John Gagliardi: Pengusaha Sukses Sedari Muda

Entrepreneurship / 9 July 2009

Kalangan Sendiri

John Gagliardi: Pengusaha Sukses Sedari Muda

Tammy Official Writer
3370
John Gagliardi, direktur dan pemilik lima perusahaan di AS dan Australia ini adalah pendiri Business Breakthrough Ministry di City Harvest Church, gereja terbesar di Australia. Karir John dimulai sebagai editor sebuah surat kabar di Brisbane, menjadi kepala divisi berita Channel 9 pada usia 22, memperoleh empat gelar pendidikan, mendirikan perusahaan humas terbesar di negara bagiannya, hingga menjadi penasehat Perdana Menteri Sir Jhon Gorton sewaktu ia menjadi.

"Secara materi, saya sudah sangat sukses sejak usia saya masih sangat muda. Saat itu saya belum mengenal Kristus. Karena saya merasa sudah meraih semua yang saya dambakan, kesombongan pun menguasai saya. Tetapi saya merasa bahwa di dalam jiwa saya ada kehampaan, dan saya berusaha mengisinya dengan alkohol. Sampai suatu saat dalam keadaan depresi, saya berbaring di rumah sakit di tengah puncak kesuksesan saya.

Saya memperoleh segalanya, tapi tak berarti. Malam itu, tahun 1982, pukul tiga subuh, saya berniat untuk bunuh diri. Namun sebelumnya saya mencoba berdoa, sesuatu yang pernah saya lakukan saat anak-anak. Allah tiba-tiba melepaskan saya dari depresi. Saya pun lahir baru dan sejak itu saya berubah. Kini saya berbisnis bukan untuk diri sendiri lagi, tetapi untuk Allah. Sekalipun Allah mengambil seluruh keputusan saya, itu bukan masalah besar.

Bagi saya sekarang, sukses itu bukan sekedar memperoleh uang melainkan menaati panggilan Allah dalam hidup. Tuhan memiliki tujuan yang berbeda-beda dalam hidup kita. Tidak semua orang harus menjadi kaya. Memang, bagi seseorang yang mempunyai penghasilan sebagai pengusaha, menghasilkan uang adalah bagian dari sukses, Allah memberkati mereka. Cuma sayang sekali, banyak orang hanya berusaha mengejar kekayaan, tapi tidak bertanggung-jawab untuk memberi.

John GagliardiUntuk itu, kita harus menyeimbangkan antara kemakmuran dengan integritas. Kita tidak dapat mengunnakan ajaran iman untuk mengumbarkan nafsu, namun kita juga tidak dapat mengajarkan bahwa orang Kristen harus hidup dalam kemiskinan. Itu adalah dusta.

Jika kegagalan sampai harus terjadi, saya percaya bahwa Allah mengijinkan hal ini terjadi, karena kadang Allah ingin menarik perhatian kita. Saya juga pernah mengalami masa-masa itu. Tapi disitu saya melihat bahwa Allah menggunakan semua pengalaman itu untuk membawa kita kepada tujuan yang telah Ia tentukan.

Saya percaya bahwa Allah mengijinkan kegagalan terjadi dalam hidup kita. Saya juga mengalami masa-masa itu. Tapi disitu saya melihat bahwa Allah menggunakan semua pengalaman itu untuk membawa kita kepada tujuan yang telah Ia tetapkan.

Saya percaya bahwa Allah mengijinkan kegagalan terjadi dalam hidup kita. Saya juga mengalami masa-masa itu. Terkadang Allah mengijinkan itu untuk menarik perhatian kita. Allah menggunakan semua pengalaman kita untuk membawa kita kepada tujuan yang telah Ia tentukan. Saya percaya ada dua kata kunci yang Allah berikan: percaya dan taat. Hanya itulah rahasia saya selama ini: percaya seratus persen dan taat sepenuh hati. Saya belajar ke dua hal itu ketika Allah memanggil saya untuk pergi memulai pelayanan di sebuah stadion yang kini orang-orangnya menjadi anggota jemaat gereja terbesar di Eropa, yaitu di Ukraina, dengan 20.000 anggota.

Untuk rekan-rekan profesional di Indonesia, saya menghimbau supaya Anda tidak malu atau merasa jadi warga kerajaan kelas dua karena tidak menjadi pelayan penuh waktu. Tantangan bagi anak-anak Tuhan di Indonesia adalah mempertahankan integritas mereka. Ada potensi pelayanan yang besar bagi mereka di Indonesia, bahkan lebih besar jika dibandingkan dengan Singapura atau Eropa."

Sumber : GetLife!
Halaman :
1

Ikuti Kami