Dalam deklarasi yang cukup-sulit-dicari yang diposting ke website White House pada 1 Juni, Obama memuji kaum LGBT Amerika untuk "kontribusi luar bisa dan tahan lama" yang terus berlanjut yang "memperkuat jalinan sosial Amerika."
Ia berjanji untuk mendukung tindakan-tindakan untuk "membawa spektrum penuh bagi kesamaan hak kaum LGBT Amerika," termasuk mengetatkan hukum kriminal kebencian (hate crimes, red), mendukung persatuan-persatuan sipil, menjamin hak-hak adopsi gay, mencabut perlindungan diskriminasi di lingkungan kerja, dan mengakhiri kebijakan "Don't Ask, Don't Tell" yang terjadi di militer.
"Isu-isu ini mempengaruhi tidak hanya komunitas LGBT, tetapi juga seluruh bangsa kita," demikian isi proklamasi presidensial. "Sepanjang janji akan persamaan masih belum terpenuhi, seluruh warga Amerika masih terpengaruh."
Ia menambahkan, "Jika kita bisa bekerja bersama untuk meningkatkan prinsip-prinsip di atas bangsa kita didirikan, setiap warga Amerika akan mendapatkan keuntungannya."
Obama mengikuti jejak langkah mantan Presiden Bill Clinton yang juga mengisyukan proklamasi yang sama pada tahun 1999 dan 2000. Tetapi Clinton tidak menggunakan term transgender dalam versinya, Ia, bagaimanapun, mereferensikan biseksual.
Presiden George W. Bush, kontrasnya, tidak mengisyukan proklamasi LGBT apapun sepanjang delapan tahunnya di kantor White House.
Beberapa pemimpin Kristiani mengkritik proklamasi tersebut, termasuk Bob Stith dari Southern Baptist Convention. Stith mengatakan kepada Baptist Press bahwa proklamasi tersebut mendorong "kebanggaan pada apa yang dengan jelas Tuhan katakan bahwa itu dosa."
"Pada dasarnya," ujar Stith, yang adalah representatif SBC untuk Task Force on Ministry to Homosexuals, "jika Tuhan sudah menyatakan bahwa sesuatu itu dosa, kita tidak melakukan pendekatan apapun untuk mencoba mengkaburkan batas-batas tersebut. Tidak juga kita akan akan melakukan bagi generasi selanjutnya pertolongan apapun dengan meniadakan batasan-batasan yang telah Tuhan tetapkan untuk perlindungan-perlindungan kita."
Juni secara tradisional dianggap oleh komunitas homoseksual sebagai "Gay Pride Month" peringatan insiden Stonewall Inn pada Juni 1969. Pada 28 Juni 1969, para gay dan lesbian berkelahi melawan penggerebegan polisi yang berlokasi di Stonewall Inn di New York City. Insiden ini secara luas terjadi pertama kalinya bahwa komunitas gay berkelahi melawan sebuah entitas pemerintah dalam sejarah Amerika, dan dianggap sebagai titik awal kegerakan hak-hak kaum gay di Amerika Serikat dan seluruh dunia.
Dalam proklamasinya, Presiden Obama memuji kegerakan hak-hak LGBT untuk ketabahan hati mereka yang memungkinkan lebih banyak lagi kaum LGBT untuk hidup terbuka pada masa sekarang ini dibandingkan sebelumnya. Ia juga mengatakan bahwa ia "bangga" menjadi presiden pertama yang mengangkat kandidat-kandidat LGBT yang terbuka ke Senat - mengkonfirmasikan posisi-posisi di 100 hari pertama Administrasinya.