Musa, Salomo, dan Paulus.

Meminjam dengan menarik bunga

Hanya ada sedikit ayat yang membicarakan mengenai meminjamkan dan mengenakan bunga. Ayat di bawah ini sudah berbicara dengan sangat jelas. "Janganlah engkau membubgakan kepada saudaramu, baik uang maupun bahan makanan atau apa pun yang dapat dibungakan". (Ul. 23:19) Pinjaman dapat dikenakan kepada semua orang. Namun, pinjaman kepada sesame keluarga Tuhan seharusnya dikenakan tanpa bunga.

Dalam hubungannya dengan meminjamkan kepada orang lain, Firman Tuhan berkata, "Dari orang asing boleh engkau memunggut bunga, tetapi dari asudaramu janganlah engkau memunggut bunga - supaya Tuhanmu, memberkati engkau dalam segala usahamu di Negeri yang engkau masuki untuk mendudukinya". Jadi, kita boleh mengenakan bunga kepada orang yang tidak mengenal Tuhan. hal ini sama sekali tidak berarti bahwa kita harus mengenakan bunga kepada orang yang tidak percaya. Tuhan mungkin akan meyakinkan seseorang memberikan pinjaman tanpa bunga sebagai suatu kesaksian untuk dapat membagikan kasih Kristus.

Batasan dalam menagih

Jika Anda meminjamkan uang, Anda akan menghadapi keputusan mengenai apa yang akan lakukan jika seseorang tidak dapat membayar utangnya. Prinsip firman Tuhan mengenai memberikan dan menagih utang tidak memerintahkan supaya orang Kristen duduk secara pasif jika seseorang menolak membayar utang mereka. Namun, mereka juga tidak dapat menggunakan cara "dunia" untuk menagih utang, apakah batasan yang harus dimiliki seorang Kristen dalam menagoh utangnya?

Menagih utang dari orang-orang Kristen

Orang Kristen secara jelas diperingatkan oleh Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus untuk tidak pernah membawa sesama orang Kristen di hadapan pengadilan sekuler untuk alasan apapun.  Hal ini juga diterapkan dalam penagih utang. "Apakah ada seorang di antara kamu, yang berselisih dengan orang lain, berani mencari keadilan pada orang-orang yang tidak benar, dan bukan pada orang-orang kudus?" (1 Kor 6:1) Kita seharusnya memilih untuk ditipu daripada kehilangan kesaksian kita dengan menuntut sesama saudara seiman.

Menagih utang dari orang-orang bukan Kristen

Banyak orang Kristen beranggapan bahwa karena paulus hanya melarang untuk menuntut orang Kristen, maka tidak akan ada masalah jika menuntut orang yang tidak percaya untuk utang yang mereka punyai. Bukan berarti kita seharusnya menuntut orang nob-kristen hanya berdasarkan ayat yang menyatakan bahwa kita tidak boleh menuntut orang Kristen.

Kita harus melihat tujuan yang lebih luas. Tujuan orang Kristen seharusnya menyatakan Tuhan kita Yesus Kristus kepada dunia. Dalam Lukas 6:30-31, Tuhan menyatakan " Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu, dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu. Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka". Hal ini tidak berarti bahwa orang Kristen tidak boleh menuntut dalam menagih utang mereka, tetapi hal ini menunjukkan keinginan Tuhan untuk menerapkan standar yang lebih tinggi bagi orang percaya.

Oleh karena itu, peringatan khusus harus ditambahkan untuk tidak menjadi terlalu marah dan pebuh dendam ketika menagih utang. Namun, berurusan dengan kasih kepada orang yang tidak membayar. "Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah". (Ams 15:11)

Sumber : 3 Prinsip Menuju Kebebasan Finansial - Benny Santoso & Wiyono Pontjoharyo
Halaman :
1

Ikuti Kami