Penganiayaan: Kristiani Mesir Dibakar Hidup-Hidup

Internasional / 12 March 2009

Kalangan Sendiri

Penganiayaan: Kristiani Mesir Dibakar Hidup-Hidup

Tammy Official Writer
5609
Seorang pria muda Kristiani tiba-tiba didatangi dan dibakar oleh seorang pria Muslim di Mesir setelah sebuah rumor beredar bahwa pria Kristiani tersebut memiliki hubungan dengan saudari perempuan dari pria Muslim tersebut.

Yasser Ahmed Qasim menghampiri Sabri Shihata yang berusia 25 tahun dan menyiram bensin pada pria Koptik tersebut dan lalu menyalakan api, demikianlah dilaporkan oleh Voice of The Copts. Pemuda Koptik tersebut mencoba untuk memadamkan api dengan menjatuhkan dirinya di kanal air terdekat, tetapi bakaran api tersebut terlalu hebat dan ia pun berakhir meninggal.

Ayahnya yang berusia 60 tahun, Sabri Shihata, selanjutnya tiba di sebuah rapat desa dimana sekelompok Muslim menikam dia hingga mati. Seorang pelaku dilaporkan menikam ia begitu dalam dan mengeluarkan isi perutnya, menurut Voice of the Copts. Shihata yang tua dibawa ke rumah sakit tetapi biar bagaimanapun berakhir meninggal akibat serangan tersebut.

Kelompok Muslim tersebut juga menyerang saudara lelaki pria Koptik tersebut yang lebih muda, Rami Sabri Shihata yang berusia 22 tahun, mendapatkan luka yang dalam di kepalanya.

Polisi lokal telah menangkap mereka yang terlibat dalam penyerangan tersebut, termasuk Yasser Ahmed Kassem, begitu juga korban Sabri Shihata, yang mendapatkan penjagaan di Dmas Hospital, yang berlokasi di propinsi utara dari Qalubiya, utara Kairo. Para pelaku kejahatan tersebut dikenakan hukuman sehubungan dengan pembunuhan berencana.

Tentara keamanan juga telah mengelilingi rumah korban dan penjagaan ketat telah disebarkan di desa berpenduduk 60.000 orang tersebut.

Christian CoptsBaru-baru ini di Mesir, kekerasan antar kelompok telah meningkat sehubungan dengan hubungan Kristiani-Muslim yang telah menegang karena beralihnya warga menjadi Kristiani dan pemerintah melawan keputusan-keputusan konversi ini.

Lebih jauh lagi, perubahan-perubahan dalam pengaturan hidup juga telah mengkontribusikan meningkatnya ketegangan antara kedua kelompok. Sebelumnya, Kristiani dan Muslim pernah hidup dengan damai di komunitas-komunitas yang bercampur, tetapi akhir-akhir ini kedua kelompok tersebut memelihara kebiasaan untuk hidup berbeda hanya di antara kelompok komunitas keyakinan mereka saja dan telah ada sedikit interaksi antara kedua kelompok.

Mesir memiliki populasi Kristiani terbesar di Timur Tengah dan dengan sebuah perkiraan 10 juta Koptik di Mesir, menjadi 10 persen dari populasi Negara tersebut.

Hubungan renggang tampaknya menjadi salah satu penyebab semakin berkurangnya harmonisasi kerukunan sesama umat di Mesir. Hal seperti ini biarlah tak terjadi di tengah bangsa kita yang berasaskan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Bahwa meskipun banyak perbedaan di tengah bangsa kita termasuk perbedaan keyakinan, tetapi kita dapat satu jua tanpa melihat perbedaan itu.

Sumber : christianpost.com
Halaman :
1

Ikuti Kami