Partisipasi Warga dalam Pemilu Terhitung Rendah

Nasional / 10 April 2009

Kalangan Sendiri

Partisipasi Warga dalam Pemilu Terhitung Rendah

Lestari99 Official Writer
3492

Partisipasi warga dalam mengikuti Pemilihan Umum 2009 di beberapa kota cenderung rendah seperti yang terlihat di Kota Medan. Pantauan di beberapa TPS di tengah Kota Medan menunjukkan partisipasi rata-rata di bawah 40 persen.

Di TPS 8 Petisah Tengah, misalnya, dari 395 DPT yang ada hanya 173 orang yang hadir dalam ke TPS. Sedangkan di TPS 01 Petisah Tengah, dari 358 DPT, yang hadir hanya 185 orang. Demikian pula di TPS 04 Petisah Tengah, Daru 428 DPT yang hadir hanya 186 orang.

Syamsul, warga Jalan Zainul Arifin, ditemui di TPS 01, mengatakan, banyak warga yang bingung bagaimana mencontreng sehingga memilih tidak menggunakan hak suaranya. Ia sendiri menggunakan haknya untuk memilih.

Sedangkan Irma, warga Kampung Madras, mengaku tidak mencontreng karena tadi sibuk membuat nasi bungkus untuk petugas pemungutan suara. "Saya harus membuat 900 bungkus," kata Irma.

Syamsul mengatakan, dibandingkan pemilihan kepala daerah Sumut Juli tahun lalu, animo masyarakat dalam pemilu kali ini lebih rendah. Di TPS Kampung Madras itu, meskipun pemungutan suara belum tuntas, tampak Partai Demokrat unggul dibandingkan partai lain.

Di Kota Jambi pun terlihat hal yang sama. Banyak warga di Jambi yang tidak datang memilih ke tempat pemungutan suara pada pemilu legislatif 9 April kemarin. Dalam pantauan di sejumlah tempat pemungutan suara, pemilih yang tidak hadir untuk mencontreng berkisar 25-40 persen.

Di TPS 01 Pasir Putih, Jambi Selatan, dari daftar pemilih tetap yang mencapai 149 orang, jumlah golput mencapai 56 orang, dan yang datang untuk menggunakan hak pilihnya 93 orang. Ketua TPS 01 Husin Achmad mengatakan, pihaknya telah mengingatkan warga untuk ikut dalam pemilu. Sosialisasi mengenai cara mencontreng juga telah disimulasikan.

Jumlah pemilih yang datang sudah lebih banyak dari yang kami duga sebelumnya. "Kami semula khawatir hanya sedikit warga yang menggunakan hak pilih, karena terlalu banyak calon legislatif yang selama ini berkampanye, membuat masyarakat bingung," ujarnya, Kamis (9/4).

Di TPS tersebut, sekitar 10 persen surat suara yang telah dihitung dianggap tidak sah. Suara tidak sah sebagian besar disebabkan pemilih salah mencontreng caleg yang ingin dipilihnya. Sebenarnya pemilih dapat mengganti surat suara yang baru ke panitia jika merasa salah memilih. Namun, para pemilih tidak melakukannya, ujarnya.

Partisipasi pemilih di TPS 06 Cempaka Putih, terdapat 79 orang golput dari jumlah DPT 264 orang. Dari 185 surat suara untuk pemilihan DPR RI, ada 24 surat suara yang dinyatakan tidak sah.

Sedangkan di TPS khusus Lembaga Permasyarakat Jambi terdapat 120 narapidana yang tidak dapat menggunakan hak pilihnya. Hal ini disebabkan mereka baru sekitar 6 bulan sebagai anggota LP sehingga belum didaftarkan masuk dalam DPT.

Sepertinya memang diperlukan hal-hal kreatif untuk menggugah warga berpartisipasi menggunakan hak suaranya. Atau kalau tidak mereka memang perlu mengenal dengan lebih dekat caleg yang harus dipilihnya. Seperti yang dituturkan oleh Yuwono (30), warga Dusun Keron, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Yuwono mengatakan pada pemilu kali ini, dia berinisiatif memilih karena ada salah seorang calon anggota legislatif (caleg) yang dikenalnya dengan baik. Caleg dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut yang berasal dari Desa Krogowanan, juga diakuinya berkepribadian baik dan telah berjasa mempekerjakan banyak warga dusun di toko besinya.

"Mengingat sumbangsihnya untuk warga, kalau kemudian saya tidak memilih kok rasanya tidak enak," ungkapnya.

Pada pemilu sebelumnya, dia merasa sangat enggan untuk memilih karena semua caleg hanya menawarkan janji-janji belaka. Ketika akhirnya terpilih, semua kata yang diucapkan itu pun hanya jadi omongan kosong belaka karena tidak satu pun diwujudkan. 

Sedangkan Cipto Darjono (55) yang juga tinggal di lingkungan yang sama dengan Yuwono mengakui dirinya kebingungan untuk memilih. Sebab, kebanyakan sosok yang menjadi calon wakil rakyat tersebut, tidak dikenalnya. Ditambah lagi, semua caleg tersebut juga tidak ada yang menawarkan uang sebagai pemancing, ujarnya berkelakar.

Semangat datang ke TPS barangkali mudah untuk digerakkan orang lain. Namun, semangat untuk memilih tetap harus datang dari diri sendiri.

Sumber : Berbagai Sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami