Kenapa Terjadi Lagi??

Investment / 11 May 2009

Kalangan Sendiri

Kenapa Terjadi Lagi??

Budhi Marpaung Official Writer
3314

Apakah Anda pernah mendengar kasus seperti uang arisan yang diambil oleh bendahara perkumpulan? Atau bisnis investasi singkat (30 hari sudah menjadi kaya) yang justru membuat orang-orang yang ikut di dalamnya mengalami kerugian karena ditipu oleh para investor "bodong"?

Sebenarnya peristiwa dengan modus seperti ini bukanlah hal pertama kali terjadi, namun mengapa orang masih menanamkan uangnya di bisnis seperti ini? Apakah yang membuat orang mau menanamkan uangnya dalam bisnis "kepercayaan" tersebut? Bagaimana mengetahui apakah investasi itu benar atau tidak?  

Setidaknya  ada 3 hal yang membuat orang selalu tergiur untuk ikut model investasi singkat, seperti arisan atau tawaran investasi singkat, yakni:

1.    Hasil. Siapa sih yang tidak mau hasil investasi atau simpanan yang tinggi?

2.    Hadiah. Siapa pula yang menolak mendapatkan bonus atau hadiah gratis ditambah dengan uang pokoknya yang bisa kembali ?

3.    Mudah. Dengan cara yang sederhana, kita sudah bisa investasi dengan tawaran hasil lebih tinggi dibandingkan tempat lain yang bahkan dengan cara yang lebih rumit.

Arisan Bukan Investasi

Banyak orang mengira bahwa dengan malakukan arisan berarti dia melakukan investasi. Alasannya sederhana yaitu uang terkumpul. Mungkin harus dibedakan antara mengumpulkan uang dengan berinvestasi. Investasi secara gampang adalah tindakan untuk menambah nilai kekakayaan yang kita miliki. Jadi semua tindakan dengan tujuan atau harapan bisa menambah nilai kekayaan bisa disebut dengan investasi. Bandingkan 2 kejadian umum berikut ini.

Seorang bapak untuk keperluan sekolah anaknya membuka tabungan pendidikan di sebuah Bank. Sedangkan si ibu, dengan tujuan yang sama mengikuti arisan di lingkungannya. Mana yang investasi ?

Yang investasi adalah pembukaan tabungan atau yang pertama karena tabungan memberikan hasil sehingga jumlah uang yang dikumpulkan bertambah (kita tidak mempermasalahkan besaran imbal hasilnya atau bunganya). Sedangkan kegiatan kedua yaitu arisan bukan investasi karena kegiatannya tidak menambah jumlah uang yang dikumpulkan. Kenapa demikian karena arisan sejatinya hanya sekedar mengumpulkan sejumlah uang dan kemudian dibagikan sacara bergiliran, dengan kelebihan adanya kemungkinan memperoleh dananya lebih cepat. Tapi apakah jumlahnya bertambah? Tentu saja tidak. Anda dapat duluan atau belakangan tetap sama, jumlahnya sama.

Jadi kalau kita telusuri lagi arisan seharusnya bukan investasi. Kalau dalam arisan itu memberikan bonus berupa sembako, itu sah-sah saja, tapi harus diingat seharusnya arisan tidak memberikan apa-apa selain pokok uang yang sudah terkumpul. Sehingga kalau sudah memberikan hal lain, maka seharusnya kita mulai curiga.

Tiga hal penting yang harus diketahui sebelum memutuskan berinvestasi:

1. Hasilnya. Berapa besar hasil yang ditawarkan ? Bila hasilnya sangat tinggi dan di atas standar investasi yang bisa dikatakan aman (misalnya bunga tertinggi deposito atau Obligasi), maka kita harus mulai curiga. Bukan berarti investasi itu pasti bodong, tapi yang pasti investasi itu juga memiliki kemungkinan tidak tercapai tujuannya yaitu hasilnya juga semakin tinggi. Artinya dalam dunia investasi hasil tinggi pasti identik dengan risiko tidak tercapainya juga tinggi. Jadi kalau ada penawaran hasil yang tinggi, minimal investor secara mental harus siap bahwa kemungkinan keberhasilannya juga lebih kecil dibandingkan investasi yang aman. Sehingga kalau nda tercapai jangan menyalahkan si pengelola kecuali bila pengelolanya menjanjikan pasti tercapai.

2. Cara kerja. Setelah mengetahui berapa hasil yang ditawarkan, selanjutnya kita harus mengerti dan memahami cara kerja produk atau kegiatan investasi itu. Bagaimana cara kerjanya? Apa yang dilakukan pengelola untuk mencapai hasil yang dijanjikan? Seberapa besarkah pengelola berspekulasi untuk mencapainya? Itu semua harus kita mengerti dengan baik. Sebagai contoh: seperti cerita di atas, arisan bukanlah sebuah bentuk kegiatan investasi, karena kegiatan itu sekedar ajang untuk mengumpulkan dana. Jadi kalau si pengelola memberikan bonus apalagi bunga, kita harus tahu dengan jelas dari mana asal dana untuk bunga atau bonus itu. Sebab kalau kegiatan itu hanya arisan biasa, seharusnya pengelola tidak bisa memberikan bonus kecuali bila ia mau mengorbankan uang pribadinya atau ia menggunakan uang arisan itu untuk investasi.

3. Legalitasnya. Setelah tahu berapa hasil yang ditawarkan dan kemudian mengerti cara kerjanya, maka saatnya kita harus mengecek legalitas usaha tersebut. Apakah benar usaha tersebut bisa mengumpulkan dana masyarakat dan berlaku sebagai bank? Atau bisakah ia menerima simpanan dari anggotanya dan bahkan meminjamkannya lagi ke anggotanya tapi dia bukan bank atau koperasi? Tanyakan dengan jelas keabsahan izin dan legalitas lainnya. Dibawah departemen atau lembaga apa usaha ini berjalan? Anda harus tahu sehingga bila terjadi masalah, masih ada tempat untuk Anda bertanya atau meminta bantuan penyelesaian. Memutuskan untuk berinvestasi dan mencari hasil yang memuaskan adalah keharusan. Namun tetap berhati-hati dan waspada adalah kunci di atas segalanya. Jangan hanya hasil sebagai patokan, tapi pertimbangkan juga risiko dan legalitas sebagai penunjang.

Dari semua hal yang telah dipaparkan diatas, pertanyaannya sekarang adalah apakah keputusan Anda? Apakah masih ingin melakukan investasi dengan bentuk investasi singkat seperti diatas atau mencoba berinvestasi dalam bidang dan bentuk yang lain?

Selamat mengambil keputusan investasi dengan bijaksana.

Sumber : perencanakeuangan.com/bm
Halaman :
1

Ikuti Kami