Ingin tahu kelezatan es krim zaman belanda? Atau ingin tahu bagaimana kakek nenek kita menikmati es krim pada zamannya? Penasaran kan? Datang saja ke Es Krim Ragusa di Jalan Veteran I No. 10, Jakarta Pusat. Letaknya tak terlalu jauh dari Masjid Istiqlal. Es krim ini sangat terkenal sejak masa penjajahan sampai sekarang. Menurut sejarahnya, es krim ini sudah dijual oleh dua orang bersaudara asal Italia bernama Luigi dan Vicenso sejak tahun 1932. Pada masa itu, dengan menggunakan gerobak, Es Krim Ragusa hanya dijual setahun sekali selama satu bulan penuh di Pasar Malam Gambir.
Nuansa Tempo Doeloe
Dalam perjalanannya, kelezatan Es Krim Ragusa memikat lidah banyak orang. Semakin hari, pelanggannya semakin banyak. Melihat jumlah pembeli yang meningkat pesat, dua bersaudara itu memutuskan untuk membuka kedai yang menetap pada tahun 1947. Akhirnya dipilihlah tempat di Jalan Veteran yang masih bertahan hingga kini.
Saat ini Es Krim Ragusa dikelola oleh Ibu Sias Mawarni dan keluarga. "Sejak tahun 1972 saya dan suami diberi kewenangan untuk mengelola Es Krim Ragusa di Jalan Veteran, karena kakak perempuan suami saya yang kebetulan menikah dengan adik bungsu Luigi memutuskan hijrah ke Italia," tutur Ibu Sias mengenang awal dia menjalankan usahanya.
Walaupun sudah berumur lebih dari 35 tahun, tetapi nuansa yang ada di Kedai Es Krim Ragusa masih sama dengan suasana pada saat awal kedai ini dibuka. Deretan meja bulat berwarna kecoklatan dan bangku rotan tua yang berjejer rapi, memunculkan nuansa tempo doeloe. Belum lagi beberapa bingkai foto tua yang menggantung di dindingnya, semakin memperkuat kesan old look kedai ini. "Dekorasi dinding, meja, dan kursi di tempat ini tidak pernah diganti, masih sama dengan yang ada pada tahun 1947," cerita Ibu Sias. Istimewanya, kedai Es Krim Ragusa pun masih menggunakan mesin kasir yang sama dengan yang digunakan pada tahun 1947.
Pelanggan kedai ini cukup beragam, dari anak-anak muda hingga kakek nenek yang ingin bernostalgia mengenang masa muda mereka. Saat week end, 13 buah meja dengan 52 bangku di kedai ini pasti dipenuhi para pembeli dan pelanggan.
Menu es krim yang ada di kedai ini sangat bervariasi, dari rasa mocca sampai rasa durian. Cita rasa yang disuguhkan benar-benar asli, bahkan sama persis dengan es krim yang dibuat pada tahun 1932. Nilai lebih lainnya dari Es Krim Ragusa adalah tidak memakai bahan pengawet dalam proses produksi. "Kami pantang menggunakan bahan pengawet, karena itu es krim yang dibuat hari itu khusus untuk dijual hari itu juga," tutur Ibu Sias. Oleh karena itu, es krim ini umumnya langsung dinikmati di tempat.
Es Krim Spaghetti atau Banana Split?
Penyajian es krim di tempat ini menggunakan gelas kecil untuk es krim scope kecil atau di mangkuk untuk es krim scope besar. Rasanya? Jangan diragukan. Oleh karena itu murni dibuat dari gula, air dan susu. Es Krim Ragusa sangat lembut dan langsung meleleh saat menempel di lidah, tetapi tetap menimbulkan sensasi dingin saat melewati tenggorokan. Untuk es krim yang berasa buah, aroma dan rasa buahnya sangat terasa karena memang dibuat dari buah asli, bukan essence.
Dari sekian banyak menu yang ada, es krim spaghetti dan es krim banana split merupakan menu yang paling banyak penggemarnya. Es krim spaghetti disajikan panjang-panjang menyerupai spaghetti dengan tambahan lelehan coklat dan taburan kacang halus dan sukade. Sementara itu, es krim banana split terdiri atas tiga buah scope es yang diletakkan di atas potongan pisang ambon lalu ditambah dengan lelehan coklat serta taburan kacang halus dan sukade. Bagaimana dengan harga? Sangat pas dengan kenikmatan yang diberikan, hanya Rp8.000 sampai Rp57.000, tergantung dari menu dan besar kecilnya scope yang dipesan.
Sekedar informasi, Es Krim Ragusa juga buka di Duta Merlin dan di Arena PRJ Kemayoran. Di luar Jakarta, es krim tempo doeloe ini juga buka di Cipanas, Jawa Barat. Khusus di Duta Merlin, selain es krim juga tersedia menu makanan dengan berbagai variasi seperti masakan Indonesia, masakan Cina, masakan Eropa dan berbagai macam minuman ringan.
Sumber : agromedia