Namun Tuhan tidak hanya campur tangan dengan hal yang (dalam pandangan manusia) buruk, Ia juga campur tangan dalam hal yang baik. Contoh mudah: menjaga keseimbangan alam semesta, yaitu matahari terbit dari timur setiap hari dan tenggelam di sebelah barat pada senja hari, lalu bulan dan bintang tetap pada jalur konstelasinya semula, kecuali mendekati akhir-akhir zaman yang diizinkan Tuhan untuk jatuh ke bumi (Wahyu 6:13).
Lalu menyangkut unsur yang kedua, yaitu Tuhan dan manusia. Sebenarnya kalau mau kita pikirkan, Tuhan yang Maha Kuasa, Maha Besar, dan Maha Ajaib tidak memerlukan manusia untuk melakukan karya-Nya di dunia. Mengapa? Ya Dia kan serba Maha, kalau Dia mau, segala sesuatu dapat terjadi. Lalu mengapa Tuhan toh tetap menciptakan manusia, padahal dirinya sendiripun bisa melakukan segalanya?
Apa tujuan Tuhan menciptakan kita? Mengapa saya membahas konteks tujuan hidup ditinjau dari tujuan Tuhan dan bukan tujuan yang kita tentukan sendiri? Ingat konteks pencipta dan ciptaan. Suatu ciptaan tidak mungkin ada tanpa penciptanya membuatnya. Setiap kali suatu ciptaan dibuat, tentu saja ada suatu maksud dan tujuan tersendiri dari penciptanya.
Lalu apa tujuan penciptaan kita? Apakah rencana Tuhan membuat kita ada? Apa maksud Tuhan menghadirkan kita? Tentu saja bukan karena kebetulan, bukan karena tanpa maksud, dan mengambil kata-kata yang sering diucapkan oleh pendeta saya, "bukan karena Tuhan iseng, karena Tuhan tidak pernah iseng". Ya Tuhan itu tidak pernah melakukan sesuatu tanpa tujuan dan karena iseng, karena sedang senggang tidak tahu mau melakukan apapun, jadi tiba-tiba membuat manusia. Tidak! Sama sekali tidak demikian.
Alasan dan tujuan penciptaan manusia:
1. Kejadian 1:26a: Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, ..".
Hal yang mau saya tekankan di sini adalah kata "Kita". Ya, Allah merupakan pribadi yang senang bersekutu. Sejak awal mula Ia yang adalah satu memiliki tiga pribadi: Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Mengapa Ia menciptakan malaikat? Mengapa Ia menciptakan manusia? Karena Allah adalah pribadi yang senang bersekutu. Ia menciptakan manusia untuk bersekutu dengan-Nya, untuk memuji dan memuliakan Dia.
Saya akan mengambil konteks pada saat hari kedatangan Yesus kembali yang kedua kali untuk mengontraskan saat penciptaan (saat awal) dan saat akhir. Dalam
Wahyu 19:7a: Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai dan memuliakan Dia!"
Ya karena Allah adalah pribadi yang senang bersekutu, Ia menciptakan kita untuk bersekutu dengan-Nya, untuk memuji dan memuliakan Dia.
Jadi bagaimana dengan hidup kita sehari-hari? Apakah kita (Anda dan saya) sudah bersekutu dengan-Nya? Apakah kita (Anda dan saya) sudah memuji dan memuliakan Dia? Memuji dan memuliakan bukan hanya perkataan, bukan hanya dengan nyanyian, bukan hanya dengan bertepuk tangan, bukan hanya dengan mengangkat tangan, bukan hanya dengan berdoa, bukan hanya dengan musik, bukan hanya dengan tarian, ya semuanya itu baik adanya. Tetapi memuji dan memuliakan juga dengan kehidupan kita sehari-hari, apakah setiap keberadaan diri kita (Anda dan saya) sudah mencerminkan bentuk pujian dan kemuliaan bagi Tuhan?
2. Kejadian 1:27: Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
Ya, Tuhan menciptakan kita (Anda dan saya) segambar dengan-Nya. Berarti kita perlu menunjukkan karakter-karakter Kristus dalam diri kita. Sejalan dengan nomor dua di atas, kita perlu menghasilkan buah.
Buah apa yang dimaksud? Buah Roh! Dalam Galatia 5:22-23b tertulis jelas mengenai karakter-karakter apa yang perlu kita miliki untuk memenuhi tujuan penciptaan kita: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.
Gambaran Allah ini rusak karena adanya dosa. Tapi syukur kepada Allah!
Yohanes 3:16: Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Ya, Allah telah mengaruniakan keselamatan dengan memberikan darah Kristus yang tercurah bagi setiap manusia yang percaya kepada-Nya. Ya, darah dari Allah sendiri! Untuk memulihkan manusia dan mengembalikan manusia pada maksud Allah semula, yaitu untuk segambar dengan-Nya.
