Lima puluh enam persen warga Amerika mengatakan pernikahan antara pasangan sesama jenis tidak seharusnya dianggap valid oleh hukum. Berbeda dari tahun 1996 dimana 68 persen beranggapan demikian.
Dukungan untuk pernikahan sesama jenis yang legal memiliki dukungan suara 40 persen. Meskipun memang terjadi lonjakan dari tahun 1996 yang sejumlah 27 persen, dukungan ini sebenarnya melambat di beberapa tahun terakhir, karena memiliki puncak dukungan suara sebanyak 46 persen pada tahun 2007.
Hasil survei ini keluar sehubungan dengan dilarangnya pernikahan sesama jenis di California. Pada hari Selasa, Pengadilan Tinggi daerah memberlakukan 6-1 untuk menegakkan Proposition 8 - sebuah voting yang mendefinisikan pernikahan haruslah antara seorang pria dan seorang wanita.
Selagi keputusan pengadilan ini membuahkan perayaan di antara beragam kelompok-kelompok Kristiani dan keluarga, beberapa tidak melihat peraturan tersebut sebagai kemenangan penuh dan melihatnya sebagai peperangan berkelanjutan sehubungan dengan pernikahan.
Presiden Family Research Council, Tony Perkins, mengatakan bahwa keputusan pengadilan tinggi untuk menjaga utuh pernikahan sesama jenis sebanyak 18.000 yang telah terjadi sebelum pemilih California melewati amandemen ini "menabur dasar untuk pertempuran legal yang memungkinkan sebelum Pengadilan Tinggi AS."
Randy Thomas, eksekutif wakil presiden dari Exodus International (Yayasan Eks Gay), tidak bergabung dengan sejumlah ribuan warga Kristiani yang "bersorak" kemenangan tersebut.
"Saya mengerti kehebohan saudara-saudari Kristiani saya. Saya bersyukur Prop 8 tetaplah dijunjung," Thomas menulis dalam blognya. "Tetap saja rasa kesedihan menyelimuti pribadi saya bahwa banyak orang yang adalah gay akan menjadi sangat marah dan tidak mengerti apa sebenarnya perspektif kita."
"Ini, pertempuran sehubungan pernikahan ini, sangat sulit untuk berakhir," tambahnya.
Yang mengejutkan dari survei yang diadakan oleh Gallup Poll tersebut bahwa 59 persen dari koresponden yang berusia 18 s/d 29 tahun menyatakan mereka mendukung pernikahan sesama jenis.
Dan koresponden yang berusia 30 s/d 49 sekitar 40%-nya mendukung pernikahan sesama jenis. Lalu 50 s/d 64 tahun sekitar 37% mendukung pernikahan sesama jenis. Lalu 65 tahun ke atas sekitar 32% mendukung pernikahan sesama jenis.
Cukup terlihat perbedaan yang sangat jelas antar generasi. Semakin muda usia koresponden semakin terbuka ia dengan pernikahan sesama jenis.
Tak hanya itu, para selebritis yang selalu menjadi sorotan pun banyak yang mendukung pernikahan sesama jenis. Bahkan Miley Cyrus, bintang Hannah Montana, serta Heidi Montag, bintang muda reality show The Hills yang keduanya mengaku adalah seorang Kristian pun menyatakan bahwa mereka mendukung pernikahan sesama jenis.
Dalam update Twitter-nya, Miley Cyrus menulis "Yesus mencintai Anda DAN partner Anda dan menginginkan Anda tahu bahwa Ia sangat peduli pada Anda! Seperti yang telah saya katakan, setiap orang berhak untuk bahagia."
Lalu ia menambahkan "Saya seorang Kristiani dan saya mencintai Anda - gay atau bukan - KARENA Anda tidak berbeda seperti orang lain! Kita semua adalah anak-anak Tuhan."
Heidi Montag pun berbicara melalui status Twitternya, "Tuhan mengatakan di Alkitab bahwa kita harus mengasihi sesama kita dan Ia menciptakan kita semua sama, saya tahu dalam hati saya bahwa bahwa kaum gay dan lesbian memiliki hak-hak sipil yang sama seperti ketika Spencer dan saya akan menikah. Jadi, ya, gadis Kristian pirang ini percaya akan pernikahan gay."
Update status Miley ini diapresiasi oleh Perez Hilton, yang menjadi juri dalam Miss America 2009 dengan kasusnya yang terkenal melawan Carrie Prejean, bahwa pernyataannya itu membuat ia dicintai oleh kaum remaja gay dan lesbian di Amerika.
Jaman memang sudah berubah. Pengaruh perkembangan teknologi komunikasi, dan toleransi akan perdamaian semakin meningkat di masa sekarang. Anak-anak muda pada generasi sekarang sudah lelah untuk melihat pertikaian berdasarkan nilai-nilai keyakinan dan lebih mementingkan nilai-nilai kemanusiaan setiap individu. Kaum gay dan lesbian pun semakin banyak yang membuka diri mengenai siapa mereka sebenarnya. Tidak heran jika setidaknya salah satu anak muda di masa sekarang bisa memiliki beberapa teman yang berorientasi homoseksual.
Apakah benar jika anak muda sekarang sudah semakin liberal? Kasus yang di atas terjadi di negeri barat, belum bisa dikatakan menjadi cerminan dari negeri kita. Tetapi dengan anak-anak muda, terutama yang berada di kota besar, memiliki acuan pemikiran ke belahan dunia barat. Apakah tak memungkinkan jika pandangan liberalisme pun bisa menjadi pemikiran anak muda Kristiani Indonesia? Kita lihat saja. Tetapi jangan pernah melupakan satu hal, bahwa kita sebagai umat Tuhan haruslah memiliki hati yang seturut dengan Firman-Nya. Tunjukkan kasih dan kebenaran Tuhan akan dosa di saat yang sama. Toleransi dan bukan menghakimi sebagai tindakan menunjukkan kasih kepada sesama tetaplah kita lakukan, tetapi jangan pernah berkompromi dengan dosa.
Sumber : berbagai sumber/Tmy