Selama hampir satu abad, aspek pemikiran yang berkenaan dengan gizi terpusat pada makanan kelompok 4 sehat. Sebagian besar orang menerjemahkan menu seimbang sebagai kelengkapan semua makanan 4 sehat dalam satu menu. Pemahaman ini berdasarkan pemikiran bahwa setiap kelompok makanan sama pentingnya sehingga harus dimakan bersamaan, dan protein merupakan unsure yang menentukan dalam standar ukuran menu sehat.
Akibatnya pola makan kita menajdi terkondisi pada pola makan menu seimbang unsure 4 sehatnya. Tetapi susunan gizinya tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh. Konsep pola makan ini ditanamkan sejak dini pada murid-murid sekolah dasar dan bahkan diterapkan pada menu makanan dirumah-rumah sakit. Tetapi karena pemahaman yang keliru ini populasi penderita penyakit infeksi justru semakin meningkat.
Kelompok makanan 4 sehat memang diperlukan tubuh. Namun kenyataannya yang dikonsumsi orang sangat jauh dari asupan ideal dan keseimbangan gizi yang diperlukan tubuh. Pola makan orang sekarang cenderung tinggi lemak jenuh dan hidrat arang olahan, tetapi rendah hidrat arang utuh dan lemak tak jenuh ganda. Sumber hidrat arang yang lebih banyak dikonsumsi adalah nasi putih dan gula pasir, juga produk tepung putih seperti roti dan kue-kue. Hidrat arang adalah kentang, beras merah dan jagung.
Pemahaman maslaah gizi di kalangan masyarakat masih kurang dan sederhana. Bahkan buku-buku pelajaran masih banyak membahas penyakit-penyakit yang sudah tidak populer lagi seperti busung lapar dan beri-beri.
Sumber : Food Combining - Andang Gunawan