Eropa Memerlukan Kasih Tuhan

Internasional / 22 April 2009

Kalangan Sendiri

Eropa Memerlukan Kasih Tuhan

Budhi Marpaung Official Writer
5436

Baru-baru ini, lebih dari 3000 orang muda dari 40 negara Eropa bertemu di Jerman untuk mencari cara untuk membawa kehidupan baru ke benua Eropa. Mereka berkumpul dalam sebuah acara yang diberi nama Mission-Net Congress. Menurut Andy Juliff, ketua acara pelaksana kegiatan ini, Mission-Net Congress dilatarbelakangi oleh kondisi masyarakat di Eropa yang semakin jauh dari Tuhan. Acara Mission-Net Congress inipun dipersiapkan selama kurang lebih dua tahun lamanya.

Walaupun telah dipersiapkan dalam waktu yang cukup lama, acara ini memiliki kendala yakni dalam bagian menjangkau penduduk muslin di Eropa untuk datang ke jalan Tuhan. 

Salah satu pembicara utama dalam acara Mission-Net Congress 2009 ini adalah Brother Andrew, yang dikenal sebagai penyelundup Tuhan (God's Smuggler) dan pendiri Open Doors yang secara teratur dalam sepanjang perjalanan ke Timur Tengah menjangkau masyarakat Islam.

Pembicara menonjol lainnya yang dihadirkan dalam acara Mission-Net Congress 2009 adalah pendiri dari Operasi Mobilisasi (Operation Mobilisation), George Verwer, yang akan memberikan pengetahuannya mengenai tantangan terkini ketika melakukan misi di Eropa barat.

Seorang Slovenia dan telah menjadi warga Kroasia, Peter Kuzmic, yang merupakan profesor mengenai dunia misi mengatakan bahwa dia yakin bahwa masa depan gereja-gereja Eropa tergantung pada generasi muda kristiani yang ada.

Para misionaris muda ini percaya bahwa harapan tersebut dapat menjadi kenyataan tergantung kepada  respon orang-orang yang hadir dalam kongres ini.

Jadi, walaupun hidup dalam masyarakat Eropa post-Christian yang memiliki banyak tantangan, orang-orang muda yang percaya kepada Tuhan ini mengatakan bahwa selesai dari kongres ini, mereka akan semakin diperlengkapi dengan baik untuk melakukan pekerjaan Tuhan yakni tergenapinya Amanat Agung Yesus Kristus kepada setiap manusia.

Sumber : cbn.com/bm
Halaman :
1

Ikuti Kami