Potensi Tidak Sama Dengan Kesuksesan
Tammy Official Writer
Saya mempunyai seorang teman yang selalu benci mendengar kata, "P-word." Baginya, "potensi" berarti satu hal: "Anda mengacaukan hidup Anda, mengapa Anda tidak kembali ke jalurnya?"
Ia akan mengatakan kepada saya, "Saya lelah dengan orang-orang yang mengatakan saya memiliki potensi dan saya bisa melakukannya lebih baik lagi. Itu akan lebih jika saya tidak memiliki potensi apapun. Maka tidak akan ada tekanan."
Teman saya, yang selanjutnya telah melebihi ekspetasi-ekspetasi dengan menjadi seorang pastor yang dinamis dari sebuah gereja pinggir kota yang besar, telah menancapkannya di kepala saya.
Dengan potensi berdatanganlah gelombang tekanan. Tanyakan Salomo. Bicara mengenai potensi; ia sudah berbasah-basahan dengan hal itu. Ayahnya, Daud, mendirikan bangsa Israel dengan cara dimana Salomo tidak mungkin gagal. Lalu, Tuhan membuat Salomo menjadi pria paling bijaksana dan terkaya yang pernah hidup.
Siapa yang bisa gagal dengan permulaan seperti itu?
Tetapi, sedihnya, Salomo telah gagal. Ya benar, ia membangun Israel menjadi bangsa superpower, ia mengembangkan kekayaannya, ia memperlebar kerajaan.
Tetapi sebagai pemimpin spiritual dan moral, ia adalah sebuah kegagalan besar. Sebagai hasilnya dari serangkaian perzinahannya, Tuhan akhirnya membagi Israel menjadi dua kerajaan.
Pertanyaan yang orang tanyakan adalah. "Bagaimana mungkin seseorang seperti Salomo, yang telah diberikan begitu banyak, gagal?"
Jawabannya? Potensi tidak sama dengan kesuksesan.
Apa yang mewabahi Salomo - dan apa yang juga mewabahi orang-orang muda Kristiani - adalah kegagalan untuk mendalami imannya, untuk menjadikan milik mereka sendiri. Malahan, mereka lebih bersandar kepada kepada semangat gairah orang tua mereka atau pastor mereka di gereja. Tetapi pengalaman ‘bekas turunan orang-tua' ini kekakuannya tidak akan bertahan di masa kuliah, dunia kerja, dan pernikahan.
Kunci untuk sukses dalam kehidupan kekristenan tidaklah apa yang telah diberikan kepada Anda, tetapi apa yang Anda lakukan dengan kesempatan-kesempatan yang Tuhan tawarkan kepada Anda. Salomo memiliki banyak hal bagi dirinya dan ia gagal.
Berlawanan dengan Yusuf, yang bertumbuh dalam keluarga yang disfungsional, yang dikhianati oleh saudara-saudaranya, dijual menjadi budak, dan dituduh pemerkosaan yang tidak pernah ia lakukan.
Yusuf memiliki potensi yang sangat sedikit, tetapi selanjutnya ia sukses.
Tuhan kita yang Maha Kuasa telah memberkati masing-masing kita dengan berbeda. Kita semua memiliki karunia-karunia, talenta-talenta, dan keinginan-keinginan yang berbeda. Kita semua memiliki latar belakang, situasi keluarga, dan warisan yang berbeda. Itu adalah hal-hal yang tidak bisa Anda kendalikan. Itu adalah keuntungan-keuntungan dan ketidak-untungan yang tidak bisa Anda pilih.
Apa yang bisa Anda kendalikan adalah bagaimana Anda menghidupi kehidupan Anda. Akankah Anda menghabiskan dengan sia-sia apa yang Tuhan telah berikan kepada Anda, atau akankah Anda menggunakannya untuk kemuliaanNya? Akankah Anda meratapi perhentian hidup Anda atau akankah Anda membuat yang terbaik di setiap situasi?
Anda bisa memiliki potensi manapun tanpa memiliki kesuksesan manapun. Anda bisa memiliki kesuksesan tanpa potensi apapun. Anda juga bisa memiliki potensi dan kesuksesan sekaligus.
*Daniel Darling adalah penulis dari Teen People of The Bible.
Sumber : crosswalk.com
Halaman :
1