Pusat Studi Kebumian dan Bencana (PSKB) Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya luncurkan buku "Penanggulangan Bencana Semburan Lumpur Sidoarjo", di Surabaya, Selasa (2/6).
"Terbitnya buku itu merupakan tanggung jawab moral dan kepedulian sosial dari ITS terhadap penanggulangan bencana lumpur Sidoarjo," kata ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) ITS Prof I Nyoman Sutantra.
Didampingi oleh ketua PSKB ITS Dr Wahyudi Citrosiswoyo, peneliti PSKB ITS Ir Amien Widodo MSi, serta ketua penyusun buku Ir I Putu Artama Wiguna PhD, Sutantra mengatakan lokasi bencana semburan lumpur tersebut tidak jauh dari kampus ITS.
"Oleh karena itu ITS merasa turut bertanggung jawab untuk memberikan sumbangsih pemikiran guna membantu menanggulangi bencana yang ada, tetapi ada saran-saran kami yang tidak dipakai," ujar Sutantra.
Menurutnya, buku ini merupakan rangkuman hasil berbagai kegiatan penelitian yang dilakukan para peneliti ITS terkait lumpur tersebut, karena ITS melalui LPPM telah menunjuk PSKB untuk mengkoordinasikan kegiatan penelitian lumpur di Sidoarjo.
"Buku itu untuk memberi informasi tentang kegiatan yang telah, sedang, dan akan dilakukan ITS dalam upaya penanggulangan bencana lumpur tersebut kepada para ahli, praktisi, pemerintah maupun masyarakat umum lainnya," tandas Sutantra. Dia mengatakan, ITS akan terus berjuang untuk memperkecil atau bahkan menghilangkan berbagai dampak negatif dari bencana semburan lumpur itu.
"Banyak dampak negatif yang mungkin bisa terjadi di masa mendatang apabila semburan lumpur tidak bisa dihentikan," katanya.
Sementara itu, ketua tim penyusun buku dan wakil ketua PSKB ITS Ir I Putu Artama Wiguna PhD mengatakan, buku setebal 177 halaman ini terdiri dari 10 bab.
"Isinya mulai dari kilas balik terjadinya semburan lumpur tiga tahun lalu, fenomena 'mud volcano' di beberapa tempat, pemaparan konsep-konsep manajemen penanggulangan lumpur sesuai undang-undang yang ada, serta berbagai dampak yang mungkin terjadi hingga karakteristik lumpur secara fisik dan kimia," tutur Artama.
Dalam buku tersebut, lanjut Artama, diusulkan pula cara-cara untuk mengalirkan lumpur secara tepat. "Semua yang pernah kami temui di lapangan kini kami tuangkan dalam buku ini sebagai referensi tersendiri," katanya.
Semoga saja langkah berani yang diambil oleh ITS menjadi awal yang baru bagi kita untuk mendapatkan solusi yang terbaik bagi penanganan lumpur Lapindo. Tiga tahun telah berlalu tanpa terasa, dan sepertinya setiap pihak yang terkait perlu bangkit dan bertindak melakukan yang terbaik karena waktu terus berjalan. Dan hitungan mundur terus berjalan sampai waktunya tiba, sebagaimana diprediksikan banyak pihak, pulau Jawa akan terbenam seluruhnya.
Sumber : kompas