Tom Monaghan: Penggagas Pizza Delivery

Entrepreneurship / 9 April 2009

Kalangan Sendiri

Tom Monaghan: Penggagas Pizza Delivery

Tammy Official Writer
5204
Ia adalah pahlawan bagi mahasiswa Amerika yang kelaparan dengan sofa kentang di asramanya - pria yang membuat pizza segar dan panas semudah mengangkat telepon. Dengan menjadi pionir untuk rantai usaha pizza delivery, Tom Monaghan mengubah sebuah tempat makan pizza yang lusuh menjadi serangkaian usaha pizza terbesar di negeri itu. Sepanjang masa itu, ia telah mengumpulkan kekayaan yang diperkirakan mencapai $1 milyar. Tidak buruk untuk seorang anak miskin dari Ann Arbor, Michigan, yang lulus terakhir dari sekolah menengah atasnya, ditendang dari sekolah seminari, dan didaftarkan di kampus selama enam kali tanpa melewati status praja muda.

Awal masa kehidupan Tom Monaghan jika dibaca nyaris seperti novel Charles Dickens. Ketika ia berusia 4 tahun, ayahnya meninggal di malam Natal. Ibunya merasa tidak mampu merawat dua putranya selagi belajar di sekolah keperawatan, maka Monaghan menghabiskan banyak masa remajanya di panti asuhan dan rumah-rumah adopsi. Ketika ia masih praja muda di sekolah menengah atasnya, ia memutuskan untuk menjadi seorang pendeta. Tetapi peraturan disiplin seminari yang ketat membuktikan banyak anak muda yang liat yang perlu ditangani, dan ia dikeluarkan kurang dari setahun setelah melakukan pelanggaran peraturan seperti perang bantal dan berbicara sewaktu kapel. Kembali ke sekolah, Monaghan lulus yang ke-44 dari kelas 44. Sebuah tulisan di bawah fotonya dalam buku tahunan tahun 1955 terbaca, "Semakin sulit saya mencoba untuk menjadi baik, semakin buruk yang saya dapatkan; tetapi mungkin selanjutnya saya melakukan sesuatu yang sensasional."

Monaghan bermimpi untuk belajar arsitektur di Universitas Michigan, tetapi tingkatnya yang rendah ditambah lagi dengan hanya memiliki sedikit uang membuat itu tak tercapai. Ia terdaftar di Marine Corps, dan di akhir perjalanan selama tiga tahun, ia telah menyimpan $2.000 untuk uang kuliah. Tetapi ia dengan lugunya menginvestasikan uang tersebut dalam skema cepat kaya pebisnis minyak yang tidak jujur. Tentu saja ia tidak pernah melihat uangnya atau si pengusaha minyak itu lagi. Dengan hanya $15 di kantongnya, Monaghan menumpang dari mobil ke mobil dari San Diego kembali ke Ann Arbor.

Pada 1960, keberuntungan Monaghan akhirnya mulai berubah ketika ia dan saudaranya, Jim, meminjam $900 dan membeli sebuah toko pizza yang gagal di Ypsilanti, Michigan. Monaghan menceburkan dirinya ke dalam bisnis tersebut dalam 100 jam setiap minggunya. Delapan minggu setelah usaha baru tersebut, saudaranya mulai lelah dengan rutinitas pekerjaan dan menukar setengah dari bisnisnya dengan Volkswagen Beetle milik Monaghan. "Itu adalah kemunduran, tetapi saya mengambil dengan langkah panjang dan tetap optimis," tulis Monaghan dalam otobiografinya, Pizza Tiger. "Saya membuat keputusan untuk mengkomitmenkan diri saya dengan sepenuh hati dan jiwa untuk menjadi pria pizza. Tujuan saya sangat jelas, dan pengetahuan mengenai kesuksesan atau kegagalan masa datang dari bisnis ini saya sambut berada di pundak saya."

