"Kegiatan sehari-hari seperti posting berita, diskusi, menjawab diskusi, dan upload foto di jejaring sosial tersebut sudah tidak bisa dilakukan lagi," kata Amran. Menurut dia, alasan pemblokiran karena Prabowo dianggap bukan orang yang langsung mengoperasionalkan "facebook"nya. Hal yang lazim jika seorang figur publik seperti Prabowo yang sibuk sebagai kandidat calon wakil presiden, katanya, mendelegasikan pengelolaan "facebook"nya pada orang lain.
Selama ini, kata dia, FbPS dikelola oleh Boyke Setiawan yang dibantu putranya. Di waktu senggang, Prabowo sendiri sering menyempatkan waktunya menanggapi diskusi yang berkembang di "facebook"nya.
Amran menduga, tidak bisa diakesnya FbPS karena ada tim pendukung lawan politiknya pada Pilpres 2009 yang melaporkan hal ini ke kantor pusat "facebook" di Amerika Serikat, sehingga FbPS diblokir karena dinilai melakukan pemalsuan atau pembohongan publik. Menurut dia, FbPS tidak hanya tak dapat diakses, tapi datanya selama sebulan pada 15 Juni hingga 20 Juli sempat hilang tapi akhirnya bisa muncul lagi meskipun tidak sempurna.
Menurut Amran, pemblokiran akses pengelola FbPS sangat merugikan Prabowo Subianto sebagai cawapres dari PDI Perjuangan dan Partai Gerindra yang selalu ingin menyapa pendukungnya melalui dunia maya.
Dikatakannya, upaya yang telah dilakukan untuk segera mengembalikan hak pengelola FbPS yakni mengirimkan surat kuasa dari Prabowo Subianto ke kantor pusat "facebook" di Amerika Serikat. "Surat kuasa tersebut berisi kuasa penuh dari Prabowo Subianto kepada Boyke Setiawan sebagai pengelola. Surat tersebut dikirim ke kantor pusat `facebook` melalui faksimili," katanya.