Berhenti! Hormatilah Hari Sabat..

Kata Alkitab / 1 August 2009

Kalangan Sendiri

Berhenti! Hormatilah Hari Sabat..

Puji Astuti Official Writer
5468
Saat berbicara dihadapan sekelompok anggota konkres AS di Washington D.C yang mengalami kepenetan, seorang wanita muda yang cantik mengangkat tangannya dan menanyakan satu pertanyaan yang tak terduga: "Seandainya kita berpegang pada pengertian mengenai beristirahat di hari Sabat, apakah mungkin kita terhindar dari situasi kelelahan yang dialami negara kita saat ini?"

"Mungkin saja" kata saya. "Mungkin seandainya setiap minggu kita pakai satu hari penuh untuk undur diri dari dunia yang dipenuhi kesibukan, maka istirahat yang penuh itu terbukti cukup untuk bisa memelihara stamina yang diperlukan dalam melakukan pekerjaan pada enam hari sisanya,"

Allah berbicara mengenai beristirahat di hari Sabat jauh-jauh hari sebelum adanya Sepuluh Perintah Allah. Istirahat setelah penciptaan yang dilakukan oleh Yang Maha Mulia tertera dalam pasal kedua di Alkitab: "Dan Allah memberkati dari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuatNya itu." (Kejadian 2:3). Ia melihat segala sesuatu yang dijadikan-Nya itu dan bersukacita karenanya, dan kemudian Ia memerintahkan kita melakukan hal yang sama.

Istirahat di hari Sabat ini tidak hanya mengistirahatkan tubuh saja - meski itu penting. Itu juga tidak melulu mengistirahatkan emosi, meski mereka yang bertindak bijaksana pasti akan melakukan hal itu pada hari Sabat. Istirahat di hari Sabat sesungguhnya adalah sebuah perayaan peringatan: "Sebab haruslah kau ingat, bahwa engkau pun dahulu budak di tanah Mesir dan engkau dibawa keluar oleh Tuhan, Allahmu dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung; itulah sebabnya Tuhan Allahmu, memerintahlkan engkau merayakan hari Sabat." (Ulangan 5:15). Allah yang telah membebaskan orang Israel dari perbudakan di Mesir itu, adalah Allah yang juga membebaskan kita dari belenggu dosa. Ingatlah.

Hari Sabat merupakan waktu kita menghentikan dominasi pekerjaan, dan kita menggunakan waktu itu untuk menyembah Sang Pencipta yang berkuasa. Kita berhenti mencari penghasilan demi mengisi lemari-lemari makanan kita, dan menggunakan waktu itu untuk membawa persembahan kepada-Nya. Istirahat dihari Sabat tidak hanya sekedar perhentian: Itu merupakan hal yang mendasar. Kita beristirahat bukan karena kita lelah. Kita menghentikan pekerjaan kita bukan karena telah selesai. Kita menyembah bukan karena sekarang ada banyak anggur di pohon-pohon anggur serta hewan ternak di kandang. Satu diantara tujuh hari yang ada kita gunkan untuk beristirahat dan menyembah semata-mata karena Dia adalah Tuhan.

Namun, sebagian besar, gereja-gereja sekarang belum mengembangkan teologi praktis mengenai beristirahat pada umumnya dan beristirahat di hari Sabat pada khususnya. Kita membaca mengenai istirahat di kitab suci dan berkata, "Ya, itu memang benar." Namun, makna di dalamnya, sebenarnya kita sedang berkata, "Ya, itu memang benar, tetapi..." Mungkin inilah saatnya untuk mengambil sikap dengan pandangan yang baru, bertanyalah pada Allah apa sebenarnya yang ada dalam pikiran-Nya bagi kita.

Milikilah kembali istirahat di hari Sabat. Ambil kembali hari itu. Hentikan pekerjaaan Anda, dan berhentilah memikirkan pekerjaan Anda. Jernihkan pikiran Anda. Tenangkan jiwa Anda. Berkati anak-anak Anda. Menyembah Tuhan, merenungkan firman, berdoa, tidur, berjalan-jalan dan nikmatilah alam. Bersyukurlah untuk hidup Anda.
Sumber : A Minute of Margin, Visi Press
Halaman :
1

Ikuti Kami