Serba-Serbi TPS Unik Dalam Pemilu 2009

Nasional / 10 April 2009

Kalangan Sendiri

Serba-Serbi TPS Unik Dalam Pemilu 2009

Lestari99 Official Writer
5010

Tidak ada rotan, akar pun jadi. Itulah ungkapan yang cocok untuk menggambarkan apa yang terjadi di RT 04 dan 05 Kelurahan Tuguraja, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (9/4), ketika pemungutan suara digelar.

Karena tidak memiliki lahan atau bangunan yang memadai untuk dijadikan Tempat Pemungutan Suara (TPS) akhirnya ketua RT, RW, dan warga setempat membuat TPS di wc umum yang ada. Empat kamar wc umum, satu mushola, dan satu pos ronda disulap menjadi TPS yang digunakan untuk memilih wakil rakyat.

Untuk keperluan membuat TPS, lubang wc disumbat sementara dengan pasir kemudian ditutup menggunakan dus. Seluruh bangunan wc, mushola, dan pos ronda pun dilapisi kain batik dan dihias bak rumah yang sedang hajatan. Sebuah sumur yang berada di depan wc pun ditutup. TPS WC umum ini berada di tengah-tengah pemukiman padat yang berdekatan dengan pasar tradisional dan sebuah mal di pusat Kota Tasikmalaya.

Lain Tasikmalaya lain lagi yang terjadi di salah satu TPS di Kabupaten Magelang. Dengan menggunakan 25 penari dari tiga kelompok kesenian, mereka meneriakkan yel-yel "Ayo contreng... ayo contreng...!". Yel-yel ini seolah menggiring warga Dusun Keron, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, untuk segera keluar rumah dan memberikan hak suaranya di tempat pemungutan suara (TPS) terdekat. Seruan ini pun cukup efektif. Rombongan kirab kesenian yang diikuti oleh kelompok kesenian warokan, kuda lumping, dan topeng kencono ini langsung dibuntuti oleh ratusan warga pemilih.

Di TPS 10, kirab ini pun berhenti. Tujuh petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) yang memakai kostum warokan dan memimpin kirab, langsung menunaikan tugas membuka segel kotak suara dan menyiapkan segala kelengkapan berkas yang dibutuhkan. Proses pemungutan suara pun dimulai. Para seniman peserta kirab pun dipersilakan untuk mencontreng terlebih dahulu. Sebab, setelah melaksanakan haknya, mereka pun harus menunaikan kewajiban yang lain, menghibur warga pemilih. Dalam aksi mereka, suara tetabuhan dan seruan ayo mencontreng terus terdengar.

Ketua KPPS di TPS 10, Sujono mengatakan, pentas kesenian ini memang sengaja digelar untuk menarik minat warga agar segera berduyun-duyun datang memberikan hak suaranya di TPS. Dengan upaya ini, diharapkan angka partisipasi pemilih di sini dapat meningkat, ujarnya. Saat ini, jumlah warga yang tercantum dalam daftar pemilih tetap (DPT) terdata sebanyak 327 orang.

Pada Pemilu 2004 dan pemilihan gubernur (pilgub) Jawa Tengah 2008, Sujono mengatakan, angka golput di Dusun Keron terbilang tinggi, mencapai 50 persen. Dengan sikap apatis warga tersebut, maka upaya-upaya kreatif semacam ini, perlu dilakukan.

Beda lagi kiat yang dilakukan kelompok penyelenggara pemungutan suara di Kelurahan Mojokampung Bojonegoro untuk menarik pemilih agar menggunakan hak pilihnya. Kali ini tempat pemungutan suara 04 tersebut dibuat dari daun pisang, daun eceng gondok dan bunga-bungaan. Selain itu di TPS digantungkan terong, jagung, kacang panjang dan sayuran lainnya. Konsepnya kembali ke alam atau istilah kerennya back to nature.

Ketua TPS 04 Yanto menuturkan pemilih diberi kesempatan mengambil kertas yang isinya door prize. "Jika kosong berarti ga dapat. Kalau isinya jagung ya dapat jagung seikat, kalau terong ya terong, kalau kacang panjang ya dapatnya kacang panjang. Ini buat seru-seruan saja agar warga tidak golput," katanya.

Menurut Yanto di TPS tersebut tercatat 312 warga yang masuk daftar pemilih tetap. Kalau dalam pemilihan gubernur Jawa Timur lalu untuk menjaring pemilih di TPS itu dibuat TPS spiderman. TPS didekorasi segala atribut spiderman dan ada jaringnya segala. Petugas di TPS mengenakan kostum dan aksesoris spiderman. TPS spiderman pun mampu menjaring suara rakyat.

"Saat itu pemilih dapat door prize berupa alat rumah tangga seperti sendok, mangkuk plastik dan piring plastik. Saat itu tingkat partisipasi pemilih mencapai 70 persen," tuturnya. Yanto menyadari masyarakat sepertinya mulai jenuh dengan pemilihan umum. Mereka hanya diberi janji-janji tetapi wakil mereka dan pemimpin yang dipilih sering lupa janjinya.

"Paling tidak dengan membuat TPS unik bisa menarik warga datang ke TPS," ujarnya. Di Desa Gempolpading Kecamatan Pucuk petugas KPPS berpakaian adat Jawa. Sedangkan di TPS 10 Desa Campurejo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik TPS dihiasi jaring tangkap ikan.

Petugas KPPS berpakaian nelayan ada yang mengenakan sarung. Sementara kiat lain untuk mendorong warga tidak golput juga dilakukan dengan siaran keliling mobil dinas informasi dan komunikasi Bojonegoro. Melalaui siaran keliling dari kampung ke kampung diumumkan agar warga tidak golput dan menggunakan hak pilihnya dengan datang ke TPS. Sementara di Gresik, Bupati Gresik Robbach Ma'sum memasang baliho reklame di beberapa titik dengan tulisan agar warga menggunakan hak pilihnya. Sejumlah spanduk tersebut berbunyi golput bukan budaya warga Gresik. Di Lamongan, Bupati Lamongan Masfuk memasang iklan di media cetak mengimbau agar warga tidak golput dan menggunakan hak pilihnya untuk menentukan nasib bangsa ini ke depan. Pilihlah wakil dan pemimpin yang dapat dipercaya begitu inti imbauannya.

Sumber : Berbagai Sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami