Semua populasi Kristen di Tepi Barat dan Gaza dapat ditampung dalam satu gereja di Amerika. Karena kesulitan ekonomi, banyak keluarga Kristen yang pindah dari daerah itu untuk hidup yang lebih baik, ujar Pastor Jack Sara, pastor senior dari Jerusalem Alliance Church di Old City Jerusalem.
Tidak lebih dari 5000 evangelis tersisa di Tepi Barat dan Gaza menyampaikan laporan baru oleh Release International. Umat Kristen disana menghadapi tekanan dari semua pihak. Termasuk berseteru dengan budaya muslim, sengketa wilayah dan tekanan ekonomi yang sedang berlangsung.
"Kami adalah gereja yang terlupakan," kata salah satu pastor disana, tetapi pastor yang lain berkata bahwa mereka bukan hanya dilupakan tetapi juga terpukul.
Menurut Europan Center for Law and Justice (ELJC), Bethlehem dan Nazareth mengalami kepergian yang dramatis dari orang-orang Kristen dalam beberapa tahun terakhir.
Kepergian dari keluarga Kristen ini bukan hanya kehilangan orang dan budaya, tetapi juga kehilangan populasi dan stabilitas daerah. Di daerah tepi barat, tekanan setiap hari lebih berat dihadapi daripada kekerasan fisik yang jarang terjadi.
"Saya dipukul pada saat berkotbah," ujar Steve Khoury. Dan karena itu hanya pukulan fisik, maka dengan mudah dilupakan. Yang lebih buruk lagi adalah tekanan batin yang harus dihadapai oleh setiap orang Kristen yang ada.
Ayah Khoury, Naim adalah pendeta di First Baptist Church di Betlehem Tepi Barat. Lebih dari 80 % jemaatnya menganggur dan tidak mendapat jaminan social atau kesehatan. Yang lebih mengerikan lagi bila ia berlatar belakang muslim. Mereka pasti tidak akan dianggap oleh keluarga mereka, bahkan diusir.
Sumber : christianpost/agn