Tak lama setelah itu, Monaghan mendobrak dengan formula yang akan menjadi keberuntungan. Ia menyederhanakan menunya, membatasi jumlah ukuran dan topping, mengatur standar ketat untuk bahan makanan, dan menawarkan jasa pengantaran dalam 30 menit atau kurang. "Ide dari mengetatkan penghantaran 30 menit muncul dari keyakinan saya untuk memberikan para pelanggan pizza yang berkualitas," Monaghan menjelaskan dalam Pizza Tiger. "Sangatlah tidak beralasan untuk menggunakan hanya bahan makanan terbaik jika pizzanya dingin dan tak berasa lagi ketika pelanggan menerimanya." Untuk memotivasi para supirnya untuk mengantarkan pesanan secepat mungkin, Monaghan memberikan bonus bagi yang bisa mengumpulkan kas paling banyak.

Di akhir 1965, Monaghan menikmati kesuksesannya dengan sederhana dan membeli dua toko lagi. Di tahun yang sama, Monaghan mengubah nama dari tiga toko pizzanya menjadi Domino's Pizza. 

Domino's PizzaDomino's Pizza Inc. menemukan pasarnya di daerah perkampusan dan dekat basis militer, dan pada 1967, Monaghan menjual waralaba pertamanya, mengakhiri tahun itu dengan keuntungan $50.000, Monaghan membangun sebuah gol ambisius dengan membuka satu toko baru setiap minggunya - dan ia nyaris mencapai gol tersebut. Pada 10 bulan pertama di tahun 1969, 32 toko Domino baru muncul, kebanyakan di area tempat tinggal.

Tetapi ekspansi yang cepat terbukti menjadi bencana. Kebanyakan toko-toko tersebut gagal, dan Monaghan mendapati dirinya terjebak dalam hutang $1.5 juta. Untuk menghindari kebangkrutan, ia menyerahkan kontrol dari perusahaan kepada pebisnis lokal. Ia mendapatkan kendali selama setahun, tetapi perjanjian tersebut mengajari dirinya pelajaran berharga. Monaghan berjanji "tidak akan ada lagi ekspansi demi ekspansi," mengurangi gol-nya menjadi 20 toko baru per tahun, dan mulai memilih tempat dengan hati-hati.

Strategi tersebut bekerja, dan di akhir 1980, Domino's bertumbuh menjadi 290 toko. Untuk merayakan pembukaan dari 1000 waralabanya pada 1983, Monaghan menghidupkan mimpi seumur hidupnya dengan membeli klub bisbol Detroit Tigers seharga $35 juta. Pada tahun-tahun setelahnya, Tigers memenangkan seri Dunia.

Pertumbuhan Domino's yang mengagumkan berlanjut hingga setengah tahun selanjutnya di tahun 1980, dan pada 1989 perusahaan meledak hampir menjadi 5000 toko di Amerika Serikat dan 260 di negara-negara lainnya. Di tahun yang sama, Monaghan mengejutkan dunia bisnis dengan menyerahkan jabatan presidennya di Domino untuk lebih menghabiskan waktu di kegiatan amal Katolik.

Ia menjabat sebagai ketua dan CEO hingga 1998, ketika ia sekali lagi mengejutkan industri dengan mengumumkan pensiunnya dan menjual 93 persen sahamnya di Domino's kepada firma investasi Bain Capital yang berbasis di Boston untuk sejumlah kira-kira $1 juta.

Semenjak pensiun, Monaghan menjadi lebih aktif di Gereja Katolik, memberikan waktu dan uangnya untuk melakukan kegiatan-kegiatan amal seperti membangun gereja-gereja dan misi-misi di Honduras dan Nikaragua, dan mendirikan sekolah hukum Katolik.

Untuk Domino's, semuanya berjalan baik tanpa pendirinya. Pada 1999, itu meledak hingga 6200 toko pada lebih dari 60 negara, dan adalah perusahaan pesan antar pizza nomor 1 di dunia dan rantai usaha pizza nomor 2 di antara semuanya.

Sumber : entrepreneur.com
Halaman :
1

Ikuti Kami