Kutub Positif & Negatif, Antara Bangga & Sombong

Psikologi / 20 August 2009

Kalangan Sendiri

Kutub Positif & Negatif, Antara Bangga & Sombong

Puji Astuti Official Writer
5665

Kapan terakhir kali Anda merasa bangga dengan apa yang Anda lakukan? Sewaktu menyelesaikan sebuah project dengan sukses? Bisakah orang lain menganggap kebanggaan Anda itu sebagai kesombongan? Tentu saja bisa. Kebanggaan dan kesombongan itu sangat tipis sekali bedanya.

Menurut para peneliti rasa bangga akan sesuatu yang ada dalam diri Anda jika masih dalam taraf normal merupakan hal yang positif. Namun jika sudah berlebihan, dan mengarah kearah narsisme, maka rasa bangga tersebut sudah berubah menjadi kesombongan dan berdampak negatif.

Suatu rasa bangga akan memotivasi Anda untuk mencapai yang terbaik dalam kehidupan, bahkan hal itu membuat orang lain menyukai Anda. Kebanggaan tidaklah dosa, dan bukanlah sesuatu yang salah.

"Bertolak belakang dengan pendapat bahwa kebangga adalah sesuatu yang negatif dan harus ditekan, kami menemukan bahwa rasa bangga itu membantu seseorang dalam bersosialisasi," demikian ungkap Lisa William psikolog lulusan Northeastern University.

Lisa dan David Steno melakukan penelitian, seseorang yang di puji bahwa pekerjaan mereka excellent menjadi lebih baik dalam tugas-tugas yang membutuhkan kerjasama tim. Selain itu, mereka juga lebih disukai sebagai seorang pemimpin kelompok ketimbang seseorang yang tidak menerima pujian dan tidak menunjukkan sebuah kebanggaan.

Seperti telah diungkapkan diatas, bangga dan percaya diri itu sangat positif dan akan membantu orang tersebut dalam pergaulannya. Namun jika rasa percaya diri itu sudah berlebihan dapat menghancurkan dirinya sendiri. Orang pun tidak suka dengan seseorang yang sombong, apa lagi Tuhan. Untuk itu sadarilah, bangga dan percaya diri itu perlu dan bukanlah suatu dosa, namun jangan sampai over dosis.

Sumber : Sciam.com/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami