Lucas lahir di Modesto, California pada 14 Mei 1944. Sebagai seorang beranjak dewasa yang, ia katakan, "hampir ciut karena sekolah menengah atas," Lucas berkeinginan untuk menjadi pembalap otomotif. Ia mengubah pikirannya mengenai karir balapannya, bagaimanapun, ketika kecelakaan hampir fatal menghantam paru-parunya dan mengirimkan dirinya ke rumah sakit selama tiga bulan hanya beberapa hari sebelum kelulusan sekolah menengah atasnya. Pengalaman itu merubah Lucas. "Saya menyadari bahwa menghidupi hidup saya begitu dekat dengan ujungnya dalam waktu begitu lama," ujarnya. "Itulah ketika saya memutuskan untuk tetap maju, menjadi murid yang lebih baik, untuk mencoba sesuatu dengan diri saya sendiri."
Lucas terdaftar pada Modesto Junior College, dimana ia mengembangkan pesona yang luar biasa akan bakat sinematografi-nya. Memutuskan untuk berkarir di film, ia mendaftar pada sekolah film University of Southern California (USC) yang prestisius. USC adalah batu loncatan bagi Lucas. "Tiba-tiba saja hidup saya adalah film film film dan film - setiap saya bangun," ujarnya dalam wawancara dengan Playboy pada tahun 1997. Ia berkonsentrasi dalam membuat film-film sains fiksi abstrak dan dokumenter-dokumenter ejekan, yang menarik perhatian sutradara Francis Ford Coppola, yang mengundang Lucas untuk duduk sewaktu syuting "Finian's Rainbow." Coppola juga merangkul Warner Bros untuk membuat salah satu film kuliah Lucas. Durasi penuh, "THX-1138," berisikan dongeng Orwellian yang suram dirilis pada 1971 untuk review-review sopan dan penerimaan hangat pada box office. Tetapi eksekutif-eksekutif studio terpesona dengan talenta Lucas yang sangat jelas.
"THX-1138" telah memberi Lucas sebuah reputasi sebagai filmmaker yang berkeahlian tinggi tetapi mekanis menghindari humor dan perasaan. Film keduanya, "American Graffiti," yang berdasarkan masa ia selama berada di Modesto, akan mengubah itu. Difilmkan dengan budget seadanya hanya dengan $780.000, film tersebut dengan cepat menjadi hit semenjak perilisannya pada Juni 1973 dan ternyata akhirnya menghimpun $120 juta.
Film tersebut mendapatkan review-review yang hangat dan menjadikan Lucas sebagai sensasi Hollywood. Itu juga membuktikan momen menentukan bagi Lucas, baik sebagai pembuat film dan pebisnis. Orang-orang yang berwenang di studio memukul peringkat dan membuat perubahan pada versi akhir Lucas. Perubahan yang ada memang minim, tetapi luka-lukanya tahan lama. "Saya sangat waspada sebagai orang kreatif yang mengendalikan makna kontrol produksi atas visi kreatif," ujarnya. "Bukanlah sebuah masalah seseorang berkata "Anda harus membiarkan saya memiliki potongan akhirnya," karena tak peduli apapun yang orang lakukan dalam kontrak, mereka akan tetap melakukannya. Walaupun jika Anda yang memiliki kamera dan Anda memiliki film tersebut, tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk menghentikan Anda." Dan itulah apa yang Lucas tetapkan untuk lakukan.
Ketika bernegosiasi dengan 20th Century Fox pada tahun 1975 untuk filmnya yang selanjutnya, "Star Wars," Lucas memotong bayarannya sebagai sutradara sebanyak $500.000 untuk menukarkan dengan hal-hal yang dianggap Fox sesuatu yang nyaris tak berguna: kepemilikan atas merchandising film dan semua hak-hak sekuel. Itu menjadi sebuah gerakan yang brilian, suatu yang memastikan Lucas sebuah independensi sejati dan kontrol kreatif yang selama ini ia cari. "Star Wars" memecahkan semua record box office, memberikan Lucas sekitar $40 juta untuk perilisan awalnya - merchandising selanjutnya memberikan dirinya puluhan juta seterusnya. Yang paling penting, Lucas memiliki sekuel-sekuelnya, dan juga sebuah waralaba. Untuk memaksimalkan nilainya, ia membiayai sekuel pertamanya, "The Empire Strikes Back," dirinya sendiri, meminjam sangat banyak untuk menutupi biaya produksi sekitar $30 juta. Berdasarkan dari kesuksesan "Star Wars," itu adalah taruhan yang bagus, tetapi juga resiko besar - jika film tersebut meledak, Lucas akan menjadi bangkrut. "Empire" berjalan sangat baik, bagaimanapun, sama dengan film ketiga dalam trilogy, "Return of the Jedi," yang juga Lucas biayai.
