Sariawan memang bukan penyakit mematikan. Namun, kalau penyakit ini hinggap di mulut, kita jadi sengsara. Untuk mengusirnya, bisa minta bantuan beberapa jenis tanaman yang mudah ditemukan di sekitar kita.
Mulut terasa nyeri, tak nyaman, dan di dalamnya muncul luka-luka menganga. Kalau kondisinya sudah begini, makan jadi tak enak, bicara pun jadi setengah 'pelo'. Itulah akibat ulah seriawan.
Lebih celaka lagi, bila penyakit rongga di mulut ini menimbulkan komplikasi berupa selulitis (radang sel) mulut akibat infeksi bakteri sekunder seriawan, infeksi dental (abses gigi), kanker mulut.
Gejala yang muncul akibat seriawan (atau sering juga disebut sariawan) sebenarnya bisa saja dicegah dengan menjaga kesehatan mulut. Kalau sudah kena, biasanya dilakukan pengobatan dengan preparat antihistamin, antacids, kortikosteroid, atau preparat penyejuk lainnya. Selain itu, juga hindari makanan panas dan pedas yang sering menambah nyeri "borok" di mulut tadi.
Daya bunuhnya 5 kali lipat
Dalam ilmu pengobatan tradisional atau alami, dikenal beberapa jenis tanaman yang sering disebut-sebut mampu menyembuhkan seriawan. Sebut saja daun sirih, daun saga telik, batang buah jambu mete, buah ketimun, dan nira aren.
Tanaman tersebut bisa dijadikan obat tunggal. Bisa pula digabungkan, seperti yang telah digunakan sebagai bahan dasar obat seriawan yang telah dijual bebas. Obat tersebut berbahan dasar daun saga telik, daun sirih, dan kulit kayu manis.
Kalau mau praktis, membeli obat tersebut memang tepat. Namun, seandainya di pekarangan kita tumbuh tanaman-tanaman yang memiliki kemampuan menyembuhkan seriawan, tentu lebih praktis bila membuat sendiri. Tinggal petik, diolah menjadi obat, lalu digunakan. Tak perlu lagi repot-repot tancap gas atau naik angkutan umum.
Sebut saja sekarang di halaman rumah tumbuh tanaman sirih (Piper betle L). Untuk menjadikannya obat, kita bisa mengunyah satu sampai dua lembar daun ini sampai lumat. Hasil lumatan dibiarkan beberapa saat dalam mulut, lalu ampasnya dibuang. Atau, berkumur dengan air godokannya. Kalau mau, airnya boleh ditelan. Dalam sehari bisa dilakukan satu sampai dua kali.
Tanaman yang berasal dari India, Sri Lanka, dan Malaysia ini telah dikenal sejak tahun 600 SM. Pada daunnya yang berbentuk bulat telur melebar, elips melonjong, atau bulat telur melonjong dengan pangkal berbentuk seperti jantung dan ujung meruncing pendek ini, terkandung minyak atsiri yang dapat menguap.
Di antaranya yang terbesar chavicol dan betlephenol. Aroma khas dari daun dan minyak sirih itu gara-gara kandungan chavicol tadi. Senyawa ini memiliki daya antiseptik yang kuat dan daya bunuh bakterinya bisa sampai 5 kali lipat fenol biasa.
Daun berukuran panjang 6 - 17,5 cm dan lebar 3,5 - 10 cm ini juga mengandung allylrocatechol, cineole, caryophyllene, menthone, eugenol, dan methyl ether. Bahkan, ia berisikan vitamin C dan alkaloid arakene yang khasiatnya sama dengan kokain. Beberapa tulisan ilmiah juga menyebutkan, daun sirih mengandung enzim diastase, gula dan tanin. Namun, daun muda mengandung diastase, gula dan minyak atsiri lebih banyak ketimbang yang tua. Sementara, taninnya relatif sama.
Senyawa yang membuat daun sirih mampu meredam seriawan memang belum terlacak. Yang pasti, dalam beberapa buku kuno India dan Yunani, seperti dikutip Darwis S.N., disebutkan daun yang merupakan bahan utama menginang ini memiliki sifat styptic (menahan perdarahan), vulnerary (menyembuhkan luka kulit), stomachic (obat saluran pencernaan), menguatkan gigi, dan membersihkan tenggorokan.
Ada pula yang menyatakan daun sirih selain memiliki kemampuan antiseptik, juga mempunyai kekuatan sebagai antioksidasi dan fungisida. Minyak atsiri dan ekstraknya pun mampu melawan beberapa bakteri gram + dan gram -. Bisa jadi di antara kemampuan itulah yang membuat penyakit seriawan tidak betah bertahan.
Saat ini di samping dijadikan salah satu bahan obat seriawan, daun sirih juga digunakan pada kelompok obat saluran pencernaan, sebagai ekspektoran, dan kelompok obat mulut dan gigi pada umumnya. Khusus penggunaannya dalam kelompok obat mulut dan gigi, bisa jadi merupakan hasil penelitian ilmiah berdasarkan pengalaman empiris masyarakat yang menggunakannya sebagai obat sakit gigi, peradangan atau pembengkakan gusi, abses rongga mulut, obat luka akibat pencabutan gigi, atau sebagai penghilang bau mulut. Tentu saja, termasuk juga sebagai obat seriawan.
Sumber : dechacare