Jika Suami Kurang Ekspresif

Marriage / 31 March 2009

Kalangan Sendiri

Jika Suami Kurang Ekspresif

Lestari99 Official Writer
4967

Melihat suami pulang kerja dengan wajah ditekuk, Anda langsung tahu ia sedang menghadapi masalah. Tapi ketika ditanya ada apa, suami Anda malah mengunci mulut dan memilih duduk di teras. Di lain hari, Anda merasa gemas karena suami bersikap cuek pada potongan rambut Anda yang baru. Jangankan pujian, komentar pendek pun tidak.

Jangan buru-buru putus asa karena Anda merasa susah nyambung dengan suami. Anda tidak sendirian. Pada dasarnya pria memang sulit mengekpresikan perasaannya. Lagi pula, ada triknya kok untuk membuat sang suami lebih membuka diri untuk take and give dengan Anda.

Pengenalan karakter pasangan adalah hal yang penting dalam sebuah hubungan. Karakteristik pasangan itu beda-beda, ada yang keras, tidak mau ditentang, atau memang pelit kata-kata. Setelah Anda kenal dengan karakter asli pasangan, baru kemudian dicari cara komunikasi yang paling tepat.

Misalnya kalau suami tipe pendiam, barangkali komunikasi dengan surat bisa dipertimbangkan. Pesan-pesan singkat yang Anda selipkan di dompet, tas atau kantong bajunya mungkin bisa dicoba. Selain sifat dan karateristik, Anda juga perlu menyadari latar belakang keluarga atau pola asuh yang diterimanya dari orangtua. Anak yang dididik dengan cara demokratis dan terbuka, tak mungkin menghasilkan anak yang tertutup, bukan?

Bersikap Aktif

Tidak ada salahnya bersikap lebih aktif dan mengambil inisiatif dalam membuka keran komunikasi. Apalagi sifat alami perempuan adalah ngemong, karena itu perempuan diharapkan lebih aktif. Buatlah kebiasaan kecil untuk dilakukan bersama pasangan, misalnya sambil sarapan, sebelum tidur, atau di perjalanan menuju kantor.

Walau hanya 5 menit sehari, bila digunakan dengan efektif untuk menunjukkan perhatian pada pasangan, dan lama-kelamaan dari hal ini akan terbentuk hubungan yang berkualitas. Gunakan momen ini untuk bicara dari hati ke hati atau menanyakan keadaan pasangan.

Perlu dipahami juga bahwa komunikasi tidak harus dilakukan secara verbal tapi juga non verbal. Berkomunikasi bukan berarti mencekoki pasangan dengan ribuan kata-kata. Agar komunikasi berhasil, gunakan bahasa yang positif. Hindari melakukan labeling. Tuduhan-tuduhan seperti, "Kamu kurang perhatian", atau "Kamu sudah mulai nggak cinta", sebaiknya dihindari.

Terakhir, dalam komunikasi yang penting adalah bicara dari hati ke hati. Komunikasi bukan berarti Anda berbicara dan bisa mendapatkan semua yang Anda inginkan. Dengan menularkan kebiasaan berbagi perasaan atau lebih ekspresif menunjukkan cinta, percayalah, suami Anda lama-kelamaan akan melakukan hal yang sama kepada Anda.

Sumber : Berbaai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami