Ketaatan Anak di Tengah Penderitaan

Parenting / 27 July 2009

Kalangan Sendiri

Ketaatan Anak di Tengah Penderitaan

agnes.faith Official Writer
3432

Dalam kitab Ibrani 5:8 menegaskan, bahwa sekalipun Yesus aadalah Anak Allah, namun Ia belajar taat melalui penderitaan. Yesus memang adalah Allah, namun ia juga adalah manusia. Atau ungkapan tepatnya adalah Firman menjadi manusia. Sebagai manusia, Yesus juga bertumbuh dalam segala sesuatunya.

Salah satu aspek pertumbuhan-Nya adalah dalam hal ketaatan kepada Bapa. Semua itu Yesus pelajari melalui ketaatan-Nya pada Bapa. Bapa juga mendidik Yesus agar Ia belajar melalui penderitaan.

Yesus bukan seorang yang pemberontak  yang belajar taat, tetapi dari semua itu kita ketahui bahwa di dalam keluarga sejati yang adalah Allah, seorang Bapa akan mendidik anak-Nya agar belajar taat melalui penderitaan.

Kalau di dalam keluarga sejati di surga, seorang Bapa mendidik anak-Nya agar belajar taat melalui penderitaan, maka seharusnya seorang bapa di dalam keluarga Kristen medidik dan mendisiplinkan anak-anaknya agar belajar taat melalui penderitaan.

Didiklah dengan "tongkat" seperti tertulis di Alkitab. Karena tongkat melambangkan otoritas, maka seorang anak akan belajar mengenal otoritas melalui tongkat disiplin yang dikenakan kepadanya. Anak yang mengenal tongkat disiplin akan bertumbuh menjadi seorang yang menghargai dan mengakui otoritas orangtua di rumah, otoritas seorang guru di sekolah, otoritas seorang pemimpin rohani di gereja, otoritas seorang atasan terhadap karyawan, otoritas pemerintah terhadap rakyat.

Anak yang tidak mengenal togkat disiplin, tidak melayani Tuhan dengan cara yang berkenan kepada-Nya (Mat 7:21-23) apa yang dipandang sebagai pelayanannya tidak diterima Tuhan. inilah akibat terburuk bagi seorang anak yang tidak mengenal tongkat disiplin.

Tongkat disiplin hanya dapat dialami dan dikenal dengan baik oleh seorang anak pada waktu ia masih kecil di dalam keluarganya. Sungguh sulit atau barangkali tidak mungkin bagi seorang anak untuk mengenal tongkat disiplin, jika ia telah besar dan berada di sekolah, gereja atau di kantor. Itulah mengapa hal ini sangat penting.

Bagaimana seorang bapa dalam keluarga Kristen dapat sungguh-sungguh menerapkan tongkat disiplin pada anak-anaknya jika ia sendiri tidak merasakan berkat karena mengenal tongkat disiplin? Dan seandainya seorang bapa telah memukul anaknya dengan tongkat, apakah itu sudah dipandang sebagai bentuk disiplin yang benar, sebagaimana yang dilakukan Bapa di surga? Bagaimana jika pukulan itu diberikan dengan perasaan marah? Semua ini eprlu direnungkan oelh seorang bapa. Lakukan semua itu karena Anda menyayangi anak Anda. lakukan dengan kasih, bukan dengan marah dan dendam.

Sumber : narwastu magazine
Halaman :
1

Ikuti Kami