Mengolah masakan dengan bahan bebek bukan perkara mudah. Selain aromanya yang cukup amis, kita juga sering mendapati bebek yang disajikan kadang-kadang sukar disantap karena terasa alot. Namun di tangan Pak Ismu, pemilik warung makan Bebek Goreng Kayu Tangan, mengolah bebek merupakan keahliannya. Coba saja Anda singgah ke Jalan Bratang Gede No. 68 kawasan Ngagel Surabaya. Dijamin bebek yang Anda santap jauh dari amis dan kenyal.
Terletak di kawasan jalanan padat dan sempit serta bertetangga dengan bengkel motor, Bebek Goreng Kayu Tangan tampak tak pernah sepi. Pengunjung datang silih berganti meskipun waktunya makan siang telah lama berlalu. Ada yang datang untuk menyantap bersama rekanan atau keluarga, ada pula yang datang untuk dibungkus. Bisa dikatakan trafik pembeli di warung makan ini padat. Apalagi pada jam-jam istirahat makan seperti pukul 12.00 siang atau pun pukul 07.00 malam.
Warung Bebek Goreng Kayu Tangan tidak saja menyajikan makanan olahan bebek, melainkan juga ayam kampung dan bandeng presto. Tapi mengapa masakan bebeknya yang paling terkenal? Kuncinya seperti yang saya sebutkan di atas tadi, tidak amis, tidak kenyal, dan bumbu kremesnya patut Anda apresiasi. Bumbu kremes bebek ini begitu gurih dan "nendang" di lidah. Sehingga kalau makan nasi dengan kremes ini saja rasanya sudah cukup enak meskipun tanpa lauk yang lain. Rahasia lain, bebek yang diolah di warung ini juga bukan bebek sembarangan, melainkan bebek muda sehingga rasanya memang lain dibanding tempat-tempat menjual bebek goreng yang pernah Anda kenal.
Disajikan dengan lalapan kol, mentimun, daun kemangi, dan sambal goreng yang telah disediakan di meja, menyantap Bebek Goreng Kayu Tangan rasanya kurang lengkap kalau tidak disertai minuman beras kencur dingin. Inilah salah satu minuman yang bisa Anda pesan, selain jeruk, teh dan minuman kemasan. Di warung Bebek Goreng Kayu Tangan ini, Anda bisa juga memesan bebek goreng utuh yang harganya Rp45.000 per ekor.
Bagi Anda yang memiliki kendaraan roda empat, perlu perhitungan matang untuk mampir berlama-lama di tempat ini pada siang hari. Mengingat areal parkir di sekitarnya hanya bahu jalan sempit yang dipenuhi sepeda motor yang parkir. Barangkali, alternatif bagi Anda yang membawa mobil adalah datang pada malam hari, ketika bengkel di sekitar warung sudah tutup.
Sumber : agromedia / LEP