GI.Joe

Film Review / 12 August 2009

Kalangan Sendiri

GI.Joe

arienurkrisna Official Writer
3973
1Tampil di tahun 2009 setelah Transformers dan Harry Potter dan juga diakhir libur musim panas mungkin bukanlah saat yang tepat untuk GI.Joe. terasa antiklimaks perfilman yang mengangkat franchise masa kecil seperti Transformers.

Bercerita mengenai pasukan khusus yang direkrut oleh General Hawk (Dennis Quaid) guna melawan kekuatan grup teroris Cobra yang hendak menguasai dunia. Mereka berdua berperang menggunakan peralatan tempur yang jauh melebihi kekuatan dan kecanggihan peralatan perang pada masanya. Dengan kemampuan nano teknologi Cobra menyerang menara Eiffel dan kemudian kota-kota penting dunia lainnya. a

Walaupun pertama diluncurkan sebagai mainan action figure sebesar Barbie tahun 1964 di Inggris namun lebih dikenal ketika franchisenya di beli Amerika dan merubah imagenya menjadi GI.Joe: a real American hero dan mengangkatnya menjadi film animasi pada tahun 1982 GI.Joe menjadi nama yang bersama Transformers menguasai imajinasi dan keinginan anak-anak di penjuru dunia baik di Televisi ataupun penjualan Action figurenya. Anak-anak tersebut kini sudah dewasa dengan rentan usia kira-kira 25-35 tahun. Dan tentunya selera entertainnya sudah lebih dewasa. Dengan harapan meraih penggemar baru dengan sedikit mengorbankan beberapa perubahan cerita dan karakter dari yang aslinya supaya up to date dengan masa sekarang, seperti yang dilakukan oleh Transformers, agaknya kurang berhasil. Itulah yang terjadi bila seorang Steven Summers orang dibelakang film Franchise The Mummy dan Van Helsing. Dan rasa rasanya sama dengan franchise Mummy adalah film yang fun, menyenangkan, menghibur, special effect karakter yang kurang realistic dan yang paling mencolok adalah cerita yang dangkal dan standard dan jangan lupa acting yang terkadang norak. Kalau mau sekalian aja dibuat untuk para penggemar dewasa dan menjadikannya seperti Bond dan Batman yang lebih believeable (masuk akal). Yang sesuai dengan Snake Eyes keren banget yang lainnya seperti X Men

aOverall Anda akan terhibur tidak merasa rugi membeli tiket. Banyak Action dari awal hingga akhir sehingga mungkin membosankan karena tanpa klimaks cerita. Special effectsnya seperti The Mummy ,Van Helsing dan Xmen yang hanya enak dilihat dimata (Eye Candy) tetapi tidak masuk diakal (gerakannya seperti kartun). Namun jika anda mengajak anak-anak hati-hatilah sebab walaupun film ini hendak meraih penggemar anak-anak guna menjual mainannya namun film ini banyak terdapat adegan-adegan ciuman, perkelahian, tembak-tembakan dan pembunuhan yang cukup banyak. Jadi perlu bujak menyikapi untuk para orang tua apakah perlu diizinkan anak anak dibawah 13 tahun menyaksikan semua ini yang juga bukan film yang terlalu bagus juga. Apalagi mainannya yang kemungkinan akan menjadi ajang main perang-perangan seperti yang dulu saya lakukan semasa kecil. Bedanya nilai moral di layer lebar sudah sangat berbeda dengan lazimnya adegan dewasa dan pembunuhan. Yo Joe dinanti sequelnya lebih baik.


Sumber : onchom
Halaman :
1

Ikuti Kami