Mengakui Kesalahan dan Kelemahan

Kata Alkitab / 7 August 2009

Kalangan Sendiri

Mengakui Kesalahan dan Kelemahan

Budhi Marpaung Official Writer
5837

"Tetap kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allah lah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaanNya" (Filipi2:12b-13)

Kita semua suka menyalahkan orang lain. Kita mewarisi kesalahan ini dari Adam, yang mengacungkan jarinya untuk menyalahkan Hawa. Hawa kemudian menyalahkan iblis (lihat Kejadian 3:11-13). Barangkali keinginan Anda untuk menghindari kesalahan telah menimbulkan beberapa masalah dalam hidup Anda dan juga dalam relasi Anda.

Sadar atau tidak sikap menghindar yang sering kita lakukan membuat menjadi kita menjadi orang yang selalu melepaskan tanggung jawab. Kita takut dengan yang namanya Bertanggung Jawab dan akhirnya hidup kita akan selalu menjadi pengikut dimana pun kita berada.

Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat Filipi menyatakan bahwa keselamatan yang telah diberikan Tuhan haruslah tetap mereka jaga. Paulus tidak ingin jemaat Filipi menjadi malas dan akhirnya meremehkan keselamatan yang dianugerahkan Tuhan.

Paulus ingin jemaat di Filipi sadar bahwa setelah mendapatkan keselamatan, mereka mempunyai tanggung jawab di dalam Tuhan, yakni menjalani hidup yang mencerminkan Dia dan prinsip-prinsipNya. Tanggung jawab yang sama tersebut harus kita ambil saat ini seperti yang diberikan Paulus kepada jemaat di Filipi.

Anda tidak perlu terlalu memusingkan bagaimana menjalankan tanggung jawab tersebut karena Allah sudah berjanji menyertai Anda, memberikan kekuatan kepada Anda untuk melakukan apa yang menjadi tujuan-Nya. Dan hubungan rekan kerja ini dimana Anda dan Allah melakukan bagiannya masing-masing, inilah yang akan membantu Anda menemukan jalan Allah bagi Anda.

Persoalan yang sering terjadi dalam kehidupan manusia pada umumnya adalah terkadang kita menerima akibat perbuatan masalah yang tidak pernah kita perbuat. Kita bagaikan orang yang tidak bersalah yang terperangkap dalam sebuah percekcokkan. Seorang lelaki yang kompeten dan suka bekerja keras diberhentikan dari pekerjaannya karena keadaan ekonomi saat itu tidak memuaskan. Seorang istri yang setia mengalami kehidupan yang menyedihkan karena suaminya malas dan suka mengontrol. Fakta-fakta inilah yang terkadang terjadi dalam kehidupan manusia di bumi ini.

Terkadang kita harus bertanggung jawab atas situasi yang bukan kesalahan kita. Lelaki yang kena PHK secara tidak adil tadi mungkin akan mengeluh dan menyatakan bahwa ia harus diberi pekerjaaan. Tentu saja hal seperti itu tidak akan membawanya ke mana-mana. Ia harus menerima situasi itu dan mulai mencari pekerjaan baru. Begitupun dengan istri yang tidak bahagia tersebut, ia tidak bisa diam saja menerima perlakuan seperti itu karena itu tidak akan membuatnya lebih bahagia. Ia harus bertanggung jawab atas pernikahannya dan mencari konselor pernikahan, entah suaminya ikut bersamanya atau tidak.

Yang perlu Anda sadari dari situasi seperti diatas adalah menentukan siapa yang bersalah dalam situasi tersebut tidaklah penting, melainkan melakukan peranan Anda dalam situasi tersebut karena itu adalah tanggung jawab Anda itulah yang terpenting. Ketika Anda melakukannya, Allah membuka jalan.

Bagaimana Dapat Memikul Tanggung Jawab Anda

Sisi lain dari menentukan siapa yang bertanggung jawab adalah sikap menerima. Apabila Anda sudah mau menerima kenyataan dalam hidup Anda, Anda akan dimampukan untuk melakukan perubahan. Sikap menerima membebaskan Anda untuk melakukan sesuatu, membuat rencana, menyelesaikan situasi, dan memperbaiki yang keliru.

Berikut ini hal-hal yang dimana Anda dapat mulai mengambil tanggung jawab dalam hidup Anda. Ketika Anda bekerja bersama Allah dalam mengambil tanggung jawab, Anda mendapati jalan keluar-Nya atas situasi sulit Anda.

Kebahagiaan Anda sendiri. Mintalah Allah untuk membantu Anda menerima kepedihan atau rasa tidak nyaman yang Anda alami. Lalu mintalah Dia untuk membantu Anda menemukan kelegaan.

Pokok persoalan yang spesifik. Tentukan apa yang menjadi akar penyebab permasalahan Anda. Apakah itu putusnya suatu hubungan, perjalanan iman, atau kebiasaan yang tidak juga hilang?

Sumber bantuan. Anda harus mulai mencari jalan dengan menggali sumber bantuan yang Anda butuhkan untuk menyelesaikan masalah Anda. Kumpulkanlah semuanya itu, kalau perlu kunjungi orang-orang yang dapat memberikan jawaban dan dorongan semangat.

Kelemahan dan rintangan. Kenali wilayah dimana Anda tidak memiliki kekuatan yang Anda butuhkan untuk memenuhi rintangan, lalu mulailah meningkatkan wilayah-wilayah itu.

Pertanggungan jawab. Bergabunglah dengan kelompok yang akan menilai hal-hal yang menjadi tanggung jawab Anda. Mintalah masukkan dari mereka akan kekurangan yang Anda lakukan.

Tim pendukung. Carilah teman-teman yang sungguh-sungguh setia kawan danm au menghibur, tetapi tidak juga membiarkan Anda mengelakkan tanggung jawab Anda untuk mengambil langkah selanjutnya dalam menyelesaikan pokok permasalahan Anda.

Kini dan di sini. Arahkanlah perhatian pada pokok permasalahan hari ini, bukan berangan-angan tentang hari kemarin atau mendapatkan bantuan di hari esok. Orang yang bertanggung jawab atas hidupnya tahu bagaimana hidup di masa kini karena itulah yang harus mereka lakukan.

Mengambil sikap defensif, yakni dengan menyalahkan orang lain bukanlah sebuah jawaban atas kondisi dan situasi yang tidak mengenakkan yang Anda alami. Mulailah membuka hati Anda dan ambillah kesempatan tersebut untuk memegang peranan menjadi seorang pengubah situasi.

Halaman :
1

Ikuti Kami