Apakah Pekerjaan Anda Kudus Atau Sekuler?

Career / 24 April 2009

Kalangan Sendiri

Apakah Pekerjaan Anda Kudus Atau Sekuler?

Tammy Official Writer
4141
Sebagai putra dari seorang misionaris seumur hidup, saya selalu memiliki perhatian berlebih antara mana yang kudus dan sekuler. Saya merasakan ketegangan terutama ketika saya lulus dari universitas Ivy League dengan penghargaan tertinggi dalam keuangan dan teknik, dan saya mempersiapkan diri saya untuk memasuki marketplace.

Disitulah saya, pengikut Yesus, merasakan konflik mengenai menggunakan pendidikan tingkat tinggi dalam dunia bisnis. Apakah yang begitu membebaskan mengenai pekerjaan dalam marketplace jika objektifitas tertinggi hanya harga saham yang meningkat atau margin profit yang lebih baik? Saya menanyakan diri saya sendiri. Apakah Yesus akan menjadi konsultan manajemen atau banker investasi?

Selama beberapa tahun, saya mulai menyadari bahwa saya bekerja dibawah sebuah paradigma yang terbagi bahwa semua aktifitas dunia terbagi dalam dua kategori berbeda - yang kudus dan yang sekuler - dan semua kategori itu tidaklah saling melengkapi. Dalam paradigma ini, bekerja dalam marketplace kebanyakan berada dalam kategori yang terakhir.

Itu sama saja dengan berpikir bahwa itu menaikkan derajat bekerja dalam pelayanan di atas bekerja dalam marketplace dalam pikiran saya (dan dalam kebanyakan pikiran orang Kristiani). Memang, beberapa orang percaya mengakhiri ketegangan antara apa yang kudus dan sekuler dengan sederhana menjadi pastor atau misionaris. Saya hampir saja melakukannya. Tetapi ada cara lain untuk menangani ketegangan ini.

Tuhan memberikan kepada kita masing-masing karunia-karunia yang berbeda, gairah dan panggilan, dan bagi beberapa dari kita, karunia-karunia tersebut berada dalam dunia bisnis. Jika panggilan kita adalah untuk menaikkan kerajaan Tuhan melalui bisnis, dan itu adalah panggilan tertinggi kita.

Pekerjaan Kudus - SekulerApapun panggilan kita dari Tuhan - baik dalam marketplace maupun dalam Gereja - panggilan kita adalah mulia dan kudus, dan paradigma-paradigma lama berguguran. Faktanya, yang kudus dan yang sekuler itu saling melengkapi dan beriringan. Secara personal, saya telah menemukan sebuah integrasi terbesar dalam pekerjaan saya (yang disebut "sekuler") dan iman (yang "kudus") dengan kenyataan bahwa saya bisa melayani di marketplace melalui bisnis saya. Setiap aspek dalam hidup saya, termasuk pekerjaan saya dalam dunia bisnis, adalah pelayanan.

Saya juga telah menjadi sadar bahwa melakukan bisnis bisa menjadi sebuah kegiatan spiritual yang membebaskan dan memiliki nilai-nilai kudus, yang juga menyelesaikan ketegangan berusia tua dalam kekristenan. "Bisnis membawa kemuliaan kepada Tuhan," ujar penulis dan wirausahawan Ken Eldred, "ketika itu memberkati seseorang melalui sebuah kreasi akan produk yang dibutuhkan, pengantaran dengan pelayanan yang memuaskan, dan meningkatnya standar kehidupan masyarakat."

Kita tidak merasakan konflik ketika kita mencari untuk memuliakan Tuhan melalui pekerjaan kita. Marketplace sama sahnya sebagai sebuah arena bagi yang lainnya dengan melayani orang lain untuk kemuliaan Tuhan, dan dengan melakukan seperti itu menjadi setiap pekerjaan sebagai sebuah tindakan yang kudus.

Poin untuk Dipikirkan
Semua pekerjaan untuk memuliakan Tuhan dan memenuhi panggilannya adalah kudus, termasuk melayani yang lain melalui bisnis.

Pertanyaan-pertanyaan untuk Dipikirkan
1. Apakah aspek-aspek yang membebaskan dari pekerjaan Anda? Apa yang menjadikan pekerjaan Anda kudus?
2. Bagaimanakan aktifitas bisnis Anda, atau pekerjaan Anda, dapat dilihat sebagai sebuah aktifitas spiritual? Apakah Anda memang mempercayai bahwa bisnis bisa menjadi sebuah aktifitas spiritual yang memiliki nilai membebaskan?
3. Apakah Anda pernah merasakan ketegangan antara pekerjaan dan pelayanan Anda atau panggilan Anda dari Tuhan? Bisakah hal-hal tersebut adalah hal-hal yang berhubungan dan terikat?

*oleh Alex Brubaker


Sumber : crosswalk.com
Halaman :
1

Ikuti Kami