Dalam tahun ini, sudah beberapa kali pesawat dan helikopter TNI jatuh. Yang terakhir adalah jatuhnya helicopter Puma dengan nomor registrasi HT 3306. Helikopter naas ini menurut keterangan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Subandrio terjadi kerusakan pada system control udara dan auto pilot.
Jatuhnya beberapa pesawat TNI yang berdekatan waktunya tersebut menimbulkan isu adanya sabotase, apa lagi hal ini terjadi menjelang Pilpres. Namun hal ini di bantah oleh Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar.
"Tidak ada (sabotase)," kata Syamsir tegas.
Hal ini diungkapkannya ketika menjawab pertanyaan wartawan mengenai apakah BIN menangkap adanya kemungkinan kesengajaan dalam beberapa peristiwa tersebut.
Untuk kasus yang terakhir ini, Syamsir menegaskan bahwa hal tersebut adalah murni kecelakaan.
"Helikopter itu adalah heli yang cukup tua. Kemarin itu uji coba. Mungkin dalam uji coba belum siap benar sudah diuji coba sehingga terjadi kecelakaan," tandasnya.
Syamsir juga mengungkapkan bahwa di TNI perlu melakukan evaluasi total tentang kondisi alusista yang ada saat ini.
"Pesawat tidak boleh seperti mobil. Kalau rusak, alat gantinya kemudian diambil dari mobil lain. Tidak bisa pesawat seperti itu."
Alusista yang dimiliki TNI saat ini perlu perhatian serius, baik dari pemerintah maupun internal TNI sendiri, karena hal ini menyangkut keamanan negara. Mengenai isu tentang sabotase, mari berharap bahwa pernyataan kepala BIN itu benar, sehingga Pilpres 2009 ini dapat berlangsung dengan tenang dan damai.
Sumber : Kompas/VM