Christovita Wiloto, CEO Muda Yang Cinta Indonesia

Entrepreneurship / 21 July 2009

Kalangan Sendiri

Christovita Wiloto, CEO Muda Yang Cinta Indonesia

Budhi Marpaung Official Writer
6665

Christovita Wiloto mungkin bukanlah nama yang cukup dikenal di kalangan umum Indonesia. Namun, cobalah Anda bertanya kepada orang-orang yang menggeluti bidang komunikasi dan perbankan. Nama Christovita merupakan salah satu orang muda Kristiani yang melejit diantara teman-teman seusianya.

Sebagai pendiri sekaligus pimpinan sebuah perusahaan Konsultan integrasi komunikasi yang sedang naik daun dalam beberapa tahun ini, Christovita membangun usahanya dari nol. Pengalaman dan jaringan sosialah yang membuat Wiloto Corporation Asia Pacific (perusahaan konsultan yang dipimpinnya) menjadi seperti sekarang ini.

Christovita mengawali karirnya sebagai seorang bankir di salah satu bank swasta nasional. Selama bekerja di perusahaan bank swasta ini, Christovita membangun hubungan dengan berbagai kalangan sehingga dirinya menjadi salah satu karyawan yang cukup dikenal oleh karyawan disana.

Keuletan ditambah dengan kepercayaan diri yang tinggi serta kemampuan interaksi yang baik membuat pria bertubuh besar ini menduduki posisi yang cukup strategis di perusahaan bank dimana dia bekerja kala itu. Tidak berapa lama, yakni sekitar 8 tahun kemudian, Christovita dipercaya sebagai Agency Secretary untuk BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional).

Pada posisi barunya tersebut, Christovita bertanggung jawab atas divisi investor relations dengan penguasaan pengelolaan atas ratusan perusahaan. Selain itu juga, dirinya harus meng-handle lebih dari 400 investor di dunia.

Setelah berkutat menjadi seorang karyawan, timbul dalam hati Christovita yang kala itu masih berusia muda untuk keluar dari perusahaan dan diujung tahun 90-an akhirnya dirinya memutuskan untuk mendirikan sebuah perusahaan sendiri dengan nama Wiloto Corporation.

Pada tahun-tahun awal berdirinya, kondisi Wiloto Corporation cukup memprihatinkan. Memprihatinkan karena Christovita beserta timnya harus bekerja keras membangun kepercayaan orang-orang untuk memakai jasa konsultannya. Hingga di tahun 2003, Christovita Wiloto menjadi salah satu perusahaan konsultasi terkemuka dengan omzet milyaran rupiah. Sebuah prestasi tersendiri untuk ukuran salah seorang pengusaha muda bidang jasa komunikasi.

Saat ini, Wiloto Corporation telah berganti nama menjadi Wiloto Corporation Asia Pasific. Ini bukanlah sekedar pergantian nama agar terlihat internasional, tetapi karena perusahaannya saat ini sudah berada di berbagai negara, seperti Singapura dan China. Para kliennya pun tidak hanya perusahaan-perusahaan nasional saja, tetapi juga perusahaan-perusahaan internasional.

Kecintaannya Terhadap Bangsa

Salah satu hal yang paling diingat oleh orang-orang yang mengenal Christovita Wiloto adalah kecintaannya terhadap Indonesia. Suami dari Novita Saragi dan ayah dari Thalia dan Aldo ini selalu mengekspresikan kecintaannya terhadap bangsa ini dalam dunia tulisan.

Tulisan-tulisan yang dibuatnya tidak hanya dihadirkan dalam dunia blog pribadinya saja, tetapi juga dipublikasikan pada surat-surat kabar ekonomi Nasional seperti Bisnis Indonesia dan Investor Daily. Bahkan dirinya saat ini sudah menulis dua buku yang keduanya mendapat apresiasi berbagai kalangan tinggi di Indonesia.

Pada salah satu kalimat terakhir di kata pengatar buku pertama yang ditulisnya "The Power of Public Relations", Christovita menyisipkan lagu Indonesia Raya yang dianggapnya sebagai motivasi dirinya membuat buku tersebut.

Pengakuan tersebut tidak hanya diberikan oleh satu dua orang saja, tetapi orang-orang yang berinteraksi dengannya pun mengungkapkan hal yang sama.

Christovita Wiloto mungkin adalah salah satu pengusaha muda yang langka di Indonesia dimana ia tidak sekedar bekerja, tetapi juga berkarya bagi bangsa ini. Keoptimisan dirinya melihat Indonesia menjadi negara yang besar dan dihormati negara-negara lain suatu hari nanti adalah karena cintanya yang besar kepada bangsa Indonesia.  

Sumber : berbagai sumber/bm
Halaman :
1

Ikuti Kami