Penggenapan rencana Tuhan dalam hidup setiap kita tergambar dengan jelas melalui Amanat Agung. Amanat Agung bukan sekedar mencetak petobat baru, tetapi mencetak murid (disciple). Kata "disciple" berarti "pelajar". Kata itu juga berarti "orang yang didisiplin". Keduanya berlaku untuk hidup kita di dalam Kristus.
Ketika kita datang kepada Tuhan, kta menjadi murid atau pelajar seumur hidup. Seperti yang tertulis dalam 1 Korintus 2:10, Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. Karena ini adalah sifat Roh, jadi apabila Roh menuntun kita, kita juga akan selalu menyelidiki untuk mengenal Tuhan lebih dalam. Kita akan terdorong untuk mengetahui jalan-jalan-Nya, bukan hanya perbuatan-Nya. Kekristenan sejati dan kedangkalan pengenalan akan Tuhan adalah dua hal yang saling bertentangan.
Kata "disciple" juga berarti "orang yang didisiplin", seperti yang dinyatakan dalam 2 Timotius 1:7, Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban (disiplin). Hanya sedikit orang yang berpikir tentang disiplin sebagai buah Roh atau karunia Roh, tetapi hal itu sangat mendasar bagi sifat Roh yang telah diberikan kepada kita. Jika kita hidup oleh Roh, maka kita akan menjadi orang yang tertib atau disiplin. Ini menunjukkan penguasaan diri terhadap fokus dan tujuan. Itulah sebabnya mengapa "penguasaan diri" tercatat sebagai salah satu buah Roh (Galatia 5:22-24).
Dalam 1 Timotius 4:7-8 kita diberitahu dengan jelas di dalam Firman. Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang. Tidak ada sesuatu yang berarti dapat tercapai tanpa disiplin. Jika kita mau mendisiplin diri dalam Kristus, maka kita akan mampu melakukan berbagai perkara yang mengandung buah yang kekal. Jika kita ingin melakukan sesuatu yang berarti, maka kita harus meraih dan menerapkan kuasa yang besar yang diperoleh melalui disiplin.
Saya diberitahu beberapa kali oleh teman-teman yang mengenal saya sejak kecil bahwa mereka tidak mengerti bagaimana saya bisa melakukan hal-hal yang telah saya lakukan dalam hidup ini. Saya mengerti keheranan mereka. Banyak dari mereka lebih pandai daripada saya, dan lebih berbakat, namun mereka merana dalam pekerjaan-pekerjaan yang mereka benci, sementara saya melakukan hal-hal yang mereka mimpikan. Mengapa? Walaupun saya gagal di sekolah, dan tampak gagal saat itu, namun saat saya lahir baru saya diberi karunia disiplin. Sesuatu mencengkeram saya sedemikian rupa sehingga saya tahu bahwa tidak ada yang lebih penting, atau lebih membahagiakan daripada mengenal Tuhan. Sementara orang lain mencari kesenangan, saya diam di rumah dan belajar selama bertahun-tahun. Bagi mereka, itu seperti sia-sia, tetapi sekarang tampaknya merekalah yang menyia-nyiakan kesempatan mereka untuk melakukan sesuatu yang berarti.
Tidak perduli berapa pun usia Anda, atau berapa lama Anda mungkin telah menyia-nyiakan waktu, belum terlambat untuk berubah. Semua disiplin akan bermanfaat. Disiplin kita di dalam Tuhan akan menghasilkan buah yang kekal. Banyak orang akan mulai menjalankan kehidupan yang sangat berhasil dan bahagia jika saja mereka mengambil waktu yang saat ini mereka gunakan untuk menonton televisi dan sebaliknya menggunakannya di hadapan takhta Allah, berusaha mengenal Dia, memberi diri mereka sendiri untuk melayani-Nya.
Ayat-ayat berikut ini dapat mengubah hidup Anda dari kekalahan dan keputusasaan kepada demonstrasi penuh kuasa dari Kerajaan Allah. Bacalah ayat-ayat tersebut. Renungkanlah. Berdoalah. Taatilah. Ibrani 12:5-11:
Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?
Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.
Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup?
Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.
Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.
Jangan menyia-nyiakan ujian Anda. Ujian itu lebih berharga daripada emas. Seperti dikatakan Tuhan dalam Wahyu 3:19, Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!
Sumber : Rick Joyner - 50 Renungan untuk Membangun Visi Anda