Michael Jackson dan Tragedi Akhir Kehidupannya

Internasional / 28 June 2009

Kalangan Sendiri

Michael Jackson dan Tragedi Akhir Kehidupannya

Puji Astuti Official Writer
6551

Kematian mega bintang Michael Jackson membuat berduka para penggemarnya diseluruh belahan dunia. Jacko, "the king of pop" ini rencananya pada tahun ini direncakan untuk tampil sebanyak 50 kali. Namun sebelum sempat menaiki panggung pada yang dijadwalkan pada Juli nanti, sang raja pop itu telah mangkat.

Dibalik ketenaran dan kemewahan yang mengelilingi ke hidupan Jacko, ternyata ada kisah suram yang membuat kehidupannya sebenarnya tidak seindah yang kelihatan.

Sejak memulai karirnya, hingga masa keemasannya, menurut laporan Fobes, Jacko hingga tahun 2003 telah meraih 500 juta dolar. Namun sejak tahun itu, kehidupan keuangan Michael Jackson menukik kebawah. Dia kemudian terbelit hutang hingga 200 juta dolar termasuk kepada Sony, perusahaan rekaman yang menaunginya.

Masalah keuangannya berakar dari gaya hidupnya yang glamour dan boros membuat dia tidak bisa mengelola uang yang mengalir kekantongnya.

Selain hutang, Jacko juga telah dua kali  harus menghadapi meja hijau atas tuduhan pelecehan terhadap anak-anak. Setelah tahun 2005 Jacko menyelesaikan kasus pelecehan tersebut di pengadilan, dia kemudian hijrah ke Bahrain dan tinggal disana sebagai tamu dari Sheik Bahrain.

Menurut Ian Halperin seorang wartawan paruh waktu yang penulis buku The Final Years of Michael Jackson seperti yang di laporkan oleh Kompas, Jacko pada tahun-tahun terakhir kehidupannya bergumul dengan keputusasaan. Hal tersebut memuncak pada tahun 2009 ini ketika sang raja pop itu ditargetkan untuk 50 kali tampil di panggung.

"Michael lelah menjalani hidup. Dia sudah luluh lantak selama bertahun-tahun dan sekarang dia sudah di tempat yang lebih baik. Orang-orang di sekelilingnya mencekoki dia dengan obat-obatan agar Michael tetap bersama mereka. Merekalah yang seharusnya dimintai pertanggungjawaban."

Ian mengutip apa yang diungkapkan Jackson pada Mei saat menjumpai para penggemarnya ketika keluar dari studio latihan Burbank. "Terima kasih atas dukungan dan cinta Anda. Saya ingin katakan bahwa saya sangat mencintai Anda. Saya tidak tahu apakah mampu tampil dalam 50 kali pertunjukan. Saya bukan penggemar makanan. Saya perlu meningkatkan berat badan. Saya benar-benar marah mereka telah mem-booking saya untuk 50 pertunjukan. Saya cuma ingin 10."

Ian Halperin yang bertahun-tahun melakukan penyelidikan terhadap Michael Jackson untuk bahan bukunya mengakui bahwa Michael Jackson jelas-jelas orang yang kesepian dan dalam masalah besar.

Ketenaran dan kekayaan yang diperoleh Michael Jackson tidak membuatnya bahagia bahkan hingga akhir hidupnya. Dia mencoba mengisi rasa kesepiannya dan kekosongan jiwanya dengan kehidupan glamour, berganti pasangan, dan harta kekayaan, namun semua itu tidak bisa memuaskannya.

Ada sebuah tempat khusus dalam kehidupan seseorang yang tidak bisa digantikan oleh apapun, itu adalah posisi Tuhan dalam hati manusia. Jika tempat itu tidak terisi oleh Tuhan, sekalipun manusia memiliki segalanya dalam hidup ini, dia akan merasakan apa yang pernah dirasakan oleh Jacko, sang raja pop itu. Sebuah kesepian, keputusasaan dan kekosongan. Hari ini, jika Anda membaca artikel ini ada sebuah pertanyaan untuk Anda, "Sudahkah Tuhan mengisi ruang khusus di hatimu?"

Sumber : Berbagai sumber/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami