Merah Putih

Film Review / 18 August 2009

Kalangan Sendiri

Merah Putih

arienurkrisna Official Writer
3271
1Indonesia butuh film seperti ini dengan pola pikir, semangat dan nasionalisme yang menjadi bahan bakar film ini. Kontras dengan GI.Joe: Rise of Cobra beberapa waktu lalu dengan tajuk perang modern, cerita yang dangkal, tak mendidik, acting yang buruk, special effect yang lumayan bagus serta budget yang besar. Namun kebalikannya dengan merah putih dengan cerita yang lumayan oke, acting yang bagus, cerita yang cukup menarik, moral yang mendidik, special efek yang lumayan untuk ukuran Indonesia serta budget yang besar untuk film local tetapi nanggung untuk ukuran Hollywood.
 2
Berikut dukungan krew hollywood yang ikut mendongkrak promo film ini yang dikutip dari 21 cineplex. MERAH PUTIH melibatkan ahli perfilman internasional terbaik dalam bidang special effects dan tata teknis lain yang berpengalaman di perfilman Hollywood: Koordinator Special Effects dari Inggris Adam Howarth (SAVING PRIVATE RYAN, BLACKHAWK DOWN), Koordinator Pemeran Pengganti Rocky McDonald (MISSION IMPOSSIBLE II, THE QUIET AMERICAN), Make-Up dan Visual Effects Artist Rob Trenton (BATMAN - THE DARK KNIGHT), Ahli persenjataan John Bowring (CROCODILE DUNDEE II, THE MATRIX, THE THIN RED LINE, AUSTRALIA, X-MEN ORIGINS:WOLVERINE) dan Asisten Sutradara Mark Knight (DECEMBER BOYS, BEAUTIFUL). Begitu banyaknya dukungan Hollywood yang bahkan mendukung promosi film ini tentunya memakan budget besar, Untuk film lokal memang jarang ada yang seperti ini sehingga ekspektasi juga besar. Sayangnya untuk ukuran Hollywood budget segitu pun nanggung, mungkin karena crew import mahal sekali dan budget segitu mungkin cuman menjadi gaji seorang actor saja. Sehingga film ini special effectnya nanggung dan cenderung kurang sebab kita terbiasa nonton film Hollywood dan kita cenderung membandingkan. Terlepas dari itu krew lokalnya juga tak kalah menarik diantaranya para pemain seperti Lukman Sardi, Darius Sinathrya, Donny Alamsyah, T. Rifnu Wikana dan Rahayu Saraswati serta masih banyak actor muda dan berbakat lainnya.

3Cukup sudah teknis film ini. Walaupun membosankan dan agak STD overalll film ini. Tetapi acungan jempol untuk film ini, disaat film local masih dibanjiri tajuk mistis, seks, komedi dan kekerasan. Hadirlah sebuah film perjuangan dengan mengangkat nilai persatuan dantara perbedaan SARA di negeri ini guna mencapai tujuan yang mulia yaitu kemerdekaan. Ada satu scene yang cukup berkesan, ketika seorang prajurit Kristen Bernama Thomas mendapatkan diskriminasi dan perlakuan tidak adil serta dipertanyakan bilamana ditampar pipi kanan apakah ia akan memberikan pipi kirinya juga? Apakah hal tersebut perlu di medan perang menjadi wacana tersendiri bagi kalangan Kristen. Serta scene dimana dipertanyakan jika orang Jawa & orang Menado berkelahi siapa yang menang? Belanda yang menang. Tema film ini yaitu untuk merdeka meraka bersatu memang suatu semangat dan pandangan yang sangat dibutuhkan bangsa ini untuk bersatu mencapai kemerdekaan yang sesungguhnya. Oleh karena itu recommend banget film ini apalagi disaat masih hangat semangat 45nya dibulan Agustus. Dan terlebih lagi rencana film ini dijadikan sebuah Trilogi atau menjadi 3 seri menambah optimisme supaya berikutnya lebih baik jauh dari yang sekarang ini.

Maju Terus Indonesia!!


Sumber : onchom
Halaman :
1

Ikuti Kami