Allah telah memberikan kesempatan untuk pemulihan gambar diri Anda, citra diri Anda, untuk kembali serupa dengan-Nya. Harganya adalah cuma-cuma alias gratis alias ga pake bayar! Pertanyaannya adalah apakah Anda mau menerima itu? Jangan keraskan hati Anda! Jangan mempertahankan kedegilan Anda!
3. Kejadian 1:2b: ...supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi,
lalu dalam
Kejadian 2:15: TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.
Tujuan penciptaan kita adalah untuk menguasai bumi dan mengusahakan bumi. Secara sederhana tujuan penciptaan kita adalah untuk bekerja, menghasilkan buah. Untuk menunjang ayat tersebut saya akan mengutip
Filipi 1:22a: Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.
Apa yang kita kerjakan? Hal apa yang harus kita kerjakan? Jawabannya adalah melakukan apapun yang dipercayakan Allah kepada kita: pelayanan! Dalam hal ini saya ingin mematahkan konsep pelayanan = di gereja, pelayanan = di gedung ibadah, pelayanan = berkaitan dengan masalah rohani. Tidak! Sama sekali tidak! Sama sekali bukan! Ya, melayani di gereja, melayani di gedung ibadan, melayani berkaitan dengan masalah rohani itu merupakan satu bagian dari suatu pelayanan, tapi bukan berarti yang satu-satunya. Jangan salah mengerti!
Jika ada di antara Anda yang berpikiran seperti itu, saya dalam kesempatan ini ingin meluruskan hal itu. Setiap apapun yang kita kerjakan untuk menghasilkan buah kebaikan, itu adalah pelayanan. Berada di mana dan apapun yang kita kerjakan itu adalah pelayanan. Bekerja sehari-hari adalah pelayanan.
Menjadi seorang ibu rumah tangga itu adalah sebuah pelayanan. Menjadi seorang pembantu rumah tangga itu adalah pelayanan. Menjadi menantu yang baik itu adalah sebuah pelayanan. Menjadi orang tua itu adalah pelayanan. Membantu adik belajar itu adalah pelayanan.
Menyemangati orang yang sedang terpukul, mengunjungi orang yang membutuhkan teman, dan bahkan hanya sebuah senyuman bagi orang asing, itu adalah pelayanan. Sebuah jabatan tangan penerimaan dan sebuah tepukan di bahu sebagai pemberian semangat, itu semua adalah pelayanan.
4. Untuk menangkap dan melaksanakan kerinduan hati Tuhan. Saat Anda mencintai seseorang, tentu saja Anda ingin menangkap dan melaksanakan apa yang paling diinginkan hatinya bukan? Anda ingin sekali menyenangkan dirinya, bahkan kalau perlu Anda akan berkorban banyak hal untuk dirinya. Sama dengan Tuhan. Anda diciptakan untuk menangkap dan melaksanakan kerinduan hati-Nya. Apakah kerinduan hati-Nya?
Selain poin satu, dua, dan tiga di atas, masih ada satu poin lagi, yaitu yang tercantum dalam Amanat Agung Tuhan Yesus.
Matius 28:19-20a: Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu..
Ya, ini kerinduan hati Tuhan! Bahkan sebelum Tuhan Yesus mengalami aniaya dan sengsara, Ia memberikan pesan penting pada Petrus sebanyak tiga kali untuk menggembalakan domba-domba-Nya (Yohanes 21:15-17).
Pada saat orang akan ‘pergi', biasanya pesan terakhir yang disampaikan merupakan pesan yang teramat penting. Orang-orang yang diingatnya merupakan yang ada dalam hatinya. Ya begitu pula dengan Tuhan Yesus. Sebelum Ia kembali pada Bapa, Ia memberikan kerinduan hati-Nya. Tangkaplah itu dan laksanakan kerinduan hati Tuhan dalam hidup kita!
Jadi, maksud dan tujuan kita ada di dunia ini berkaitan erat dengan unsur kedua dan ketiga, yaitu Tuhan dan kita, lalu kita dan dunia. Unsur kedua berkaitan dengan poin 1, 2, 3, dan 4, sedangkan unsur ketiga berkaitan dengan poin 3 dan 4. Jadi, sekarang sudah jelas tujuan kita (Anda dan saya) hidup di dunia ini. Pertanyaannya adalah:
"Do you want to live your live?"
(Apakah Anda ingin membuat hidupmu benar-benar jadi hidup?)
Jawabannya adalah bila Anda menjawab "Ya" pada pertanyaan berikut ini:
"Do you want to live you life purpose?"
(Apakah Anda ingin menghidupi tujuan hidup Anda?).
It's your life. It's your decision.
(Ini hidup Anda. Itu keputusan Anda).