Pada dasarnya segala sesuatu yang dilakukan untuk mengatasi kekosongan yang sudah disebutkan di atas tidaklah berguna. Ya, tidak berguna. Semakin keras seseorang berusaha mengatasi kekosongannya, semakin dalam kekosongan yang dirasakannya. Ironis? Sangat! Menyedihkan? Ya begitulah. Apakah Anda tahu siapa Raja Salomo itu? Beliau adalah seorang Raja yang luar biasa kaya dan berhikmat.
1 Raja-raja 10:23: Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat.
Kalau Anda ingin mengetahui jumlah kekayaan Raja Salomo, Anda dapat membaca 1 Tawarikh 9:13-28.
Bayangkan seorang Raja yang memiliki segalanya: kekayaan dan pengetahuan. Ia sudah memiliki segala yang bisa dibayangkan dan diimpikan oleh manusia. Tetapi... sayangnya, walaupun sudah memiliki segalanya, itu tidak bisa mengatasi kekosongan dan Raja Salomo menyebutkan bahwa kesemuanya itu adalah sia-sia belaka (baca Pengkotbah 1 dan 2:1-23).
Ya tragis sekali memang. Kekosongan dapat menyebabkan seseorang mengalami keletihan luar biasa dan pada akhirnya kematian dalam jiwa.
Markus 8:36: Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.
Ya, kekosongan itu ibaratnya seseorang hidup tapi sudah mati. Zombie! Mengerikan bukan?
Pertanyaannya kemudian, apa yang harus kita lakukan untuk mengatasi kekosongan dalam jiwa kita? Jawabannya ada di:
1. Yohanes 4:14: tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."
2. Yohanes 7:38: Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."
3. Matius 11:28-29: Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Ya, jawabannya adalah hanya dalam Tuhan! Tiada lain dan tiada bukan, hanya Tuhan yang sanggup membuat Anda mengalami kelepasan. Bagi Anda yang membaca artikel ini dan merasakan inilah yang Anda rasakan, maka lakukan hal berikut:
1. Jika Anda belum pernah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat Pribadi, undanglah Dia, Sang Raja di atas segala raja untuk masuk dan bertahta dalam hati dan hidup Anda. Katakan ini kepada-Nya:
"Tuhan Yesus, saya orang berdosa dan upah dari dosa adalah maut. Ampuni dosa-dosaku (sebutkan semua dosa Anda satu per satu secara terperinci). Tanpa Engkau saya tidak mungkin selamat. Masuklah dalam hati saya. Jadilah Tuhan dan juru selamat pribadi saya."
Apapun kondisi Anda, jangan takut. Tuhan mau menerima Anda. Dalam:
Roma 10:9: Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
2. Jika Anda sudah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat Pribadi Anda, ambillah langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengaku dosa di hadapan Tuhan, semua dosa yang telah Anda lakukan.
1 Yohanes 1:9: Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
b. Carilah Tuhan, kejarlah Ia. Dalam:
Yesaya 55:6: Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!
dan dalam:
Amos 5:4: Sebab beginilah firman TUHAN kepada kaum Israel: "Carilah Aku, maka kamu akan hidup!"
Ya, saat kita mengalami kekosongan, secara langsung maupun tidak langsung kita telah mengalami kematian, bukan secara ragawi, tetapi secara jiwa dan secara roh. Hanya Tuhan yang sanggup menghidupkan orang yang mati.
c. Ambillah komitmen sungguh-sungguh untuk hidup setia pada firman-Nya.
Mazmur 119:105: Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.
Firman Tuhan yang dibaca, direnungkan, dan dilaksanakan setiap hari akan menjadi suatu penuntun arah dalam kehidupan kita.
Biarlah kita semua menjadi orang-orang yang hidup dan bukan sekedar hidup enggan mati tak mau.