Buka Pukul 01.30
Orang-orang itu, baik yang nongkrong di atas sepeda motor maupun yang di dalam mobil memang tengah menunggu Bu Kasmo duduk di belakang dagangannya, Gudeg Ceker Margoyudan yang amat terkenal itu. Meski dagangan sudah tergelar dan tampaknya semuanya sudah siap, jangan harap segera dilayani kalau Bu Kasno belum duduk manis di situ.
Menjadi pertanyaan, mengapa orang-orang itu rela antri menunggu di pinggir jalan, diterpa angina dingin, bahkan kadang-kadang ditemani rinai hujan. Jawabannya adalah untuk menikmati sepiring gudeg dengan pelengkap ceker ayam yang tak hanya dikenal oleh orang Solo, tapi juga orang dari kota-kota lain yang pernah berkunjung ke Solo.
Warung kaki lima yang menggelar dagangan tepat pukul 01.30, saat orang-orang sebenarnya masih dibuai mimpi ini dikenal dengan warung gudeg ceker karena menu spesialnya adalah gudeg dengan pelengkap ceker (kaki ayam). Orang juga biasa menyebut Warung Gudeg Margoyudan karena berdiri di atas trotoar Jalan Wolter Mongonsidi, Margoyudan, tepat di sebelah kanan Gereja Kristen Jawa Margoyudan.
Bu Kasno (64 tahun) pendiri warung sejak tahun 1970 ini sebenarnya tak hanya menyediakan gudeg ceker karena ada juga bubur lemu dan opor ayam kampong. Tapi tetap saja menu andalannya adalah gudeg ceker. Pengorbanan para pelanggan yang antri sejak tengah malam melawan kantuk dan dingin akan segera terbayar begitu sepiring nasi gudeg terhidang di hadapannya. Gudegnya terasa demikian gurih dengan siraman santan kanil (santan yang dimasak kental) dan beberapa potong sambal goring rambak.
Di luar itu, yang pasti ditunggu pelanggan adalah ceker yang dimasak dalam kuah santan. Keistimewaan ceker ini adalah dengan sedikit kunyahan dagingnya seperti langsung terpisah dari tulang-tulangnya. Klunyum-klunyum, begitu orang Jawa menyebut. Maka daging ceker dengan tekstur khas yang gurih itu pun akan memuaskan rasa penasaran orang yang pertama kali datang menikmatinya.
Dari Sopir Sampai Presiden
Keistimewaan gudeg ceker Margoyudan pun dinikmati orang-orang dari berbagai golongan, dari sopir-sopir taksi untuk mengisi perut saat tugas pada malam hari hingga pagi sampai presiden. Tentu adalah kebanggaan tersendiri bagi Bu Kasno, tiga presiden Negeri ini pernah menikmati hasil olahannya, yakni Soeharto, Abdurrachman Wahid, dan Megawati Soekarnoputri.
Melihat plat-plat mobil yang parkir di sekitarnya, kelihatan pengunjung dari luar kota justru yang mendominasi warung ini. Mereka adalah wisatawan atau karyawan yang sedang mengadakan seminar di Solo. Mereka mendapat informasi adanya warung ini dari hotel atau dijamu relasi. Bagi orang-orang tersebut, menikmati gurihnya gudeg ceker pada dini hari yang dingin dan harus melawan kantuk boleh jadi merupakan sensasi tersendiri yang tak bakal ditemui di kota-kota lain.
Salah satu pengunjung, Prasetyo, seorang karyawan bank yang datang berombongan mengatakan ia menjamu rekan-rekan dari kantor pusat yang sedang melakukan survey di Solo. "Mereka minta ditraktir makan yang spesial di Solo, ya akhirnya saya ajak ke sini," ujar lelaki 30-an tahun yang mengatakan semula rekan-rekannya malas diajak keluar pada dini hari yang dingin itu. "Tapi akhirnya semua puas," ujarnya lagi.
Tak hanya dinikmati orang-orang di Indonesia, guded ceker Bu Kasno sempat melanglang ke luar Negeri. Ceritanya, salah satu anaknya yang menempuh pendirikan S2 di Prancis membawa sang ibu ke Negara itu untuk memasak gudeg ceker buat teman-temannya.
Itulah gudeg ceker, meski hanya kaki lima di trotoar, masakan ini telah menghidupi Bu Kasno dan keluarganya. Sejak ditinggal berpulang suaminya tahun 1980, Bu Kasno menghidupi dan menyekolahkan lima anaknya sampai jenjang sarjana dari usaha ini. Ia menolak menjawab berapa omset per harinya. "Yang penting bisa untuk sekolah anak-anak," jawabnya. Meski demikian kita bisa meraba berapa omset harian warung ini karena setiap hari Bu Kasno menghabiskan sekitar 1000 ceker ayam, 30 ekor ayam potong, dan 15 kg telur. Pada hari-hari libur jumlahnya lebih besar lagi karena pengunjung pun bertambah banyak.
Dengan membayar Rp10.000, pengunjung bisa menikmati gurihnya sepiring gudeg, 10 buah ceker, dan segelas teh panas manis. Tapi ingat, jangan datang lebih dari jam 03.00 pagi karena bisa-bisa Anda kehabisan ceker yang terkenal itu. Mending datang lebih awal, karena sepiring gudeg dengan cekernya yang terkenal itu akan membuat Anda puas.
GUDEG CEKER MARGOYUDAN
Jl. Wolter Mongonsidi, Margoyudan, Solo.
Jam buka: 01.30 - 03.00.
Kapasitas tempat duduk: 30 orang.
Kisaran harga: Rp7.000 - Rp10.000 per porsi.