Dhani (24 tahun) dan Dian (28 tahun) adalah dua kakak adik yang divonis dokter mengidap penyakit Retinitis pigmentosa, yaitu gangguan penglihatan yang mengakibatkan retina rusak karena terdapat pigmen. Mereka berdua hanya dapat melihat Cahaya dan bayangan besar.
Mereka mengalami ini sejak usia sekolah. Dhani pada saat masuk SMP dan Dian pada saat usia 17 tahun. Usia dimana mereka seharusnya dapat menikmati masa muda mereka yang sangat menyenangkan. Perasaan sedih mereka rasakan saat itu. mereka berharap bahwa mata mereka akan segera pulih dan dapat melihat lagi, tetapi Tuhan berkata lain. mereka benar-benar harus kehilangan pengliatan mereka. Dian sebagai anak pertama merasa hidupnya sudah tidak berguna lagi. Kehilangan penglihatan berarti kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidupnya.
Dhani sebagai anak yang lebih muda mungkin tidak seperti Dian. Dhani lebih bingung ketika ia harus dimarahi oleh orangtuanya karena tidak dapat belajar dengan baik. Semua orang termasuk orangtua mereka tidak ada yang tahu. Orang lain hanya heran mengapa mereka kalau berjalan menabrak dan kalau ingin mengambil barang harus meraba-raba.
Saat ini mereka berdua merasa bersukacita. Tidak sama seperti dulu waktu belum pulih. Dian dulu selalu berdoa pada Tuhan, tetapi tidak untuk mengucap syukur tetapi untuk marah-marah dan mengeluh mengapa kondisinya seperti itu. denga keadaan yang ada sekarang, mereka tidak begitu saja mendapatkannya.
Mulai dari hal kecil yang diberikan oleh keluarga dan teman-teman, akhirnya mereka mampu untuk melewati setiap proses dan sampai pada pengertian bahwa Yesus punya maksud yang indah dari semua ini.
Pada saat Dian mulai kecewa dan menutup dirinya karena kekurangannya, teman-temannya selalu ada untuk mendukung Dian. Teman-temannya tidak pernah merendahkan mereka, malah mereka selalu memperlakukan Dian dan Dhani seperti teman-temannya yang lain. Lalu pada suatu hari, saat Dia pergi ke gereja, ia merasa ditegur karena sang pengkotbah berkata bahwa kita adalah anak kecil dan Tuhan adalah bapaknya. Pada saat seorang meminta pada ayahnya, tidak mungkin tidak diberi. Tetapi sang ayah pasti akan bertanya apakah hal itu benar-benar perlu. Dari hal itu Dian sadar dan dapat tersenyum kembali.
Proses yang cukup panjang dan memakan waktu yang lama, tetapi saat ini mereka telah mengerti apa maksud Tuhan dalam hidup mereka. Saat ini mereka telah menjalani hidup layaknya seorang yang memiliki penglihatn. Dian menjadi seorang customer service yang bekerja di rumah sakit, dan Dhani adalah seorang mahasiswi yang sedang menyusun skripsi. Bahkan suatu hari Dhani ingin membuka suatu lembaga konseling sehingga ia dapat memberikan teman-temannya yang memiliki nasib yang sama dengannya pekerjaan yang layak. Mereka melakukan ini hanya untuk Tuhan. (Kisah ini ditayangkan 13 Juli 2009 dalam acara Solusi Life di O'Channel)
Sumber kesaksian:Dhani dan Dian