Lucas menambahkan lebih banyak lagi kekayaannya pada 1980an dengan memproduksi tiga film Indiana Jones, dimana ia menghasilkan lebih dari $100 juta. Lalu, di puncak dari permainannya, ia sebagian besar meninggalkan pembuatan film dan mencurahkan kekayaannya pada eksperimen-eksperimen digital yang, ia rasa benar, akan mentransformasi bisnis perfilman.
Fokus utamanya adalah Industrial Light & Magic (ILM), yang ia bangun pada 1975 ketika ia tidak bisa mencari sebuah perusahaan luar untuk melakukan efek-efek spesial untuk "Star Wars." Gebrakan pertaman ILM adalah sebuah kamera motion-control, dimana bisa berputar berulang-ulang mengelilingi obyek yang tak bergerak selagi mengambil fokus tetap, juga simulasi penerbangan. Untuk menghimpun uang, Lucas mengalihkan ILM menjadi sebuah perusahaan jasa. Menciptakan sebuah pasar bagi film-film yang memuat efek-efek spesial, ia mulai mengambil pekerjaan dari para pembuat film lainnya. Dengan cara ini ia bisa menjaga mengembangkan teknik-teknik selagi orang lain membiayai risetnya.
Mengenakan biaya hingga $25 juta per film, ILM dengan cepat menjadi sesuatu yang menguntungkan, menyediakan efek-efek spesial untuk film-film blockbuster seperti "Jurassic Park" dan "Twister." Lucas menyalurkan keuntungan-keuntungan ILM ke dalam bisnis-bisnis yang berasal dari risetnya. Skywalker Sound muncul menjadi perusahaan teratas dalam industri audio pasca-produksi, lalu bercabang lagi untuk menyediakan sebuah sound system digital untuk bioskop-bioskop dan rumah-rumah di bawah nama THX (sebagai penghormatan dalam film pertamanya). Dan dengan berdirinya LucasArts Entertainment, Lucas pindah ke video games, memproduksi produk-produk top-seller seperti yang terinspirasi Star Wars: Rebel Assault, X-Wing dan Dark Forces.
Pada pertengahan 1990an, Lucas memutuskan untuk kembali dalam pembuatan film dan mulai bekerja menciptakan skrip untuk prekuel Star Wars, "Star Wars: Episode I, The Phantom Menace." Untuk menciptakan desas-desus untuk film terbaru tersebut, ia masuk dalam strategi marketing yang terencana dengan baik. Pada 1997, ia merilis ulang trilogi "Star Wars" sebagai edisi spesial, yang mencetak $475 juta dalam box office. Popularitas besar dari film-film tersebut membangun audiens baru untuk "The Phantom Menace." Sama pentingnya, itu menyediakan Lucas sejumlah $115 juta yang ia butuhkan untuk membiayai produksi, menjamin ia baik untuk kontrol kreatif dan keuntungan-keuntungan yang lebih besar. Lagi, itu juga adalah sebuah taruhan. Tetapi lagi, itu terbayar impas.
Dirilis pada 19 Mei 1999, film ini mematahkan semua record box office, diawali dengan perkiraan $42 juta pada hari pembukaannya. Pada September, itu telah menjadi film dengan pendapatan kotor terbesar di musim panas, mencapai $419,9 juta, lebih dari dua kali lipatnya sama banyaknya dengan pesaing terdekat.
Kesuksesan dari "The Phantom Menace" dengan tegas mengukuhkan Lucas sebagai salah seorang yang paling kuat - dan menguntungkan - di Hollywood. Tetapi pria yang mengaku workaholic ini tidak langsung beristirahat dalam kemenangan-kemenangannya. Berencana untuk "Star Wars" Episodes II and III yang sudah ada di meja, begitu juga rencana-rencana untuk film keempat Indiana Jones.
Selama hampir 30 tahun sebagai filmmaker, George Lucas telah meningkatkan seni dari motion pictures dengan mengambil resiko-resiko dan melanjutkan membuka amplop. Ia telah merubah cara Hollywood membuat film-film dengan men-setting standar untuk bisa jadi seperti apa film komersial modern. Dan itu belum berakhir, Jedi muda.