Dalam Yohanes 10:35, Yesus berkata, "... Kitab Suci tidak dapat dibatalkan." Tidak ada kebenaran Allah yang terpisah. Semuanya saling berhubungan dan tidak berdiri sendiri-sendiri. Sebagaimana dinyatakan Mazmur 119:160, "DASAR Firman-Mu adalah kebenaran." Semua kitab suci cocok satu dengan yang lain dalam suatu pola yang sangat rumit, indah dan serasi, sama seperti keseimbangan alam dalam penciptaan. Keseimbangan merupakan kata penting jika kita ingin mengerti dan berjalan dalam kebenaran yang alkitabiah.
Sebuah artikel yang pernah saya baca menyatakan bahwa jika bumi menyimpang sedikit saja dari orbitnya dalam mengitari matahari, kita akan membeku atau hangus terbakar. Kekuatan yang mempertahankan kita, yang menopang kehidupan di bagian kecil dari alam semesta ini adalah tarikan gravitasi dari planet-planet lain, bulan kita, dan berputarnya bumi pada porosnya. Jika kekuatan-kekuatan tersebut ada yang berubah, kita akan mengalami penyimpangan dari orbit yang akan menimbulkan bencana besar. Dengan cara serupa, kita juga harus berada dalam hubungan yang benar dengan kebenaran-kebenaran dasar yang alkitabiah. "Tarikan gravitasi rohani" dari kebenaran-kebenaran dalam kehidupan kita tersebut akan menjaga kita berada di ‘orbit' yang benar, yang menopang kehidupan sejati.
Ada ajaran-ajaran iman mendasar yang harus kita pelihara dalam keharmonisan dan keseimbangan apabila kita ingin tetap berada pada jalur yang benar. Ajaran-ajaran iman yang mendasar tersebut tidak dapat dikompromikan atau diubah. Masing-masing doktrin harus memberikan pengaruh yang benar untuk menjaga kita di tempat yang benar. Dalam Ibrani 6:1-2, kita mendapatkan kebenaran-kebenaran dasar tersebut.
Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah, yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal.
Ajaran-ajaran dasar itu ialah: 1) Kristus, 2) pertobatan, 3) iman, 4) pengudusan, 5) otoritas rohani (penumpangan tangan), 6) kebangkitan tubuh, dan 7) penghakiman. Semuanya ini bersama-sama memberi "tarikan gravitasi" yang tepat dalam kehidupan rohani kita untuk menjaga kita tetap berada dalam orbit yang benar, sehingga kita dapat terus tinggal di dalam kehidupan rohani yang sejati.
Bumi berputar pada porosnya untuk mengatur perubahan musim. Jika tidak demikian, salju hanya akan terbentuk di satu sisi yang menyebabkan bumi berputar keluar dari orbitnya yang benar. Begitu pula, kita mempunyai banyak musim dalam hidup kita, ketika kebenaran-kebenaran tertentu ditekankan. Kita harus terus mengalir dari musim yang satu ke musim yang lain seperti musim-musim itu. Ini membantu kita menjaga keseimbangan sehingga kita tidak berputar keluar dari jalan yang harus kita lalui sesuai dengan panggilan kita.
Sekalipun setiap kebenaran dasar itu hebat, penekanan berlebihan terhadap salah satu ajaran dengan mengesampingkan yang lain akan melemparkan kita keluar dari jalan kehidupan. Misalnya, dasar pertobatan yang kuat perlu bagi kehidupan rohani yang sehat. Tetapi, jika tidak diimbangi dengan pengertian yang kuat tentang iman, hal itu akan menuntun seseorang kepada lubang hitam keegoisan. Begitu pula, kita perlu memiliki pengertian yang baik tentang penghakiman Allah, tetapi juga perlu diimbangi dengan pengertian tentang kebangkitan. Semua kebenaran tersebut dimaksudkan untuk membuat "tarikan gravitasi" pada kehidupan kita. Namun, semuanya itu harus dijaga keseimbangannya satu sama lain supaya tidak ada yang mendominasi secara berlebihan.
Ibrani 6:1 dimulai dengan kata-kata yang mendorong kita untuk "meninggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus" supaya kita dapat terus bertumbuh dewasa. Kita harus mengerti bahwa ini bukanlah dorongan untuk meninggalkan ajaran-ajaran tentang Kristus, melainkan hanya asas-asas pertama tentang Dia. Ketika kita bertumbuh dewasa, pengetahuan kita tentang Dia harus terus bertambah. Namun, kita tidak boleh berhenti pada asas-asas pertama dari ajaran-ajaran tentang Dia, kita harus terus melangkah kepada asas-asas yang lebih dalam.
Kedewasaan rohani dilukiskan dalam Efesus 4:14-15:
Sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
Semakin tanaman bertumbuh besar, semakin jauh ranting-rantin tanaman itu dari akar-akarnya. Walaupun demikian, hubungan yang kuat dengan akar-akar tersebutlah yang memungkinkan ranting-ranting terus bertumbuh. Kita dipanggil untuk menjadi "pohon tarbantin kebenaran" (Yesaya 61:3). Akar pohon tarbantin sama besar ukuran dan rentangnya dengan ranting-rantingnya. Apa yang Anda lihat di atas tanah sebanding dengan apa yang berada di bawah tanah. Jika kita ingin menjadi tanaman yang besar bagi Tuhan, kita harus memberi banyak perhatian kepada pengembangan kehidupan rohani kita yang tersembunyi seperti yang kita lakukan pada pelayanan apa pun yang tampak. Sayangnya, penelitian telah membuktikan bahwa gembala rata-rata hanya menghabiskan waktu kurang dari lima menit sehari dalam doa. Apakah sistem akar dangkal semacam itu merupakan alasan begitu banyaknya pelayanan besar yang mudah tumbang?
Sumber : Rick Joyner - 50 Renungan untuk Membangun Visi Anda