Kepribadian Orang Yang  Berpengaruh

Psikologi / 1 June 2009

Kalangan Sendiri

Kepribadian Orang Yang Berpengaruh

Puji Astuti Official Writer
4043

Orang yang paling berpengaruh kepada orang lain adalah seseorang yang memiliki kemampuan fisiologis mendasar yang biasanya tanpa disadari dia miliki. Maka boleh dikatakan bahwa seseorang yang memiliki kepribadian yang mudah mempengaruhi orang lain, pada hakikatnya itu karena ia mampu menarik orang lain mengikuti irama dan aturan permainan dalam suatu interaksi.

Dalam sebuah penelitian, mahasiswa yang memiliki tingkat sinkronisasi dengan dosen, umumnya lebih bahagia, lebih menunjukkan minat, dan lebih mudah diajak kerjasama.

Masih ada satu dimensi lain yang lebih spesifik tentang hal ini. Ketika dua orang berbicara, mereka tidak hanya masuk dalam harmoni fisik dan aural. Mereka juga masuk ke dalam sesuatu yang disebut motor mimicry. Ketika Anda diperlihatkan gambar orang yang sedang tersenyum atau cemberut kepada Anda, ia akan balas tersenyum atau cemberut, meski mungkin hanya sekejab. Secara teknis ini adalah yang dinamakan empati. Kita saling meniru emosi orang lain sebagai cara mengungkapkan dukungan dan kepedulian. Bahkan yang lebih mendasar lagi, hal ini digunakan sebagai cara berkomunikasi.

Hal ini adalah alat untuk mempengaruhi yang sangat ampuh. Pada tahun 1994, psikolog Elaine Hatfield dan seorang sejarahwan bernama John Cacioppo menulis dalam buku mereka, Emotional Contaigion bahwa salah satu cara yang paling memungkinkan untuk menularkan emosi kita pada orang lain adalah dengan meniru bicara, gerak tubuh, dan penampilan orang lain atau yang dinamakan mimicry.

Ketika Anda sedang sedih, Anda cemberut. Ketika sedang bahagia, maka Anda tersenyum. Emosi bekerja dari dalam ke luar. Penularan emosi, atau Emotional Contaigion, juga bekerja secara kebalikan, dari luar ke dalam. Contohnya, ketika Anda seruangan dengan orang yang sedang bahagia, maka Anda akan juga merasakan senang dan begitu juga sebaliknya, hal ini membuktikan emosi itu menular.

Modus penularan emosi ini, mirip dengan mekanisme penyebaran penyakit. "Disini ada carrier, orang-orang yang sangat ekspresif, selain itu ada orang-orang yang lebih mudah ketularan. Tapi bukan berarti emosi sama dengan penyakit. Hanya mekanisme penyebarannya yang sama."

Sumber : Tipping Point, Malcolm Gladwell, Gramedia
Halaman :
1

Ikuti Kami